Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Sebagaimana telah diuraikan dimuka bahwa setiap putaran dari eksentrik satu kali menyebabkan ring rail bergerak naik dan turun satu kali, yang disebut satu traverse dan gerakan ini disebut gerakan printer. Setelah ring rail bergerak naik dan turun satu kali, maka kedudukan ring rail akan naik satu diameter benang dan gerakan ini disebut gerakan sekunder. Kalau panjang rantai B tetap, maka setiap putaran eksentrik (1) akan mengakibatkan gerakan naik turun dari ring rail juga tetap. Tetapi apabila rantai B diturunkan sedikit, maka hal ini menyebabkan ring rail juga naik sedikit. Turunnya rantai (B) sedikit tersebut disebabkan karena berputarnya rol (C) sesuai arah anak panah. Rol C berputar karena diputar oleh roda gigi rachet (3) seperti pada gambar 5.216. Pada gambar 5.217 terlihat rol (c) adalah penggulung dari rantai (B) yang Gambar 5.217 Ring Rail 279 terdapat pada ujung batang (2), sehingga pada waktu eksentrik berputar batang (2) terbawa naik turun pula. Pen (5) dipasangkan mati pada rangka mesin, jadi tidak turun karena gerakan naik turun dari batang (2). Pada waktu batang (2) bergerak naik maka pal (4) kedudukannya tergeser ke kanan karena pen (5) diam di tempat, dan pada waktu batang (2) turun pal (4) akan mendorong maju roda gigi rachet (3). Banyak sedkitnya gigi rachet yang didorong akan mempengaruhi perputaran rahet, yang juga mempunyai putaran rol (C) yang mengggulung rantai (B). Dengan tergulungnya rantai B sedikit dari sedikit setiap gerakan naik turun dari batang (2), maka rantai B akan menjadi semakin pendek. Karena kedudukannya tetap dalam batang (2) maka rol (D) akan
280 terputar ke kiri oleh rantai (B) yang semakin pendek. Dengan demikian rantai (7) juga tertarik ke kiri oleh rol (B) yang terputar oleh rol (D). Jadi kedudukan rantai (7) makin lama makin bergeser ke kiri, dan peralatan (8) semakin condong ke kiri. Hal ini akan menarik batang (9) ke kiri dan (10a) bergerak ke kiri pula yang akibatnya (10b) bertambah naik yang diikuti dengan naiknya stang ring rail (11) beserta ring railnya (12). Untuk membentuk gulungan benang pada bobin di mesin ring spnning terbagi dalam tahap yaitu : 1. Pembentukan gulungan benang pada pangkal bobin 2. Pembentukan gulungan benang setelah gulungan pangkal bobin Gambar 5.218 Cam Screw dan Gulungan Benang pada Pangkal Bobin Pembentukan Gulungan Benang pada Pangkal Bobin Kalau pada gambar 5.218 cam screw tidak dipasang pada rol D, maka waktu rol C turun sebentar a cm, rol D juga akan berputar oleh rantai (8) sebesar busur yang sama dengan a cm. Kalau sekarang pada rol D dipasang cam screw (6) dan rantai (8) juga dipasang melalui cam screw terus ke rol C, maka pada waktu rol C turun sebesar a cm, maka rol D tidak akan berputar sebesar busur yang lebih kecil dari a cm, tetapi mengulurnya rantai (8) sebesar a cm, hal ini terjadi karena rantai (8) dilalukan cam screw, sehingga dengan demikian walaupun rol C turun sebesar a cm, rol D akan berputar sedikit dan hal ini akan menyebabkan naiknya ring rail juga sedikit. Karena rol C selalu menggulung rantai (8) untuk setiap gerakan
- Page 263 and 264: 228 tertentu, misalnya satu minggu.
