Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
- Penghilangan serisin Pemintalan dengan mesin Reeling dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu : Cara Itali atau cara tavelle, dimana sekelompok filamen kokon dipersatukan dan dililitkan satu sama lain (untuk mendapatkan benang yang rata dan daya lekat yang tinggi antar filamenfilamennya). Cara ini banyak digunakan di Indonesia. Keterangan : 1. Pemanas 2. Filamen kokon Gambar 5.15 Skema Reeling Sutera 55 Cara Perancis atau cara Chambron dimana dua kelompok filamen kokon dililitkan satu sama yang lain. Kemudian lilitan tersebut dipisahkan kembali untuk digulung pada dua kincir yang terpisah. Untuk jelasnya dibawah ini digambarkan salah satu contoh mesin Reeling Sutera. 3. Kokon yang siap untuk disuapkan 4. Kokon yang serat-seratnya belum terurai
56 5. Larutan kimiawai sebagai pelunak 6. Pengantar porselin 7. Persilangan filmen 8. Mata pengantar traverse 9. Kincir atau haspel 10. Tangan kincir angin dapat ditekuk 11. Drum 12. Ujung batang peluncur 5.9.5 Limbah Sutera Limbah sutera terdiri dari : Limbah yang terjadi pada saat pengerjaan pada mesin reeling. Bagian dalam kokon yang tidak berguna. Limbah kokon cacat yang filamennya terputus. Limbah yang terjadi pada saat pengerjaan penggintiran pada mesin gintir. Limbah sutera tersebut diatas kemudian dipak dan dikirimkan ke Pabrik Pemintalan dalam bentuk bal. Sebelum dikerjakan, limbah ini terlebih dahulu dibersihkan dan dimasak (degumming) yang dapat dilakukan dengan dua cara/proses, seperti : Proses Inggris, yaitu dengan memasak atau merebusnya dalam larutan sabun. Larutan ini melarutkan serisin dan menghasilkan filamen halus. Proses kontinental, yaitu dengan menggunakan teknik fermentasi pada mana ± 20% dari serisinnya masih terkandung dalam bahan sutera tersebut. Bahan sutera yang telah mengalami pemasakan selanjutnya dikerjakan dengan mesin-mesin yang sama seperti, pada proses pengerjaan wol dan seratserat staple lainnya. Serat-serat mengalami pengerjaan pembukaan, penguraian dan peregangan serta penyisiran. Kemudian disuapkan pada mesin Roving dan mesin Ring Spinning serta Twisting. Hasil benangnya disebut Spun Silk. 5.10 Pembuatan Benang Sintetik Serat buatan mula-mula dibuat dengan jalan percobaan (di Eropa pada tahun 1857). Produksi secara komersil dimulai pada tahun 1910 (di Amerika). Jenis serat buatan diantaranya : rayon, asetat, poliester, acrilat dan lain-lain. 5.10.1 Pengolahan Serat Buatan Proses pemintalan serat buatan atau serat sintetis dikenal dalam tiga cara, yaitu : Pemintalan basah (wet spinning).
