Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

elearning.smkn1samarinda.com
from elearning.smkn1samarinda.com More from this publisher
10.06.2013 Views

131 Laju aliran Fc ini yang normalnya ada ke atmosfer diberikan oleh persamaan T Fc= Fm× T a ⎡P -P × ⎢ ⎣ P H O c 2 dimana : Fc = Aliran gas Fm = aliran yang terukur P = tekanan pada akhir kolom P H2O = Tekanan uap air T c = Temperatur kolom dalam o K = Temperatur ruangan dalam o K T a ⎤ ⎥ ⎦ Hubungan antara volume retensi dan waktu retensi yang diikuti oleh persamaan tersebut maka : Volume gas yang terhambat Vm = Tm Fc Volume retensi yang disesuaikan V’ R = VR – VM = Fc (tR –tM) E. 2. Koreksi untuk Tekanan dalam Kolom Dalam sistem yang mengalir dimana fluida adalah kepadatan tekanan yang dimampatkan dan kecepatannya akan berbeda pada tiap-tiap titik pada kolom. Aliran gas pembawa jika diukur pada bagian akhir kolom, nilainya harus disesuaikan dengan tekanan rata-rata dalam kolom dengan mengaplikasikan faktor kompresibilitas, j : = 3 2 ⎡ ⎢ ⎢ ⎢⎣ ( ) ( ) ⎥ ⎥⎥ 2 Pi − 1⎤ Po Pi − 1 j 3 Po ⎦ Dimana : Pi dan Po adalah masukan absolut (i) dan tekanan keluaran (o) dari gas pembawa. Demikian juga untuk kecepatan gas harus di sesuaikan pada kondisi rata-rata. Gabungan dari compresibility menaikan volume retensi terkoreksi Vo : V = j t R Fc= 0 R j V R 131

E. 3. Volume Retensi Netto Volume retensi netto adalah di dapat dari volume retensi disesuaikan VN = (V o R – V o m) = jFc ( tR – tm) E.4. Volume Retensi Spesifik Vg Volume retensi spesifik Vg adalah hubungan dasar antara kromatografi gas dan pertimbangan efek daro temperatur dan berat fase diam pada volume netto VN. Jumlah ini tidak tergantung pada peralatan dan merupakan volume retensi terkoreksi pada 0 o C per gram fase diam. V N 273 Vg W * T ∗ = L dimana : WL = berat fase diam (cair) T = temperatur absolut gas pembawa dalam o K VN = volume retensi nett E.5. Hubungan antara Vg dan Faktor Kapasitas k’ berat bahan terl arut (analit) fase diam Faktor kapasitas k' = berat bahan terl arut (analit) fase gerak = ( t tm) k'tm= R − j Fc tm k' Vg ≥ × W L t R − tm tm 273 T E.6. Volume Retensi Spesifik dan konstanta partisi, K V V g g V g 0 VM 273 0 = × VM dan VM adalah identik W T L KVs = × 273 W K = × ρ s 273 T ρ s = W V 132 L S 132

E. 3. Volume Retensi Netto<br />

Volume retensi netto adalah di dapat dari volume retensi disesuaikan<br />

VN = (V o R – V o m)<br />

= jFc ( tR – tm)<br />

E.4. Volume Retensi Spesifik Vg<br />

Volume retensi spesifik Vg adalah hubungan dasar antara kromatografi<br />

gas dan pertimbangan efek daro temperatur dan berat fase diam pada volume<br />

netto VN. Jumlah ini tidak tergantung pada peralatan dan merupakan volume<br />

retensi terkoreksi pada 0 o C per gram fase diam.<br />

V N 273<br />

Vg<br />

W * T<br />

∗<br />

=<br />

L<br />

dimana : WL = berat fase diam (cair)<br />

T = temperatur absolut gas pembawa dalam o K<br />

VN = volume retensi nett<br />

E.5. Hubungan antara Vg dan Faktor Kapasitas k’<br />

berat bahan terl arut (analit) fase diam<br />

Faktor kapasitas k' =<br />

berat bahan terl arut (analit) fase gerak<br />

=<br />

( t tm)<br />

k'tm= R −<br />

j Fc tm k'<br />

Vg ≥ ×<br />

W<br />

L<br />

t R − tm<br />

tm<br />

273<br />

T<br />

E.6. Volume Retensi Spesifik dan konstanta partisi, K<br />

V<br />

V<br />

g<br />

g<br />

V g<br />

0<br />

VM<br />

273<br />

0<br />

= ×<br />

VM dan VM<br />

adalah identik<br />

W T<br />

L<br />

KVs<br />

= × 273<br />

W<br />

K<br />

= ×<br />

ρ s<br />

273<br />

T<br />

ρ<br />

s =<br />

W<br />

V<br />

132<br />

L<br />

S<br />

132

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!