Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf
Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisa karena retensi bersifat karakteristik pada tiap senyawa. Identifikasi puncak dapat diperoleh dengan menggunakan inframerah atau spektrometri masa akan tetapi teknik sering tidak ada atau biaya sangat mahal. 161 161
162 Sampel yang paling sulit dianalisa adalah sampel yang komponenkomponennya benar-benar tidak diketahui. Dalam hal ini konsultasi data retensi terkadang tidaklah cukup. Penambahan Unsur ke dalam Sampel (Spiking) Metode percobaan yang paling mudah untuk identifikasi puncak adalah dengan menambahkan komponen ke dalam sampel dan mencoba untuk mengamati perubahan sebagai respon didalam spiked sampel. (a) Metode mudah (b) tidak mudah jika komponen yang lain mungkin memiliki waktu retensi yang sama. (c) Dapat digunakan untuk menunjukkan ketidakhadiran dari suatu unsur dengan menampakannya pada waktu retensi yang benar-benar berbeda. (d) Kemurnian spike harus diketahui karena ketidakmurnian dapat memberikan petunjuk yang salah. Perbandingan Data Retensi Volume retensi suatu komponen adalah karakteristik sampel dan fase cair. Ini dapat digunakan untuk identifikasi komponen-komponen dalam sampel. Data retensi yang belum terkoreksi biasanya tidak digunakan mengingat volume retensi tergantung pada : (a) Kolom (b) Fase cair (c) Temperatur kolom (d) Kecepatan aliran (e) Jenis gas pembawa (f) Volume mati instrumen (g) Penurunan tekanan across kolom Akan tetapi hal itu dapat digunakan pada sampel yang sudah diketahui informasinya dan tersedia standarisasinya. Kemampuan instrumen dalam menghasilkan data di perlukan dalam operasional isotermal maupun terprogram. Jika semua parameter operasional dapat konstan berulang-ulang maka perbandingan data retensi sampel dapat dibuat terhadap standar. 162
- Page 123 and 124: Pendahuluan Lebar celah pada penguk
- Page 125 and 126: Tugas 7 : Pengaruh pengganggu fosfa
- Page 127 and 128: 2. Mempelajari pengaruh cara adisi
- Page 129 and 130: 116 Pada kromatografi cairan, fasa
- Page 131 and 132: HETP = A + B /µ +(Cg + C1)µ Gamba
- Page 133 and 134: 120 Faktor C : Istilah Transfer res
- Page 135 and 136: Gambar 12.6. Injektor pada kolom ko
- Page 137 and 138: 124 fisik fase diam. Batas bawah di
- Page 139 and 140: Gambar 12.7. Hubungan kecepatan ali
- Page 141 and 142: 128 Effisiensi kolom diukur dengan
- Page 143 and 144: 130 D.7. Ekspresi yang menghubungka
- Page 145 and 146: E. 3. Volume Retensi Netto Volume r
- Page 147 and 148: Untuk kolom yang dioperasikan secar
- Page 149 and 150: 136 (c) Tampilan senyawa A, B, C, D
- Page 151 and 152: 138 Adsorben Fase Diam (a) Karbon B
- Page 153 and 154: Butiran Polimer Berpori Rangkaian b
- Page 155 and 156: 142 a. Bahan Pendukung Padat Fungsi
- Page 157 and 158: Tabel 12.3. Prinsip Intermolecular
- Page 159 and 160: 146 terlarut. Fase kristal cair ban
- Page 161 and 162: STRUKTUR KIMIA FASE CAIR 148 148
- Page 163 and 164: Sensitivitas juga dapat dinyatakan
- Page 165 and 166: 152 (c) Memilih gas pembawa yang me
- Page 167 and 168: H.3.1. Flame Ionization Detector (F
- Page 169 and 170: 156 terionisasi oleh sumber elektro
- Page 171 and 172: Gambar 11.18. Detektor TSD Versi mo
- Page 173: 160 Walaupun F.P.D. utamanya diguna
- Page 177 and 178: 164 Identifikasi dengan Logaritma R
- Page 179 and 180: 166 Kurva integral dihasilkan yakni
- Page 181 and 182: Gambar 12.21. Ilustrasi kromatograf
- Page 183 and 184: High Performance Liquid Chromatogra
- Page 185 and 186: 172 E. Kromatografi Pasangan Ion (I
- Page 187 and 188: 174 Interaksi Ikatan Hidrogen Inter
- Page 189 and 190: 176 Eluotropic. Alkohol dan air mem
- Page 191 and 192: 178 178
- Page 193 and 194: I. Tutorial : Kromatografi Cair 1.
- Page 195 and 196: 182 Prosedur : (1) Nyalakan Flame I
- Page 197 and 198: 184 Injeksikan campuran tersebut pa
- Page 199 and 200: Tugas 6 Analisa Kualitatif : Sistem
- Page 201 and 202: Praktikum Kromatografi Gas Praktiku
- Page 203 and 204: Range : 1 K Integrator - ATT 2 : 6
- Page 205 and 206: 192 (ii) Set up injektor pada split
- Page 207 and 208: Praktikum 4 : Kromatografi Cair Kin
- Page 209 and 210: B. Studi Kromatografi Dua sampel ya
- Page 211 and 212: (v) 25 mg NO L - 3 dan 250 mg SO L
- Page 213 and 214: PROSEDUR OPERASIONAL UNTUK KROMATOG
- Page 215 and 216: Kromatogram Diferensial Pendahuluan
- Page 217 and 218: (v) Faktor kapasitas k’ t' k' = t
- Page 219: BAHAN BACAAN BASSET, et al. (ed.).
162<br />
Sampel yang paling sulit dianalisa adalah sampel yang komponenkomponennya<br />
benar-benar tidak diketahui. Dalam hal ini konsultasi data retensi<br />
terkadang tidaklah cukup.<br />
Penambahan Unsur ke dalam Sampel (Spiking)<br />
Metode percobaan yang paling mudah untuk identifikasi puncak adalah dengan<br />
menambahkan komponen ke dalam sampel dan mencoba untuk mengamati<br />
perubahan sebagai respon didalam spiked sampel.<br />
(a) Metode mudah<br />
(b) tidak mudah jika komponen yang lain mungkin memiliki waktu retensi yang sama.<br />
(c) Dapat digunakan untuk menunjukkan ketidakhadiran dari suatu unsur dengan<br />
menampakannya pada waktu retensi yang benar-benar berbeda.<br />
(d) Kemurnian spike harus diketahui karena ketidakmurnian dapat memberikan<br />
petunjuk yang salah.<br />
Perbandingan Data Retensi<br />
Volume retensi suatu komponen adalah karakteristik sampel dan fase cair. Ini<br />
dapat digunakan untuk identifikasi komponen-komponen dalam sampel. Data retensi<br />
yang belum terkoreksi biasanya tidak digunakan mengingat volume retensi tergantung<br />
pada :<br />
(a) Kolom<br />
(b) Fase cair<br />
(c) Temperatur kolom<br />
(d) Kecepatan aliran<br />
(e) Jenis gas pembawa<br />
(f) Volume mati instrumen<br />
(g) Penurunan tekanan across kolom<br />
Akan tetapi hal itu dapat digunakan pada sampel yang sudah diketahui<br />
informasinya dan tersedia standarisasinya. Kemampuan instrumen dalam<br />
menghasilkan data di perlukan dalam operasional isotermal maupun terprogram. Jika<br />
semua parameter operasional dapat konstan berulang-ulang maka perbandingan data<br />
retensi sampel dapat dibuat terhadap standar.<br />
162