Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf Kimia Analitik Adam Wiryawan.pdf

elearning.smkn1samarinda.com
from elearning.smkn1samarinda.com More from this publisher
10.06.2013 Views

sumber cahaya yaitu lampu katode berongga, kita mengamati serapan atom dalam nyala, absorpsi dari spesies molekuler dan hamburan dari partikulat. Hamburan partikulat ini dikenal sebagai absorpsi non-spesifik dan merupakan masalah khusus yang terjadi pada panjang gelombang lebih pendek dan dapat menyebabkan kesalahan positif. Jika menggunakan sumber cahaya kontinyu (misal: deuterium atau lampu katode berongga hidrogen), jumlah serapan atom yang diamati dapat diabaikan, tetapi jumlah yang sama dari absorpsi non-spesifik dapat diketahui. Kemudian, jika sinyal yang diamati dengan sumber cahaya kontinyu dikurangi dengan sinyal yang diamati dengan sumber cahaya tunggal, maka kesalahan dapat dihindari. Koreksi ”background” juga dapat meningkatkan ketelitian karena faktor-faktor yang dapat meningkatkan absorpsi non-spesifik menjadi tidak reprodusibel. Faktor-Faktor Percobaan (a) Pengaruh arus lampu katode berongga Arus rendah lebih direkomendasikan untuk digunakan. Sebenarnya, semakin tinggi arus listrik akan meningkatkan intensitas berkas cahaya, akan tetapi karena SSA merupakan suatu teknik perbandingan, maka peningkatan intensitas tidak dapat meningkatkan sensitivitas. Penggunaan arus yang tinggi pada lampu katode berongga justru akan mengurangi masa pakai lampu tersebut. Pengaruh yang paling penting jika arus lampu ditinggikan adalah ketika menganalisa logam-logam yang lebib volatil misalnya seng (Zn), dimana ”self absorpsion” dapat diamati. Peningkatan arus dapat menyebabkan 2 hal yaitu: (1) Garis emisi akan melebar yang disebabkan oleh efek Doppler pada temperatur tinggi (2) Sejumlah besar atom-atom tidak dihamburkan keluar dari lampu katode tetapi proporsi atom dalam keadaan dasar meningkat. Sebagai hasilnya, atom-atom dalam keadaan dasar yang terdapat di dalam lampu katode menyerap banyak radiasi pita resonansi; karena atom-atom dalam keadaan dasar lebih dingin, atom-atom tersebut akan menyerap radiasi pada daerah yang lebih sempit sehingga pusat dari puncak emisi akan terabsorpsi sebagaimana terlihat pada Gambar 11.6. Meskipun intensitas lampu meningkat akan tetapi intensitas dalam daerah panjang gelombang yang dapat di serap oleh atom-atom pada keadaan dasar di dalam nyala akan menurun. Garis emisi yang melebar akan berperan sebagai cahaya nyasar (stray light) yang mengakibatkan penurunan sensitivitas dan ketidaklinearan kurva kalibrasi. (b) Pengaruh lebar celah Biasanya pemilihan lebar celah bukanlah suatu hal yang kritis karena lebar pita spektra tidak jauh lebih kecil daripada kapabilitas monokromator. Hal ini karena garis emisi atom bisanya terpisah sangat baik satu sama lainnya sehingga lebar celah masih dapat mengisolasi garis resonansi dengan mudah. 101

G Gambar 11.6. Pemotongan puncak spektra Akan tetapi, beberapa logam memiliki garis emisi yang sangat berdekatan terhadap garis resonansi analitik yang dapat menyebabkan radiasi tidak diserap atau terserap sebagian kecil saja oleh atom-atom pada keadaan dasar di dalam nyala, di mana atom-atom tersebut mungkin berada pada garis emisi yang lebih tinggi, atau garis emisi gas pengisi. Pada kondisi seperti ini, kemampuan celah keluar (exit slit) untuk mengisolasi garis resonansi merupakan hal yang sangat penting. Gambar 11.7 menunjukkan spektra emisi di sekitar garis resonansi Cu dan Fe. Lebar celah tidak akan berpengaruh ketika menganalisa Cu, akan tetapi celah yang lebih sempit diperlukan jika mengalisa Fe. Jika celah memperbolehkan garis-garis non resonansi menuju detektor, maka garis-garis yang lain tidak akan diserap dan berperan sebagai garis yang nyasar yang menyebabkan ketidaklinearan kurva kalibrasi dan sensivitas yang rendah. Gambar 11.7. Spektra emisi di sekitar garis resonansi Cu (kiri) dan Fe (kanan) 102

G<br />

Gambar 11.6. Pemotongan puncak spektra<br />

Akan tetapi, beberapa logam memiliki garis emisi yang sangat berdekatan<br />

terhadap garis resonansi analitik yang dapat menyebabkan radiasi tidak diserap<br />

atau terserap sebagian kecil saja oleh atom-atom pada keadaan dasar di dalam<br />

nyala, di mana atom-atom tersebut mungkin berada pada garis emisi yang lebih<br />

tinggi, atau garis emisi gas pengisi. Pada kondisi seperti ini, kemampuan celah<br />

keluar (exit slit) untuk mengisolasi garis resonansi merupakan hal yang sangat<br />

penting.<br />

Gambar 11.7 menunjukkan spektra emisi di sekitar garis resonansi Cu dan Fe.<br />

Lebar celah tidak akan berpengaruh ketika menganalisa Cu, akan tetapi celah yang<br />

lebih sempit diperlukan jika mengalisa Fe. Jika celah memperbolehkan garis-garis<br />

non resonansi menuju detektor, maka garis-garis yang lain tidak akan diserap dan<br />

berperan sebagai garis yang nyasar yang menyebabkan ketidaklinearan kurva<br />

kalibrasi dan sensivitas yang rendah.<br />

Gambar 11.7. Spektra emisi di sekitar garis resonansi Cu (kiri) dan Fe (kanan)<br />

102

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!