Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI Kelas X_SMK_teknologi-pembuatan-benang-dan ... - FTP LIPI
Putaran rol penggilas coiler per 1995 , 3 jam = . 60 putaran RPP Diameter rol penggilas coiler = 5,8 cm Panjang sliver yang dihasilkan 1995 , 3 selama 1 jam = . 60 . RPP 21803 3,14 . 5,8 cm = m RPP Bila RPP = 1, maka Tetapan 21803 Produksi = = 21803 (m) 1 Bila digunakan RPP = 15 gigi maka produksi teoritis mesin 21803 Carding per jam = 15 = 1453,53 m. 5.14 Proses di Mesin Drawing Proses pada mesin Drawing merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap pembuatan benang dan dilakukan setelah proses pada mesin Carding, apabila pembuatan benang tersebut tidak menggunakan mesin Combing. Seperti yang telah dijelaskan bahwa fungsi mesin Carding ialah untuk menguraikan seratserat menjadi serat-serat individu serta sekaligus membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam gumpalan kapas, dengan cara pemukulanpemukulan dan penarikan, 135 dengan menggunakan jarumjarum atau gigi-gigi yang tajam. Akibat adanya pukulan-pukulan dan penarikan-penarikan tersebut serta sifat elastis dari serat, maka ujung-ujung serat cenderung untuk membentuk tekukan (hook), sehingga seratserat yang ada dalam sliver carding, tidaklah lurus dan sejajar kearah sumbu dari slivernya. Hasil penelitian dengan menggunakan tracer fiber technique yang dilakukan oleh beberapa peneliti menunjukkan bahwa : Sebagian besar dari seratserat mempunyai tekukan pada salah satu atau kedua ujungnya. Hampir setengah dari jumlah serat-serat, ujung belakangnya mempunyai tekukan-tekukan, sedang ujung depan yang mempunyai tekukan hanya merupakan seper-enamnya saja. Secara keseluruhannya, derajat kelurusan serat yang merupakan perbandingan antara panjang serat dalam keadaan tertekuk (extent) dengan panjang serat dalam keadaan lurus, pada sliver carding ini hanya 50 %. Dengan demikian, proses berikutnya setelah carding pada umumnya dimaksudkan untuk meluruskan dan mensejajarkan serat terlebih dahulu kearah
136 sumbu sliver, sebagai persiapan sebelum serat-serat tersebut akan diregangkan dan dibuat menjadi benang di mesin pintal. Pelurusan dan pensejajaran serat-serat tersebut dilakukan di mesin drawing, dimana beberapa sliver dilalukan bersama-sama melalui beberapa pasangan rol penarik, yang mempunyai jarak tertentu, dengan kecepatan permukaannya makin depan makin cepat. Dengan demikian, apabila sliver disuapkan ke pasangan-pasangan rol penarik, maka serat-serat dalam sliver tersebut akan mengalami peregangan-peregangan sampai ke tingkat tertentu, yang besarnya tergantung kepada perbandingan kecepatan pasangan-pasangan rol tersebut. Dan sebagai akibatnya serat-serat yang mempunyai tekukan-tekukan akan diluruskan, karena mendapat gesekan-gesekan dari seratserat disekelilingnya. Penyuapan beberapa sliver bersama-sama ke mesin drawing tersebut disebut perangkapan (doubling) dan dimaksudkan untuk melakukan pencampuran agar kerataan dari sliver yang dihasilkan lebih baik. Dengan jalan perangkapan, maka ketidakrataan dalam berat per satuan panjang juga dapat dikurangi. Dengan demikian maka tujuan dari mesin drawing dapat diterangkan sebagai berikut : Meluruskan dan mensejajarkan serat-serat dalam sliver ke arah sumbu dari sliver. Memperbaiki kerataan berat per satuan panjang, campuran atau sifat-sifat lainnya dengan jalan perangkapan. Menyesuaikan berat sliver per satuan panjang dengan keperluan pada proses berikutnya. Dari ketiga tujuan tersebut, pelurusan serat dan perataan dari hasilnya adalah hal yang sangat penting dalam peregangan di mesin drawing. Kerataan dari hasilnya jelas sangat penting, karena hal ini tidak saja diperlukan untuk dapat menghasilkan benang dengan mutu yang baik, tetapi juga untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan kesulitan yang dapat timbul dalam proses-proses sebelum dipintal. Pelurusan serat dalam sliver sebelum dipintal perlu sekali, karena derajat kelurusan dari serat-serat dalam sliver akan menentukan sifat-sifatnya selama peregangan. Serat-serat dalam sliver yang sangat lurus akan memudahkan peregangannya, sedangkan serat-serat yang tidak teratur letaknya akan menghasilkan sliver yang kurang baik.
