Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
transmitans dibuat berdasarkan satu seri (rangkaian) larutan pada panjang gelombang yang telah ditetapkan. Panjang gelombang paling yang sesuai ditentukan dengan membuat spektrum absorbsi dimana panjang gelombang yang paling sesuai adalah yang menghasilkan absorbansi maksimum. Selanjutnya panjang gelombang ini digunakan untuk pengukuran kuantitatif. Dengan menggunakan panjang gelombang dari absorbansi yang maksimum, maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk hanya akan menyebabkan kesalahan yang kecil dalam pengukuran tersebut. Jika panjang gelombang dipilih dari daerah spektrum di mana ada suatu perubahan yang besar absorbansi dalam daerah (range) panjang gelombang yang sempit, maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk akan menyebabkan kesalahan yang besar dalam pengukuran absorbansi tersebut. Gambar 9.10. Spektrum absorpsi dan kurva standar Pengaruh radiasi polikromatik pada hubungan hukum Beer. Pita A menunjukkan penyimpangan (deviasi) yang kecil selama tidak terjadi perubahan besar pada є sepanjang pita tersebut. Pita B menunjukkan penyimpangan yang jelas karena є mengalami perubahan yang berarti pada daerah tersebut. 9.4.3 Penyimpangan Hukum Beer Jika dalam analisis suatu unsur tidak memenuhi Hukum Beer, maka absorbansi tidak setara dengan konsentrasi. Yaitu : A 1 ≠ C 1 A C 2 2 Untuk mengetahui apakah suatu unsur memenuhi Hukum Beer atau tidak maka perlu ditentukan grafik kalibrasi absorbansi vs konsentrasi. Hukum Beer hanya dapat dipenuhi jika dalam range (cakupan) konsentrasi hasil kalibrasi berupa garis lurus, jadi kita hanya bekerja pada linear range. Seringkali sampel yang dianalisa akan memiliki absorbansi yang lebih tinggi dari pada larutan standar. Jika kita berasumsi bahwa kalibrasi tetap linier pada 61
Gambar 9.11. Kurva standar yang memenuhi hukum Lambert Beer konsentrasi yang lebih tinggi dengan cara yang ramalan kalibrasi yang linier [itu]. Hal ini tidak boleh diilakukan karena bagaimanapun, ketika kita tidak bisa mengetahui apakah hukum Beer masih terpenuhi pada konsentrasi yang lebih tinggi. Jika Hukum Beer tidaklah terpenuhi pada konsentrasi yang lebih tinggi, hasil dari pengukuran akan merupakan suatu kesalahan besar ( ketelitian sangat kecil) Absorbansi Absorbansi Konsentrasi dimana Hukum Beer berlaku Absorbansi terukur Konsentrasi Konsentrasi berdasar pada porsi linear Gambar 9.12. Kurva standar yang tidak memenuhi hukum Lambert Beer Sekalipun standar lebih lanjut disiapkan dan kurva dicoba ke data, ketepatan dari hasil akan sangat lemah dalam kaitan dengan ketidak-pastian di (dalam) membaca konsentrasi dari kurva. 62 Konsentrasi Konsentrasi dimana Hukum Beer tidak berlaku Konsentrasi sebenarnya
- Page 23 and 24: Gambar 3.1. Gambar beberapa alat ge
- Page 25 and 26: dengan basa, maka indikator yang di
- Page 27 and 28: Prinsip : Larutan HCl yang telah di
- Page 29 and 30: Prinsip : Na2CO3 sebagai garam yang
- Page 31 and 32: anyak yang dibutuhkan untuk membent
- Page 33 and 34: - Siapkan larutan NH4SCN 0,1 N deng
- Page 35 and 36: 1. STANDARISASI LARUTAN AgNO3 DENGA
- Page 37 and 38: Cara kerja : - Ambil 10,00 ml larut
- Page 39 and 40: anyak yang dibutuhkan untuk membent
- Page 41 and 42: - Siapkan larutan NH4SCN 0,1 N deng
- Page 43 and 44: 1. STANDARISASI LARUTAN AgNO3 DENGA
- Page 45 and 46: Cara kerja : - Ambil 10,00 ml larut
- Page 47 and 48: Tabel 6.1. Harga konstante kestabil
- Page 49 and 50: BAB VII TITRASI OKSIDASI REDUKSI Ti
- Page 51 and 52: 6 Fe 2+ + Cr2O7 2- + 6H + → 2 Cr
- Page 53 and 54: Endapan CuI yang terbentuk dapat me
- Page 55 and 56: BAB VIII GRAVIMETRI Gravimetri adal
- Page 57 and 58: Tujuan : Menetapkan kadar klorida d
- Page 59 and 60: Penyaringan dan Penimbangan - Tempa
