Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

elearning.smkn1samarinda.com
from elearning.smkn1samarinda.com More from this publisher
10.06.2013 Views

BAB III TITRASI (VOLUMETRI) 3.1. PRINSIP TITRASI Titrasi atau disebut juga volumetri merupakan metode analisis kimia yang cepat, akurat dan banyak digunakan untuk menentukan kadar suatu unsur atau senyawa dalam larutan. Titrasi didasarkan pada suatu reaksi yang digambarkan sebagai : a A + b B hasil reaksi dimana : A adalah penitrasi (titran), B senyawa yang dititrasi, a dan b jumlah mol dari A dan B. Volumetri (titrasi) dilakukan dengan menambahkan (mereaksikan) sejumlah volume tertentu (biasanya dari buret) larutan standar (yang sudah diketahui konsentrasinya dengan pasti) yang diperlukan untuk bereaksi secara sempurna dengan larutan yang belum diketahui konsentrasinya. Untuk mengetahui apakah telah mencapai reaksi yang sempurna, maka digunakan larutan indikator yang ditambahkan ke dalam larutan yang dititrasi. Larutan standar disebut dengan titran. Jika volume larutan standar sudah diketahui dari percobaan maka konsentrasi senyawa di dalam larutan yang belum diketahui dapat dihitung dengan persamaan berikut : V A x N A N B = ____________ V B Dimana : NB = konsentrasi larutan yang belum diketahui konsentrasinya VB = volume larutan yang belum diketahui konsentrasinya NA = konsentrasi larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) VA = volume larutan yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, seperti ; a. Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping. b. Reaksi harus berlangsung secara cepat. c. Reaksi harus kuantitatip d. Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tajam (jelas perubahannya). e. Harus ada indikator, baik langsung atau tidak langsung. 13

Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi dikelompokkan menjadi empat macam titrasi yaitu : a. Titrasi asam basa b. Titrasi pengendapan c. Titrasi kompleksometri d. Titrasi oksidasi reduksi Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah pembuatan larutan standar. Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar bila memenuhi persyaratan sebagai berikut : - mempunyai kemurnian yang tinggi - mempunyai rumus molekul yang pasti - tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang - larutannya harus bersifat stabil - mempunyai berat ekivalen (BE) yang tinggi Suatu larutan yang memenuhi persyaratan tersebut diatas disebut larutan standar primer. Sedang larutan standar sekunder adalah larutan standar yang bila akan digunakan untuk standarisasi harus distandarisasi lebih dahulu dengan larutan standar primer. 3.2. KONSENTRASI LARUTAN Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu sebagai berikut : MOLARITAS (M) : adalah banyak mol zat yang terlarut dalam 1000 ml larutan. NORMALITAS (N) : adalah banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam 1000 ml larutan. MOLALITAS (m) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg pelarut. Berat zat terlarut Persen berat adalah _________________ x 100% Berat larutan Volume zat terlarut Persen volume adalah ___________________ x 100% Volume larutan Normalitas (N) ditentukan oleh banyaknya gram ekivalen zat terlarut dalam 1000 ml larutan. Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai berikut : 14

Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi dikelompokkan menjadi empat<br />

macam titrasi yaitu :<br />

a. Titrasi asam basa<br />

b. Titrasi pengendapan<br />

c. Titrasi kompleksometri<br />

d. Titrasi oksidasi reduksi<br />

Tahap pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan titrasi adalah<br />

pembuatan larutan standar. Suatu larutan dapat digunakan sebagai larutan standar<br />

bila memenuhi persyaratan sebagai berikut :<br />

- mempunyai kemurnian yang tinggi<br />

- mempunyai rumus molekul yang pasti<br />

- tidak bersifat higroskopis dan mudah ditimbang<br />

- larutannya harus bersifat stabil<br />

- mempunyai berat ekivalen (BE) yang tinggi<br />

Suatu larutan yang memenuhi persyaratan tersebut diatas disebut larutan<br />

standar primer. Sedang larutan standar sekunder adalah larutan standar yang bila<br />

akan digunakan untuk standarisasi harus distandarisasi lebih dahulu dengan larutan<br />

standar primer.<br />

3.2. KONSENTRASI LARUTAN<br />

Ada beberapa cara dalam menyatakan konsentrasi suatu larutan, yaitu<br />

sebagai berikut :<br />

MOLARITAS (M) : adalah banyak mol zat yang terlarut dalam 1000 ml larutan.<br />

NORMALITAS (N) : adalah banyaknya gram ekivalen zat yang terlarut dalam 1000<br />

ml larutan.<br />

MOLALITAS (m) : adalah banyaknya mol zat yang terlarut dalam 1000 mg pelarut.<br />

Berat zat terlarut<br />

Persen berat adalah _________________ x 100%<br />

Berat larutan<br />

Volume zat terlarut<br />

Persen volume adalah ___________________ x 100%<br />

Volume larutan<br />

Normalitas (N) ditentukan oleh banyaknya gram ekivalen zat terlarut dalam 1000 ml<br />

larutan. Berat ekivalen (BE) dapat ditentukan berdasarkan jenis reaksi, sebagai<br />

berikut :<br />

14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!