- Page 119 and 120: 84 Maka jumlah tekanan yang diberik
- Page 121 and 122: 86 penggulung per cm kapas = 1062 ,
- Page 123 and 124: 88 5.12.9.4 Pengujian Persen Limbah
- Page 125 and 126: 90 Keterangan : puli A = Ø 5 inch
- Page 127 and 128: 92 5.12.10.3 Perhitungan Regangan R
- Page 129 and 130: 94 RM = 1 . . diameter rol penggul
- Page 131 and 132: 96 5.12.11 Perhitungan Produksi Pro
- Page 133 and 134: 98 6. Pembersihan dan pelumasan bea
- Page 135 and 136: 100 Keterangan : 1. Gulungan lap 2.
- Page 137 and 138: 102 Gambar 5.47 Lap Cadangan 5.13.1
- Page 139 and 140: 104 melengkung untuk menahan kemung
- Page 141 and 142: 106 Gambar 5.51 Rol Pengambil, Pisa
- Page 143 and 144: 108 Terjadinya pemisahan kotoran da
- Page 145 and 146: 110 Kerangka dimana poros tersebut
- Page 147 and 148: 112 silinder. Letak flat-flat pada
- Page 149 and 150: 114 Proses ini terjadi pada saat la
- Page 151 and 152: 116 lebih halus daripada yang dipak
- Page 153 and 154: 118 poros sisir doffer (diameter ±
- Page 155 and 156: 120 pasangan rol penggilas. Tekanan
- Page 157 and 158: 122 Dari terompet, sliver tersebut
- Page 159 and 160: 124 - recorder, alat untuk mencatat
- Page 161 and 162: 126 Untuk keperluan penyetelan, bia
- Page 163 and 164: 128 Rpm = 220 Gambar 5.68 Susunan R
- Page 165 and 166: 130 R 20 yang berhubungan dengan ro
- Page 167 and 168: 132 Regangan Nyata (RN) Nomor kelua
- Page 169: 134 5.13.9 Pergantian Roda Gigi Pad
- Page 173 and 174: 138 berukuran lebih kurang sama den
- Page 175 and 176: 140 terdepan harus diambil sebesarb
- Page 177 and 178: 142 5.14.2.4.2 Pembebanan Mati / Ba
- Page 179 and 180: 144 5.14.2.6 Proses Peregangan Sebe
- Page 181 and 182: 146 yang sama atas bahan yang menga
- Page 183 and 184: 148 Berikut ini diberikan pedoman p
- Page 185 and 186: 150 bergerak dengan kecepatan Vb -
- Page 187 and 188: 152 Diameter terompet (inch) = k x
- Page 189 and 190: 154 - spectograph dan recordernya,
- Page 191 and 192: 156 Keterangan : A = puli Ø 112 mm
- Page 193 and 194: 158 merupakan regangan jumlah dari
- Page 195 and 196: 160 Produksi/Jam/5 delivery 0, 9 ·
- Page 197 and 198: 162 tidak dapat memuat banyak, maka
- Page 199 and 200: 164 serta meluruskan tekukan, kare
- Page 201 and 202: 166 Keterangan : 1. Pengatur sliver
- Page 203 and 204: 168 - Mengadakan peregangan lebih l
- Page 205 and 206: 170 2. Pelumasan gear box setiap 1
- Page 207 and 208: 172 yang berhubungan dengan R 2 / S
- Page 209 and 210: 174 Menurut perhitungan di atas, di
- Page 211 and 212: 176 Gambar 5.105 Skema Bagian Penyu
- Page 213 and 214: 178 Gambar 5.113 Penjepitan Lap Kar
- Page 215 and 216: 180 Gambar 5.119 Penyuapan Lap Gamb
- Page 217 and 218: 182 Gambar 5.123 Skema Bagian Penam
- Page 219 and 220: 184 Gambar 5.127 Skema Bagian Penam
136<br />
