07.06.2013 Views

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

76 Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />

mereka seba-gian besar <strong>di</strong>ambil orang-orang PUSA. Dengan kata-kata<br />

Pemerintah Pusat setelah meletusnya pemberontakan Darul Islam,<br />

“sebagian yang sangat besar dari jabatan-jabatan penting berada<br />

dalam tangan orang PUSA dan pengikut-pengikut mereka ... Hanyalah<br />

untuk jabatan-jabatan yang memerlukan keterampilan keahlian<br />

<strong>di</strong>angkat orang-orang dari luar daerah.” 39<br />

Jabatan Nya’ Arif sebagai residen Aceh <strong>di</strong>ambil alih Teuku<br />

Mohammad Daudsjah juga seorang uleebalang, tetapi sudah lama<br />

menja<strong>di</strong> anggota PUSA yang setia. Seorang uleebalang lain anggota<br />

PUSA, Teuku Mohammad Amin, <strong>di</strong>angkat menja<strong>di</strong> wakil residen.<br />

Jabatan yang sama juga <strong>di</strong>berikan kepada Daud Beureu`eh, yang<br />

kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong> samping itu menja<strong>di</strong> kepala Departemen Agama <strong>di</strong> Aceh.<br />

Nya’ Arif <strong>di</strong>gantikan sebagai anggota Staf Umum Tentara Republik <strong>di</strong><br />

Sumatera oleh Amir Husin al Mujahid, yang mengangkat <strong>di</strong>rinya sen<strong>di</strong>ri<br />

dari pangkat mayor menja<strong>di</strong> mayor jenderal pada Maret awal, ketika ia<br />

mengeluarkan keterangan yang mengumumkan sejumlah perubahan<br />

dalam susunan Komando Tentara Republik <strong>di</strong> Aceh. Rekan dekatnya,<br />

Husin Jusuf bekas sekretaris Pemuda PUSA umpamanya, <strong>di</strong>angkat dari<br />

jabatan mayor menja<strong>di</strong> kolonel, menggantikan Sjammaun Gaharu<br />

sebagai panglima Divisi V. Perubahan-perubahan ini <strong>di</strong>lakukan atas<br />

kehendak rakyat yang <strong>di</strong>wakili Tentara Perjuangan Rakyat, demikian<br />

<strong>di</strong>nyatakan dengan tegas. 40<br />

Pada akhir 1946 Amir Husin al Mujahid sen<strong>di</strong>ri menja<strong>di</strong> korban<br />

sebuah komplot. Dia <strong>di</strong>culik dari Hotel Aceh <strong>di</strong> Banda Aceh, dan<br />

<strong>di</strong>bawa ke Sigli. Kata orang para penculiknya bermaksud<br />

menyerahkannya kepada seorang ulama Islam setempat, yang ingin<br />

membalas dendam atas kematian saudaranya atas perintah Amir Husin<br />

al Mujahid. Tetapi akhirnya ia <strong>di</strong>serahkan kepada yang berwajib dan<br />

agar semua uleebalang, termasuk kepala Sagi, untuk mengundurkan <strong>di</strong>ri dari jabatannya.<br />

Lihat Insider (S.M. Amin), Atjeh Sepintas Lalu, (Jakarta: Fa Archapada, 1950).<br />

39 Keterangan Pemerintah, 1953, hlm. 100.<br />

40 Sebagai wakil komandan Divisi V <strong>di</strong>angkat Letnal Kolonel Nur<strong>di</strong>n Sufi, sedangkan<br />

Mayor Bachtiar Saleh <strong>di</strong>angkat menja<strong>di</strong> kepala staf. Lihat Sumatera Utara, Republik<br />

Indonesia: Provinsi Sumatera Utara, (Jakarta: Kementerian Penerangan, 1953).<br />

B<br />

Bab IX<br />

DEWAN REVOLUSI: PERPECAHAN<br />

INTERNAL DARUL ISLAM ACEH<br />

erbarengan dengan kegiatan pembangunan Kopelma Darussalam,<br />

usaha mencari solusi damai masalah Aceh terus <strong>di</strong>lakukan oleh Ali<br />

Hasjmy dan Syamaun Gaharu. Proses perun<strong>di</strong>ngan tersebut sempat<br />

tertunda beberapa saat akibat keterlibatan beberapa pimpinan dan<br />

bekas teman seperjuangan pemberontak dalam Pemerintah Revolusioner<br />

Republik Indonesia (PRRI) dan Operasi Sabang Meuroke (OSM), 1<br />

dan tersiar kabar bahwa pihak pemberontak mau memulai lagi pemberontakan<br />

pada 1 Januari 1959 dan rencana pemberontak merebut<br />

Kutaraja. Dalam usaha memperjelas proses perdamaian tersebut<br />

Syamaun Gaharu berhasil mempertemukan KSAD A. H. Nasution, yang<br />

datang ke Kutaraja untuk meresmikan perubahan KDMA menja<strong>di</strong><br />

Kodam A Iskandarmuda, dengan pimpinan pemberontak. Dalam pertemuan<br />

yang berlangsung <strong>di</strong> ruang kerja rumah Panglima KDMA <strong>di</strong><br />

Neusu Kutaraja tanggal 22 Desember 1958 Hasan Saleh yang <strong>di</strong>temani<br />

oleh A. Gani Usman (Ayah Gani) telah menjamin tidak akan ada perang<br />

lagi sebagaimana ucapannya “Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini<br />

1 Putra Aceh yang terlibat dalam gerakan PRRI dan OSM adalah Amelz sebagai Mendagri<br />

PRRI, dan A. Gani Usman (Ayah Gani) <strong>di</strong>angkat sebagai Mensos PRRI, dan Mayor Sayid<br />

Usman, Mayor Nukum Sanani, Kapten Hasanud<strong>di</strong>n dan mantan Letnan Sayid Ali Alaydrus<br />

dalam OSM. Lihat M. Isa Sulaiman, Sejarah Aceh, Gugagatan Terhadap Tra<strong>di</strong>si., (Jakarta:<br />

Pustaka Sinar Harapan, 1997), hlm. 394. Lihat Juga Hasan Saleh, Mengapa Aceh Bergolak,<br />

(Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1992), hlm. 345.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!