- Page 40 and 41: 6 2.3 Jenis Kapas Dilihat dari panj
- Page 42 and 43: 8 Fraksi Serat Kapas di atas Beludr
- Page 44 and 45: 10 penampang yang tertentu, jumlah
- Page 46 and 47: 12 BAB III BENANG Benang adalah sus
- Page 48 and 49: 14 tetapi ada juga yang berasal dar
- Page 50 and 51: 16 Benang lusi ialah benang untuk l
- Page 52 and 53: 18 kekuatan benang, baik untuk bena
- Page 54 and 55: 20 makin tinggi nomornya. Penomeran
- Page 56 and 57: 22 pound. Berapa Ne 2 nya ? Jawab :
- Page 58 and 59: 24 benangnya makin rendah nomornya,
- Page 60: 26 memperoleh efek-efek lainnya. Ko
- Page 63 and 64: 28 Besi pelepas atau gunting pemoto
- Page 65 and 66: 30 Dalam pelaksanaannya blending da
- Page 67 and 68: produksi dan mengurangi putus benan
- Page 69 and 70: 34 Sistem ini digunakan untuk memin
- Page 71 and 72: 36 pemintalan ini akan diuraikan pa
- Page 73 and 74: 38 Indonesia. Urutan proses dapat d
- Page 75 and 76: 40 untuk keperluan kain rajut, bena
- Page 77 and 78: 42 Keterangan : A. Benang gintir da
- Page 79 and 80: 44 - Garnett Machine Proses ini ber
- Page 81 and 82: 46 Bertujuan agar serat-serat yang
- Page 83 and 84: 48 roving yang diolah. Jenis mesin
- Page 85 and 86: 50 - Persentase mulur rami hampir s
- Page 87 and 88: 52 Spreading Peminyakan Carding Set
- Page 89: 54 pada bagian penyortiran yang mel
- Page 93 and 94: 58 Saling berkaitan dengan antihan
- Page 95 and 96: 60 Sistem konventional, umumnya di
- Page 97 and 98: 62 5.12 Proses di Mesin Blowing Gam
- Page 99 and 100: 64 serat kapas (1), yang akan diter
- Page 101 and 102: 66 Pada dasarnya harus dijaga supay
- Page 103 and 104: 68 mengakibatkan kerusakan pada ser
- Page 105 and 106: 70 Keterangan : 1. Batang saringan
- Page 107 and 108: 72 Keterangan : 1. Batang saringan
- Page 109 and 110: 74 5.12.7.1 Proses di Mesin Scutche
- Page 111 and 112: 76 berputar lebih lambat. Perputara
- Page 113 and 114: 78 Tabel 5.2 Hubungan Antara Tebal
- Page 115 and 116: 80 Gambar 5.37 Bagian Penyuapan Mes
- Page 117 and 118: 82 kecil dari gaya centrifugal koto
- Page 119 and 120: 84 Maka jumlah tekanan yang diberik
- Page 121 and 122: 86 penggulung per cm kapas = 1062 ,
- Page 123 and 124: 88 5.12.9.4 Pengujian Persen Limbah
- Page 125 and 126: 90 Keterangan : puli A = Ø 5 inch
- Page 127 and 128: 92 5.12.10.3 Perhitungan Regangan R
- Page 129 and 130: 94 RM = 1 . . diameter rol penggul
- Page 131 and 132: 96 5.12.11 Perhitungan Produksi Pro
- Page 133 and 134: 98 6. Pembersihan dan pelumasan bea
- Page 135 and 136: 100 Keterangan : 1. Gulungan lap 2.
- Page 137 and 138: 102 Gambar 5.47 Lap Cadangan 5.13.1
- Page 139 and 140: 104 melengkung untuk menahan kemung
- Penghilangan serisin<br />
Pemintalan dengan mesin<br />
Reeling dapat dilakukan dalam<br />
dua cara, yaitu :<br />
Cara Itali atau cara tavelle,<br />
dimana sekelompok filamen<br />
kokon dipersatukan <strong>dan</strong><br />
dililitkan satu sama lain<br />
(untuk mendapatkan <strong>benang</strong><br />
yang rata <strong>dan</strong> daya lekat<br />
yang tinggi antar filamenfilamennya).<br />
Cara ini banyak<br />
digunakan di Indonesia.<br />
Keterangan :<br />
1. Pemanas<br />
2. Filamen kokon<br />
Gambar 5.15<br />
Skema Reeling Sutera<br />
55<br />
Cara Perancis atau cara<br />
Chambron dimana dua<br />
kelompok filamen kokon<br />
dililitkan satu sama yang<br />
lain. Kemudian lilitan<br />
tersebut dipisahkan kembali<br />
untuk digulung pada dua<br />
kincir yang terpisah.<br />
Untuk jelasnya dibawah ini<br />
digambarkan salah satu contoh<br />
mesin Reeling Sutera.<br />
3. Kokon yang siap untuk<br />
disuapkan<br />
4. Kokon yang serat-seratnya<br />
belum terurai