- Page 265 and 266: 230 Prinsip bekerjanya mesin Ring S
- Page 267 and 268: 232 untuk digulung pada bobin. Kare
- Page 269 and 270: 234 Nama-nama peralatan penting dar
- Page 271 and 272: 236 secara pasip karena adanya gese
- Page 273 and 274: 238 5.19.2.5 Pembebanan pada Rol At
- Page 275 and 276: 240 Gambar 5.182 Skema Bagian Pengg
- Page 277 and 278: 242 5.19.3.7 Tin Roll Gambar 5.189
- Page 279 and 280: 244 Gambar 5.190 Hubungan antara TP
- Page 281 and 282: 246 Keterangan : 1. Eksentrik 2. ba
- Page 283 and 284: 248 (2), maka rantai B akan menjadi
- Page 285 and 286: 250 5.19.3.10 Bentuk Gulungan Benan
- Page 287 and 288: 252 b. Kekuatan benang per helai, a
- Page 289 and 290: 254 Keterangan : Puli A = 20 cm Pu
- Page 291 and 292: 256 (RPR) dimisalkan 1 (satu). Rega
- Page 293 and 294: 258 Karena bahan yang diolah adalah
- Page 295 and 296: 260 2. RPA TA TPI 3. RPA x TPI TA
- Page 297 and 298: 262 Nsp . inch Ne1 Keterangan : K
- Page 299 and 300: 264 Produksi Nyata Untuk menghitun
- Page 301 and 302: 266 Gambar 5.198 Skema dan Cara Pen
- Page 303 and 304: 268 (3). Karena perputaran rol pena
- Page 305 and 306: 270 kecepatan penggulungan bobin (7
- Page 307 and 308: 272 5.20.2 Bagian Penggulungan Nama
- Page 309 and 310: 274 Tin rol (14) suatu silinder bes
- Page 311 and 312: 276 Hubungan antara TPI dan Kekuata
- Page 313: 278 Keterangan : 6. Eksentrik 7. ba
- Page 317 and 318: 282 meter) sudah mencapai angka yan
- Page 319 and 320: 284 h. Bentuk gulungan benang tidak
- Page 321 and 322: Lihat gambar 5.220 Susunan roda gig
- Page 323 and 324: PENUTUP Buku ini diharapkan dapat m
- Page 325 and 326: 14. Soji Muramatsu. Jacquard Weavin
- Page 327 and 328: Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan
- Page 329 and 330: Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol p
- Page 331 and 332: Gambar 5.161 Batang Penggeser......
- Page 333 and 334: Gambar 6.14 Anyaman Polos .........
- Page 335 and 336: Gambar 7.40 A, B, C, D, E Peralatan
- Page 337 and 338: Gambar 8.2 Bagian-bagian Utama Mesi
- Page 339: l DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penilaian
280<br />
terputar ke kiri oleh rantai (B)<br />
yang semakin pendek. Dengan<br />
demikian rantai (7) juga tertarik<br />
ke kiri oleh rol (B) yang terputar<br />
oleh rol (D). Jadi kedudukan<br />
rantai (7) makin lama makin<br />
bergeser ke kiri, <strong>dan</strong> peralatan<br />
(8) semakin condong ke kiri. Hal<br />
ini akan menarik batang (9) ke<br />
kiri <strong>dan</strong> (10a) bergerak ke kiri<br />
pula yang akibatnya (10b)<br />
bertambah naik yang diikuti<br />
dengan naiknya stang ring rail<br />
(11) beserta ring railnya (12).<br />
Untuk membentuk gulungan<br />
<strong>benang</strong> pada bobin di mesin<br />
ring spnning terbagi dalam<br />
tahap yaitu :<br />
1. Pembentukan gulungan<br />
<strong>benang</strong> pada pangkal bobin<br />
2. Pembentukan gulungan<br />
<strong>benang</strong> setelah gulungan<br />
pangkal bobin<br />
Gambar 5.218<br />
Cam Screw <strong>dan</strong> Gulungan Benang pada Pangkal Bobin<br />
Pembentukan Gulungan<br />
Benang pada Pangkal<br />
Bobin<br />
Kalau pada gambar 5.218 cam<br />
screw tidak dipasang pada rol<br />
D, maka waktu rol C turun<br />
sebentar a cm, rol D juga akan<br />
berputar oleh rantai (8) sebesar<br />
busur yang sama dengan a cm.<br />
Kalau sekarang pada rol D<br />
dipasang cam screw (6) <strong>dan</strong><br />
rantai (8) juga dipasang melalui<br />
cam screw terus ke rol C, maka<br />
pada waktu rol C turun sebesar<br />
a cm, maka rol D tidak akan<br />
berputar sebesar busur yang<br />
lebih kecil dari a cm, tetapi<br />
mengulurnya rantai (8) sebesar<br />
a cm, hal ini terjadi karena<br />
rantai (8) dilalukan cam screw,<br />
sehingga dengan demikian<br />
walaupun rol C turun sebesar a<br />
cm, rol D akan berputar sedikit<br />
<strong>dan</strong> hal ini akan menyebabkan<br />
naiknya ring rail juga sedikit.<br />
Karena rol C selalu menggulung<br />
rantai (8) untuk setiap gerakan