Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
- Percobaan dilakukan 3 kali.<br />
C. TITRASI LARUTAN SAMPEL DENGAN LARUTAN STANDAR K2Cr2O7<br />
- Larutan tersebut diatas encerkan dengan aquades sampai 50 ml dalam labu<br />
ukur.<br />
- Ambil 10,00 ml larutan tersebut dengan pipet volume, tuangkan ke dalam<br />
erlenmeyer 250 ml.<br />
- Segera tambahkan 100 ml aquades, 5 ml H2SO4 (1:5), 3 ml H3PO4 85% dan 5<br />
tetes indikator difenil amin.<br />
- Larutan dititrasi dengan larutan standar K2Cr2O7 0,1000 N yang telah<br />
disiapkan.<br />
- Percobaan dilakukan 3 kali<br />
- Hitung kadar besi (%) yang ada dalam sampel dengan persamaan :<br />
V K2Cr2O7 x N K2Cr2O7 x BE Fe x FP x 100%<br />
Kadar Fe(%) = _________________________________________<br />
berat sampel (mg)<br />
FP = faktor pengenceran, dalam hal ini 50/10<br />
PENENTUAN KADAR TEMBAGA (Cu) DALAM SAMPEL<br />
BIJIH TEMBAGA SECARA IODOMETRI<br />
Prinsip :<br />
Suatu cara untuk menentukan Cu dalam sampel bijih tembaga dilakukan<br />
dengan cara melarutkan sampel dengan asam nitrat.<br />
3 Cu + 2 NO3 - + 8 H + → 3 Cu 2+ + 2 NO + 4 H2O<br />
Nitrat yang ada dihilangkan dengan asam sulfat, dinetralkan kembali dengan<br />
penambahan amonia, dan diasamkan kembali dengan asam fosfat.<br />
Cu (II) yang terbentuk direaksikan secara kuantitatif (berlebih) dengan ion<br />
iodida (KI).<br />
2 Cu 2+ + 4 I - 2 CuI + I2<br />
Iodin (I2) yang terbentuk dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 dengan<br />
indikator amilum.<br />
2 S2O3 2- + I2 S4O6 2- + 2 I -<br />
39