Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
i. Bentuk gulungan benang normal, tetapi tidak penuh. j. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian bawahnya kosong. k. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian tengah ada benang yang tidak tergulung. 5.19.3.11 Proses Doffing a. Tentukan mesin yang akan di doffing, cara menentukan doffing yang baik adalah berpedoman pada hank meter yang ada pada mesin. Bila angka yang ditentukan sudah dicapai maka saatnya mesin harus didoffing. b. Siapkan alat-alat doffing yaitu kereta doffing lengkap dengan bobin kosong dan box benang. c. Pada mesin-mesin yang modern, saat doffing sudah tertentu dan diatur dengan otomatis, yaitu ring rail akan turun bila saatnya doffing tiba. Bahkan pada mesinmesin yang lebih modern doffingnyapun telah dilakukan secara otomatis pula. Untuk mesin-mesin yang konvensional doffingnya dilakukan sebagai berikut : - matikan mesin dengan menekan tombol OFF, sambil menurunkan ring rail. 5.19.4 Pengendalian Mutu 251 Karena hasil mesin ring spinning ini sudah berupa benang, maka control mutu dilakukan pada semua factor yang turut menentukan mutu benang antara lain : 5.19.4.1 Nomor benang Pengujian nomor benang ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Dengan menimbang benang sepanjang 1 lea atau 120 yards. Alat yang dipakai adalah Grain Balance, dengan bantuan tabel atau perhitungan dapat ditentukan nomornya. b. Dengan menggunakan Kwadrant Scale, dengan alat ini dapat dibaca langsung nomornya, sampel benangnya juga berupa benangnya sepanjang 1 lea atau 120 yards. 5.19.4.2 Kekuatan Benang Untuk menguji kekuatan benangpun biasa dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Kekuatan benang per bundel, alat yang dipakai Lea Tester yaitu dengan menarik benang sepanjang 1 lea, yang telah dibentuk bundel yang terdiri dari 80 rangkap. Kekuatan benang ini lazim dipakai dengan satuan Lbs/Lea.
252 b. Kekuatan benang per helai, alat yang dipakai ada bermacam-macam yang pada prinsipnya menarik selembar benang dengan jarak/panjang tertentu. Biasanya 50 cm, alat ini umumnya mempunyai satuan dalam gram. Alat ini selain mencatat kekuatannya juga mencatat mulurnya dalam persen. 5.19.4.3 Twist per Inch (TPI) Ini dimaksudkan untuk menguji jumlah puntiran benang setiap inchnya, alat yang dipakai adalah Twist Tester. Pada prinsipnya alat ini dipakai untuk melepaskan puntiran benang dan atau memberikan puntiran kembali dengan arah berlawanan. Dengan menghitung jumlah putaran tersebut dapat pula ditentukan berapa jumlah puntiran tersebut dapat pula ditentukan berapa jumlah puntiran untuk panjang 1 inch atau twist per inch. Biasanya pengujian ini dilakukan pada panjang benang 5 inch atau 10 inch. 5.19.4.4 Ketidakrataan Benang Ketidakrataan benang diperiksa dengan peralatan Uster Evenness Tester. Dengan alat ini akan diketahui Persentase ketidakrataan dalam U % atau CV %. Alat ini kadang-kadang dilengkapi juga dengan IP.1 yang dapat mengetahui jumlah bagian-bagian yang mengecil, menggembung dan neps. 5.19.4.5 Putus Benang Putus benang selama proses perlu pula diperiksa karena putus benang selain mempengaruhi mutu benang juga berpengaruh besar terhadap effisiensi produksi. Putus benang biasanya diperiksa untuk tiap 100 spindel dalam waktu 1 jam. 5.19.4.6 Grade Benang Hal ini dimaksudkan menguji mutu benang dari segi kenampakannya. Untuk itu benang disusun pada sebuah papan dan dibandingkan dengan standarnya. Faktor-faktor yang dipertimbangkan aalah : a. warna b. kebersihan c. neps d. bulu-bulu benang e. kerataannya
- Page 235 and 236: 200 tidak saling bergesekan yang da
- Page 237 and 238: 202 pengantar ini sepanjang mesin d
- Page 239 and 240: 204 5.18.2.5 Penyetelan Jarak antar
- Page 241 and 242: 206 5.18.3.1 Flyer Gambar 5.158 Fly
- Page 243 and 244: 208 Gambar 5.160 Susunan Roda Gigi
- Page 245 and 246: 210 Karena gerakan dari baut (5a) d
- Page 247 and 248: 212 telah menahan roda gigi Rachet
- Page 249 and 250: 214 dilakukan dengan cermat, agar t
- Page 251 and 252: 216 Keterangan : Puli A = 5 inci P
- Page 253 and 254: 218 Keterangan : KPR = Kecepatan pe
- Page 255 and 256: 220 RM R Q = KPR kedua( Q) KPR ket
- Page 257 and 258: 222 Regangan Nyata nomor Keluar = n
- Page 259 and 260: 224 Dari uraian diatas dapat dipero
- Page 261 and 262: 226 5.18.7 Perhitungan Produksi Bia
- Page 263 and 264: 228 tertentu, misalnya satu minggu.