- Page 61 and 62: 8.4. PENENTUAN KALIUM Prinsip : Kal
- Page 63 and 64: BAB IX SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK 9
- Page 65 and 66: Tabel 9.1. Panjang gelombang berbag
- Page 67 and 68: Kenaikan berurutan pada jumlah mole
- Page 69 and 70: transmitans dan absorbansi dihitung
- Page 71 and 72: C C C O H tidak akan terjadi absorb
- Page 73: percobaan yang terlibat dalm persia
- Page 77 and 78: Sebagai contoh, jika 0,1% dari radi
- Page 79 and 80: Gambar 9.15. Kesalahan pembacaan sp
- Page 81 and 82: Gambar 9.18 Bagian-bagian dalam ala
- Page 83 and 84: Gambar 9.19. Sistim dispersi pada m
- Page 85 and 86: (c) Photo multipliers Sangat sensit
- Page 87 and 88: P0 P1 P2 P3 P0 × × × = P1 P2 P3
- Page 89 and 90: Pada λ1 A1 = ax1Cx +ay1 Cy pada λ
- Page 91 and 92: prosedur ini pada panjang gelombang
- Page 93 and 94: sumber cahaya diperoleh kurva spekt
- Page 95 and 96: persentase transmitansi yang dibaca
- Page 97 and 98: (a) Pengenceran Sampel awal Metode
- Page 99 and 100: (b) Penentuan Panjang Gelombang yan
- Page 101 and 102: CATATAN : Spektrum di atas seharusn
- Page 103 and 104: 10.3 Transisi lain yang menhasilkan
- Page 105 and 106: Praktikum SPEKTROMETRI INFRA MERAH
- Page 107 and 108: BAB XI SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATO
- Page 109 and 110: diketahui. Walaupun komponen-kompon
- Page 111 and 112: Gambar 11.4. Lampu katode berongga
- Page 113 and 114: Faktor-faktor Instrumental Apapun j
- Page 115 and 116: G Gambar 11.6. Pemotongan puncak sp
- Page 117 and 118: d. Gangguan ionisasi Jika analit ya
- Page 119 and 120: LOD dari satu intrumentasi dapat be
- Page 121 and 122: Tugas 2 : Memilih panjang gelombang
- Page 123 and 124: Pendahuluan Lebar celah pada penguk
transmitans dibuat berdasarkan satu seri (rangkaian) larutan pada panjang gelombang<br />
yang telah ditetapkan. Panjang gelombang paling yang sesuai ditentukan dengan<br />
membuat spektrum absorbsi dimana panjang gelombang yang paling sesuai adalah<br />
yang menghasilkan absorbansi maksimum. Selanjutnya panjang gelombang ini<br />
digunakan untuk pengukuran kuantitatif.<br />
Dengan menggunakan panjang gelombang dari absorbansi yang maksimum,<br />
maka jika terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk<br />
hanya akan menyebabkan kesalahan yang kecil dalam pengukuran tersebut. Jika<br />
panjang gelombang dipilih dari daerah spektrum di mana ada suatu perubahan yang<br />
besar absorbansi dalam daerah (range) panjang gelombang yang sempit, maka jika<br />
terjadi penyimpangan (deviasi) kecil panjang gelombang dari cahaya masuk akan<br />
menyebabkan kesalahan yang besar dalam pengukuran absorbansi tersebut.<br />
Gambar 9.10. Spektrum absorpsi dan kurva standar<br />
Pengaruh radiasi polikromatik pada hubungan hukum Beer. Pita A<br />
menunjukkan penyimpangan (deviasi) yang kecil selama tidak terjadi perubahan besar<br />
pada є sepanjang pita tersebut. Pita B menunjukkan penyimpangan yang jelas karena<br />
є mengalami perubahan yang berarti pada daerah tersebut.<br />
9.4.3 Penyimpangan Hukum Beer<br />
Jika dalam analisis suatu unsur tidak memenuhi Hukum Beer, maka absorbansi<br />
tidak setara dengan konsentrasi.<br />
Yaitu :<br />
A 1 ≠<br />
C 1<br />
A<br />
C<br />
2<br />
2<br />
Untuk mengetahui apakah suatu unsur memenuhi Hukum Beer atau tidak maka perlu<br />
ditentukan grafik kalibrasi absorbansi vs konsentrasi.<br />
Hukum Beer hanya dapat dipenuhi jika dalam range (cakupan) konsentrasi<br />
hasil kalibrasi berupa garis lurus, jadi kita hanya bekerja pada linear range.<br />
Seringkali sampel yang dianalisa akan memiliki absorbansi yang lebih tinggi<br />
dari pada larutan standar. Jika kita berasumsi bahwa kalibrasi tetap linier pada<br />
61