Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
serat-serat yang menempati kedudukan yang paling luar akan mendesak kedalam, sehingga mengakibatkan penampang dari untaian serat tersebut akan menciut/mengecil. Hal yang demikian berarti bahwa akibat dari adanya reaksi dari tarikan tersebut, maka timbul gaya menekan kearah titik pusat untaian tersebut, yang cenderung untuk mendorong serat-serat individu makin berdekatan dan berkelompok menjadi satu dan bersamaan dengan ini akan meningkatkan gesekan antar serat atau daya kohesinya (daya lekatnya). Dengan demikian maka sebenarnya timbul dua macam gaya sebagai akibat adanya tarikan tersebut, masing-masing ialah gaya yang cenderung untuk memisahkan serat-serat dan satunya lagi ialah gayagaya yang cenderung untuk mengikat serat-serat menjadi satu. Resultante dari gaya-gaya ini tergantung dari besarnya sudut dari spiralnya. Apabila jumlah putaran per satuan panjang sedikit, maka sudut spiralnya kecil. Dalam hal yang sedemikian, serat-serat mudah tergeser satu dengan yang lainnya dan untaian seratserat tersebut akan putus, apabila tarikan yang dikenakan cukup besar. Sebaliknya apabila putaran yang diberikan pada untaian serat persatuan panjangnya diperbanyak, maka sudut putarannya (spiralnya) akan 275 membesar, demikian pula tekanan kedalam pada seratserat akan meningkat dan gesekan antara serat makin kuat. Hal ini akan mengurangi atau menghentikan pergeseranpergeseran antara serat, sehingga kekuatan benangnya dapat ditingkatkan sampai mencapai titik kekuatan maksimumnya (titik kritis). Apabila banyaknya putaran ditambah lagi melebihi titik kritisnya, maka serat-seratnya akan harus mulur lebih banyak karena adanya tegangan tersebut, dan kalau batas mulurnya dilampaui, maka serat akan putus dan mengakibatkan benangnya putus pula. Andaikata serat-seratnya belum putus, tetapi serat-serat tersebut sebenarnya telah mengalami tegangan yang cukup berat, sehingga sisa kekuatan yang masih ada pada serat akan digunakan untuk mengatasi beban dari luar, dan sisa kekuatan ini akan berkurang. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 5.213
276 Hubungan antara TPI dan Kekuatan Benang Jadi, banyaknya antihan yang harus diberikan pada benang merupakan masalah yang harus kita pertimbangkan, baik ditinjau dari segi teknis (operasionil) maupun ekonomi. Arah Antihan Arah antihan pada benang ada dua macam tergantung dari arah putaran spindelnya. Kedua arah antihan tersebut disebut arah Z (kanan) atau S (kiri), seperti terlihat pada gambar 5.203. Gambar 5.214 Arah Antihan 5.20.2.9 Proses Penggulungan Benang pada Bobin Proses penggulungan benang pada ring spinning akan jauh berbeda bila dibandingkan dengan proses penggulungan roving di mesin flyer. Perbedaan tersebut antara lain ialah : - Pada mesin ring spinning pengantar benang naik turun, bobin berputar tetap pada tempatnya, sedangkan pada mesin flyer pengantar benangnya tetap pada tempatnya dan bobinnya disamping berputar juga bergerak naik turun. - Pada mesin ring spinning penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran spindel (Nsp) dengan putaran traveller (Ntr) sehingga jumlah gulungan benang g = Nsp – Ntr. Pada mesin flyer penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran bobin (Nb) dengan putaran spindel, sehingga jumlah gulungan roving g = Nb – Nsp - Sistem penggulungan benang mesin ring spinning adalah konis, dan penggulungan roving pada bobin di mesin flyer adalah paralel. - Bentuk gulungan benang pada bobin di mesin ring spinning dapat terlihat pada gambar 5.215a. sedang bentuk gulungan roving pada bobin di mesin flyer seperti terlihat pada gambar 5.215b.
- Page 259 and 260: 224 Dari uraian diatas dapat dipero
- Page 261 and 262: 226 5.18.7 Perhitungan Produksi Bia
- Page 263 and 264: 228 tertentu, misalnya satu minggu.
