Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

elearning.smkn1samarinda.com
from elearning.smkn1samarinda.com More from this publisher
10.06.2013 Views

159 (d) Dibandingkan dengan Flame Ionization Detector, T.S.D. 50 kali lebih sensitif untuk senyawa nitrogen 500 kali lebih sensitif untuk phosphorus. Dibandingkan dengan Flame Photometric Detector, T.S.D. kira-kira 100 kali lebih sensitif. Linear Range Detektor PID mempunyai linear range 10 7 berkembang dari 2 pg sampai 30 ug. H.3.2. Flame Photometric Detector Flame Photometric Detector dapat melakukan pengukuran yang sensitif dan selektif terhadap senyawa yang mengandung sulphur atau phosphorus. Jenis S2* dan jenis HPO* yang dibentuk dalam pengurangan karakteristik bakar Chemiluminescene emision, bisa di ukur dari jenis ini, dengan photomultiplier tube. Filter optik dapat diganti dalam detektor untuk memperlihatkan cahaya 394 nm yang dihasilkan dari sulphur atau 526 nm untuk cahaya dari phosphorus. Kolom effluen dicampur dengan oksigen dan dimasukkan dalam kelebihan hidrogen. (dalam beberapa desain, digunakan udara sebagi pengganti oksigena0 yang mana memerlukan optimisasi. Gambar 11.20. Flame Photometric Detector 159

160 Walaupun F.P.D. utamanya digunakan untuk P dan S, telah ditunjukkan bahwa dengan mengganti kondisi pembakaran, F.P.D. dapat memberi respon terhadap nitrogen, halogen, boron, chromium, solenium, tellurium, dan germanium. Respon terhadap phosphorus telah ditemukan linier diatas dynamin range 10 3 . Respon terhadap sulphur telah ditemukan menjadi fungsi yang kompleks dari jenis IS2 = A [S] n dimana : IS2 adalah respon spontan (instan) [S] = konsentrasi senyawa belerang yang masuk ke detektor A dan n adalah konstan, harga n 1,5 hingga 2 tergantung pada senyawa. Nilai n dapat ditentukan dengan mengekstrapolasikan pada grafik hubungan Log (respon) vs log (masa belerang yang diinjeksikan). Dimana kemiringan sama dengan n. Quenching dapat terjadi Pengurangan respon terhadap belerang dapat terjadi bila komponen organik senyawa yang mengandung non-sulphur ikut larut bersama belerang. Pengaruh yang tidak dapat diperkirakan ini bermacam-macam baik level belerang maupun quenching agent. Response terhadap belerang dapat benar-benar tertekan. F.P.D sangat baik untuk trace gas belerang, pestisida dan sampel petroleum. Telah ditunjukkan potensi yang lebih besar dengan GC kapiler dimana komponen-komponen terpisah secara efektif dan detektor memiliki volume mati yang rendah. I. ANALISIS DENGAN KROMATOGRAFI GAS I.1. Analisa Kualitatif Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang dapat menghasilkan identifikasi kualitatif. Bagaimanapun juga seorang analis harus dapat memastikan bahwa hasil yang diperoleh adalah benar seperti yang dtunjukkan oleh contoh di bawah. 160

160<br />

Walaupun F.P.D. utamanya digunakan untuk P dan S, telah ditunjukkan<br />

bahwa dengan mengganti kondisi pembakaran, F.P.D. dapat memberi respon<br />

terhadap nitrogen, halogen, boron, chromium, solenium, tellurium, dan germanium.<br />

Respon terhadap phosphorus telah ditemukan linier diatas dynamin range 10 3 .<br />

Respon terhadap sulphur telah ditemukan menjadi fungsi yang kompleks dari jenis<br />

IS2 = A [S] n<br />

dimana : IS2 adalah respon spontan (instan)<br />

[S] = konsentrasi senyawa belerang yang masuk ke detektor<br />

A dan n adalah konstan, harga n 1,5 hingga 2 tergantung pada senyawa.<br />

Nilai n dapat ditentukan dengan mengekstrapolasikan pada grafik hubungan Log<br />

(respon) vs log (masa belerang yang diinjeksikan). Dimana kemiringan sama dengan<br />

n.<br />

Quenching dapat terjadi<br />

Pengurangan respon terhadap belerang dapat terjadi bila komponen organik<br />

senyawa yang mengandung non-sulphur ikut larut bersama belerang. Pengaruh yang<br />

tidak dapat diperkirakan ini bermacam-macam baik level belerang maupun quenching<br />

agent. Response terhadap belerang dapat benar-benar tertekan. F.P.D sangat baik<br />

untuk trace gas belerang, pestisida dan sampel petroleum. Telah ditunjukkan potensi<br />

yang lebih besar dengan GC kapiler dimana komponen-komponen terpisah secara<br />

efektif dan detektor memiliki volume mati yang rendah.<br />

I. ANALISIS DENGAN KROMATOGRAFI GAS<br />

I.1. Analisa Kualitatif<br />

Kromatografi gas merupakan teknik pemisahan yang dapat menghasilkan<br />

identifikasi kualitatif. Bagaimanapun juga seorang analis harus dapat memastikan<br />

bahwa hasil yang diperoleh adalah benar seperti yang dtunjukkan oleh contoh di<br />

bawah.<br />

160

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!