sumbu sliver, sebagai persiapan<br />
sebelum serat-serat tersebut<br />
akan diregangkan <strong>dan</strong> dibuat<br />
menjadi <strong>benang</strong> di mesin pintal.<br />
Pelurusan <strong>dan</strong> pensejajaran<br />
serat-serat tersebut dilakukan di<br />
mesin drawing, dimana<br />
beberapa sliver dilalukan<br />
bersama-sama melalui<br />
beberapa pasangan rol penarik,<br />
yang mempunyai jarak tertentu,<br />
dengan kecepatan<br />
permukaannya makin depan<br />
makin cepat. Dengan demikian,<br />
apabila sliver disuapkan ke<br />
pasangan-pasangan rol penarik,<br />
maka serat-serat dalam sliver<br />
tersebut akan mengalami<br />
peregangan-peregangan<br />
sampai ke tingkat tertentu, yang<br />
besarnya tergantung kepada<br />
perbandingan kecepatan<br />
pasangan-pasangan rol<br />
tersebut. Dan sebagai akibatnya<br />
serat-serat yang mempunyai<br />
tekukan-tekukan akan<br />
diluruskan, karena mendapat<br />
gesekan-gesekan dari seratserat<br />
disekelilingnya.<br />
Penyuapan beberapa sliver<br />
bersama-sama ke mesin<br />
drawing tersebut disebut<br />
perangkapan (doubling) <strong>dan</strong><br />
dimaksudkan untuk melakukan<br />
pencampuran agar kerataan<br />
dari sliver yang dihasilkan lebih<br />
baik. Dengan jalan<br />
perangkapan, maka<br />
ketidakrataan dalam berat per<br />
satuan panjang juga dapat<br />
dikurangi. Dengan demikian<br />
maka tujuan dari mesin drawing<br />
dapat diterangkan sebagai<br />
berikut :<br />
Meluruskan <strong>dan</strong><br />
mensejajarkan serat-serat<br />
dalam sliver ke arah sumbu<br />
dari sliver.<br />
Memperbaiki kerataan berat<br />
per satuan panjang,<br />
campuran atau sifat-sifat<br />
lainnya dengan jalan<br />
perangkapan.<br />
Menyesuaikan berat sliver<br />
per satuan panjang dengan<br />
keperluan pada proses<br />
berikutnya.<br />
Dari ketiga tujuan tersebut,<br />
pelurusan serat <strong>dan</strong> perataan<br />
dari hasilnya adalah hal yang<br />
sangat penting dalam<br />
peregangan di mesin drawing.<br />
Kerataan dari hasilnya jelas<br />
sangat penting, karena hal ini<br />
tidak saja diperlukan untuk<br />
dapat menghasilkan <strong>benang</strong><br />
dengan mutu yang baik, tetapi<br />
juga untuk menghindari<br />
kemungkinan-kemungkinan<br />
kesulitan yang dapat timbul<br />
dalam proses-proses sebelum<br />
dipintal. Pelurusan serat dalam<br />
sliver sebelum dipintal perlu<br />
sekali, karena derajat kelurusan<br />
dari serat-serat dalam sliver<br />
akan menentukan sifat-sifatnya<br />
selama peregangan. Serat-serat<br />
dalam sliver yang sangat lurus<br />
akan memudahkan<br />
peregangannya, se<strong>dan</strong>gkan<br />
serat-serat yang tidak teratur<br />
letaknya akan menghasilkan<br />
sliver yang kurang baik.