- Page 265 and 266: 230 Prinsip bekerjanya mesin Ring S
- Page 267 and 268: 232 untuk digulung pada bobin. Kare
- Page 269 and 270: 234 Nama-nama peralatan penting dar
- Page 271 and 272: 236 secara pasip karena adanya gese
- Page 273 and 274: 238 5.19.2.5 Pembebanan pada Rol At
- Page 275 and 276: 240 Gambar 5.182 Skema Bagian Pengg
- Page 277 and 278: 242 5.19.3.7 Tin Roll Gambar 5.189
- Page 279 and 280: 244 Gambar 5.190 Hubungan antara TP
- Page 281 and 282: 246 Keterangan : 1. Eksentrik 2. ba
- Page 283 and 284: 248 (2), maka rantai B akan menjadi
- Page 285: 250 5.19.3.10 Bentuk Gulungan Benan
- Page 289 and 290: 254 Keterangan : Puli A = 20 cm Pu
- Page 291 and 292: 256 (RPR) dimisalkan 1 (satu). Rega
- Page 293 and 294: 258 Karena bahan yang diolah adalah
- Page 295 and 296: 260 2. RPA TA TPI 3. RPA x TPI TA
- Page 297 and 298: 262 Nsp . inch Ne1 Keterangan : K
- Page 299 and 300: 264 Produksi Nyata Untuk menghitun
- Page 301 and 302: 266 Gambar 5.198 Skema dan Cara Pen
- Page 303 and 304: 268 (3). Karena perputaran rol pena
- Page 305 and 306: 270 kecepatan penggulungan bobin (7
- Page 307 and 308: 272 5.20.2 Bagian Penggulungan Nama
- Page 309 and 310: 274 Tin rol (14) suatu silinder bes
- Page 311 and 312: 276 Hubungan antara TPI dan Kekuata
- Page 313 and 314: 278 Keterangan : 6. Eksentrik 7. ba
- Page 315 and 316: 280 terputar ke kiri oleh rantai (B
- Page 317 and 318: 282 meter) sudah mencapai angka yan
- Page 319 and 320: 284 h. Bentuk gulungan benang tidak
- Page 321 and 322: Lihat gambar 5.220 Susunan roda gig
- Page 323 and 324: PENUTUP Buku ini diharapkan dapat m
- Page 325 and 326: 14. Soji Muramatsu. Jacquard Weavin
- Page 327 and 328: Gambar 5.10 Urutan Proses Pembuatan
- Page 329 and 330: Gambar 5.83 Pasangan-pasangan Rol p
- Page 331 and 332: Gambar 5.161 Batang Penggeser......
- Page 333 and 334: Gambar 6.14 Anyaman Polos .........
- Page 335 and 336: Gambar 7.40 A, B, C, D, E Peralatan
252<br />
b. Kekuatan <strong>benang</strong> per helai,<br />
alat yang dipakai ada<br />
bermacam-macam yang<br />
pada prinsipnya menarik<br />
selembar <strong>benang</strong> dengan<br />
jarak/panjang tertentu.<br />
Biasanya 50 cm, alat ini<br />
umumnya mempunyai<br />
satuan dalam gram. Alat ini<br />
selain mencatat<br />
kekuatannya juga mencatat<br />
mulurnya dalam persen.<br />
5.19.4.3 Twist per Inch (TPI)<br />
Ini dimaksudkan untuk menguji<br />
jumlah puntiran <strong>benang</strong> setiap<br />
inchnya, alat yang dipakai<br />
adalah Twist Tester. Pada<br />
prinsipnya alat ini dipakai untuk<br />
melepaskan puntiran <strong>benang</strong><br />
<strong>dan</strong> atau memberikan puntiran<br />
kembali dengan arah<br />
berlawanan.<br />
Dengan menghitung jumlah<br />
putaran tersebut dapat pula<br />
ditentukan berapa jumlah<br />
puntiran tersebut dapat pula<br />
ditentukan berapa jumlah<br />
puntiran untuk panjang 1 inch<br />
atau twist per inch. Biasanya<br />
pengujian ini dilakukan pada<br />
panjang <strong>benang</strong> 5 inch atau 10<br />
inch.<br />
5.19.4.4 Ketidakrataan<br />
Benang<br />
Ketidakrataan <strong>benang</strong> diperiksa<br />
dengan peralatan Uster<br />
Evenness Tester. Dengan alat<br />
ini akan diketahui Persentase<br />
ketidakrataan dalam U % atau<br />
CV %. Alat ini ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g<br />
dilengkapi juga dengan IP.1<br />
yang dapat mengetahui jumlah<br />
bagian-bagian yang mengecil,<br />
menggembung <strong>dan</strong> neps.<br />
5.19.4.5 Putus Benang<br />
Putus <strong>benang</strong> selama proses<br />
perlu pula diperiksa karena<br />
putus <strong>benang</strong> selain<br />
mempengaruhi mutu <strong>benang</strong><br />
juga berpengaruh besar<br />
terhadap effisiensi produksi.<br />
Putus <strong>benang</strong> biasanya<br />
diperiksa untuk tiap 100 spindel<br />
dalam waktu 1 jam.<br />
5.19.4.6 Grade Benang<br />
Hal ini dimaksudkan menguji<br />
mutu <strong>benang</strong> dari segi<br />
kenampakannya. Untuk itu<br />
<strong>benang</strong> disusun pada sebuah<br />
papan <strong>dan</strong> dibandingkan<br />
dengan standarnya.<br />
Faktor-faktor yang<br />
dipertimbangkan aalah :<br />
a. warna<br />
b. kebersihan<br />
c. neps<br />
d. bulu-bulu <strong>benang</strong><br />
e. kerataannya