- Page 265 and 266: 230 Prinsip bekerjanya mesin Ring S
- Page 267 and 268: 232 untuk digulung pada bobin. Kare
- Page 269 and 270: 234 Nama-nama peralatan penting dar
- Page 271 and 272: 236 secara pasip karena adanya gese
- Page 273 and 274: 238 5.19.2.5 Pembebanan pada Rol At
- Page 275 and 276: 240 Gambar 5.182 Skema Bagian Pengg
- Page 277 and 278: 242 5.19.3.7 Tin Roll Gambar 5.189
- Page 279 and 280: 244 Gambar 5.190 Hubungan antara TP
- Page 281 and 282: 246 Keterangan : 1. Eksentrik 2. ba
- Page 283 and 284: 248 (2), maka rantai B akan menjadi
- Page 285 and 286: 250 5.19.3.10 Bentuk Gulungan Benan
- Page 287 and 288: 252 b. Kekuatan benang per helai, a
- Page 289 and 290: 254 Keterangan : Puli A = 20 cm Pu
- Page 291 and 292: 256 (RPR) dimisalkan 1 (satu). Rega
- Page 293 and 294: 258 Karena bahan yang diolah adalah
- Page 295 and 296: 260 2. RPA TA TPI 3. RPA x TPI TA
- Page 297 and 298: 262 Nsp . inch Ne1 Keterangan : K
- Page 299 and 300: 264 Produksi Nyata Untuk menghitun
- Page 301 and 302: 266 Gambar 5.198 Skema dan Cara Pen
- Page 303 and 304: 268 (3). Karena perputaran rol pena
- Page 305 and 306: 270 kecepatan penggulungan bobin (7
- Page 307 and 308: 272 5.20.2 Bagian Penggulungan Nama
- Page 309: 274 Tin rol (14) suatu silinder bes
- Page 313 and 314: 278 Keterangan : 6. Eksentrik 7. ba
- Page 315 and 316: 280 terputar ke kiri oleh rantai (B
- Page 317 and 318: 282 meter) sudah mencapai angka yan
- Page 319 and 320: 284 h. Bentuk gulungan benang tidak
- Page 321 and 322: Lihat gambar 5.220 Susunan roda gig
- Page 323 and 324: PENUTUP Buku ini diharapkan dapat m
- Page 325 and 326: 14. Soji Muramatsu. Jacquard Weavin
- Page 327 and 328: Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan
- Page 329 and 330: Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol p
- Page 331 and 332: Gambar 5.161 Batang Penggeser......
- Page 333 and 334: Gambar 6.14 Anyaman Polos .........
- Page 335 and 336: Gambar 7.40 A, B, C, D, E Peralatan
- Page 337 and 338: Gambar 8.2 Bagian-bagian Utama Mesi
- Page 339: l DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penilaian
serat-serat yang menempati<br />
kedudukan yang paling luar<br />
akan mendesak kedalam,<br />
sehingga mengakibatkan<br />
penampang dari untaian serat<br />
tersebut akan menciut/mengecil.<br />
Hal yang demikian berarti<br />
bahwa akibat dari a<strong>dan</strong>ya reaksi<br />
dari tarikan tersebut, maka<br />
timbul gaya menekan kearah<br />
titik pusat untaian tersebut, yang<br />
cenderung untuk mendorong<br />
serat-serat individu makin<br />
berdekatan <strong>dan</strong> berkelompok<br />
menjadi satu <strong>dan</strong> bersamaan<br />
dengan ini akan meningkatkan<br />
gesekan antar serat atau daya<br />
kohesinya (daya lekatnya).<br />
Dengan demikian maka<br />
sebenarnya timbul dua macam<br />
gaya sebagai akibat a<strong>dan</strong>ya<br />
tarikan tersebut, masing-masing<br />
ialah gaya yang cenderung<br />
untuk memisahkan serat-serat<br />
<strong>dan</strong> satunya lagi ialah gayagaya<br />
yang cenderung untuk<br />
mengikat serat-serat menjadi<br />
satu. Resultante dari gaya-gaya<br />
ini tergantung dari besarnya<br />
sudut dari spiralnya.<br />
Apabila jumlah putaran per<br />
satuan panjang sedikit, maka<br />
sudut spiralnya kecil. Dalam hal<br />
yang sedemikian, serat-serat<br />
mudah tergeser satu dengan<br />
yang lainnya <strong>dan</strong> untaian seratserat<br />
tersebut akan putus,<br />
apabila tarikan yang dikenakan<br />
cukup besar.<br />
Sebaliknya apabila putaran<br />
yang diberikan pada untaian<br />
serat persatuan panjangnya<br />
diperbanyak, maka sudut<br />
putarannya (spiralnya) akan<br />
275<br />
membesar, demikian pula<br />
tekanan kedalam pada seratserat<br />
akan meningkat <strong>dan</strong><br />
gesekan antara serat makin<br />
kuat. Hal ini akan mengurangi<br />
atau menghentikan pergeseranpergeseran<br />
antara serat,<br />
sehingga kekuatan <strong>benang</strong>nya<br />
dapat ditingkatkan sampai<br />
mencapai titik kekuatan<br />
maksimumnya (titik kritis).<br />
Apabila banyaknya putaran<br />
ditambah lagi melebihi titik<br />
kritisnya, maka serat-seratnya<br />
akan harus mulur lebih banyak<br />
karena a<strong>dan</strong>ya tegangan<br />
tersebut, <strong>dan</strong> kalau batas<br />
mulurnya dilampaui, maka serat<br />
akan putus <strong>dan</strong> mengakibatkan<br />
<strong>benang</strong>nya putus pula.<br />
Andaikata serat-seratnya belum<br />
putus, tetapi serat-serat tersebut<br />
sebenarnya telah mengalami<br />
tegangan yang cukup berat,<br />
sehingga sisa kekuatan yang<br />
masih ada pada serat akan<br />
digunakan untuk mengatasi<br />
beban dari luar, <strong>dan</strong> sisa<br />
kekuatan ini akan berkurang.<br />
Hal ini dapat dilihat pada<br />
gambar dibawah ini.<br />
Gambar 5.213