darul-islam-di-aceh
darul-islam-di-aceh
darul-islam-di-aceh
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
62 Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />
Pilihan lain <strong>di</strong>berikan oleh Muhamma<strong>di</strong>yah. Di Aceh<br />
Mohamma<strong>di</strong>yah telah lebih lama dari PUSA, tetapi seperti juga PUSA,<br />
Muhamma<strong>di</strong>yah pun bersumber pada Islam modern. Berbeda dengan<br />
keadaan <strong>di</strong> bagian-bagian lain <strong>di</strong> Indonesia, dan karena tidak adanya<br />
gerakan nasi-onalis <strong>di</strong> Aceh, Muhamma<strong>di</strong>yah Aceh sebagian juga<br />
berfungsi sebagai organisasi Politik dan tidak semata-mata sebagai<br />
organisasi keagamaan atau pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan. Namun, organisasi ini tidak<br />
menarik bagi pe-mimpin-pemimpin Islam Aceh dan para pengikut<br />
mereka. Sebagian hal ini adalah karena ia tidak mempunyai akar dalam<br />
masyarakat Aceh dan tetap merupakan gejala kota. 22 Para anggotanya<br />
sebagian besar dari luar daerah, atau orang Aceh dengan pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan<br />
formal yang telah ter-cerabut dari lingkungan tra<strong>di</strong>sionalnya. Dan juga<br />
sebagian karena, de-ngan adanya hubungan dengan bagian-bagian<br />
lain <strong>di</strong> Indonesia, ia meluas melampaui batasbatas setempat, dan<br />
dengan demikian sifat-nya cenderung merangkap seluruh Indonesia<br />
ketimbang suatu gerak-an yang mengutamakan daerah Aceh saja.<br />
PUSA, oleh karenanya, men-ja<strong>di</strong> kekuatan yang menjanjikan untuk<br />
upaya pembebasan regional dalam harapan orang-orang Aceh,<br />
ketimbang Muhamma<strong>di</strong>yah. Dalam setting yang demikian, bahkan<br />
Muhamma<strong>di</strong>yah <strong>di</strong>pandang akan me-rusak semangat dan<br />
primor<strong>di</strong>alisme “the Achenized Islam” yang <strong>di</strong>anut oleh orang-orang<br />
Aceh. 23 Muhamma<strong>di</strong>yah cenderung tidak memihak pada keinginan<br />
azasi rakyat Aceh sehingga tidak berakar dalam jiwa masyarakat Aceh.<br />
Sebaliknya PUSA kuat berakar dalam masyarakat Aceh. Ia dapat<br />
mengharapkan dukungan para ulama Islam <strong>di</strong> sini, dan dapat<br />
melaksanakan pengaruhnya melalui mereka <strong>di</strong> desa-desa. Pemimpinpemim-pin<br />
mereka terbuka matanya bagi kemanfaatan pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan<br />
modern dalam usaha untuk menjembatani jurang dalam pengetahuan<br />
dan pe-ngalaman administratif yang memisahkan mereka dari<br />
22 Fachry Ali, op.cit., hlm 108.<br />
23 Tentang hal ini, lihat Fachry Ali, “The Revolt of Nation-State Builders: A Study of<br />
Achenese Darul Islam and West Sumatran PRRI”, Unpublished thesis, (Melbourne: Monash<br />
University, 1985).<br />
Dewan Revolusi: Perpecahan Internal Darul Islam Aceh<br />
305<br />
tiga puluh persen pengikut pertamanya. 35 Seperti juga rekannya <strong>di</strong><br />
Sulawesi Selatan—Kahar Muzakkar—Daud Beureu`eh bergabung<br />
dengan sisa-sisa pasukan PRR8Permesta. Mula-mula pasukannya<br />
bergerak bersama dengan sejumlah komandan PRRI bawahan dengan<br />
anak-anak buahnya. Kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>perkuat dengan satuan-satuan<br />
pejuang mujahi<strong>di</strong>n yang <strong>di</strong>pimpin Mayor Nukum dan Kapten<br />
Hasanud<strong>di</strong>n, bekas kapten Polisi Militer. 36 Kedua mereka ini <strong>di</strong>tawari<br />
kedudukan menteri oleh Daud Beureu`eh untuk mengisi jabatan yang<br />
lowong karena mereka yang membelot ke Dewan Revolusi. 37<br />
Perlu <strong>di</strong> catat bahwa pada tanggal 15 Maret 1959, DI mengalami<br />
friksi, yaitu: sebagian <strong>di</strong>pimpin oleh Hasan saleh, yag menamakan<br />
<strong>di</strong>rinya “ Dewan revolusi”. Adapun bagian dari DI yang setia kepada<br />
Teungku Muhammad Daud Beureu`eh mempertahankan Aceh sebagai<br />
bagian dari Negara Islam Indonesia <strong>di</strong> bawah pimpinan Kartosoewirjo.<br />
Adapun Kabinet Hasan Ali yang setia kepada Teungku Muhammad<br />
Daud Beureu`eh mengalami perubahan seperti <strong>di</strong> jelaskan <strong>di</strong> bawah.<br />
Perdana Menteri merangkap Menteri<br />
Keuangan/Kemakmuran: Hasan Ali<br />
Menteri Dalam Negeri: Teungku Sulaiman Daud<br />
Menteri Penerangan: Teungku H. Affan<br />
Menteri Pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan/Penerangan: Saleh Adri<br />
Menteri Kehakiman: Teungku Zainal Abi<strong>di</strong>n<br />
Daud Beureu`eh tidak menerima persetujuan dari Konferensi<br />
35 Duta Masyarakat, 20-5-1960. Lihat juga C. van Dijk, Darul Islam, Sebuah<br />
Pemberontakan.<br />
36 Kedua perwira ini termasuk dalam apa yang <strong>di</strong>sebut OSM (Operasi Sabang<br />
Merauke), organisasi yang <strong>di</strong>pimpin Mayor Bojke Nainggolan (Boyke Nainggolan). Mulanya<br />
ini adalah nama operasi PRRI, dan ketika itu Medan <strong>di</strong>duduki kaum pemberontak selama<br />
satu hari pada Maret 1958.<br />
37 Duta Masyarakat, 20-5-1959, 21-5-1959. Lihat juga C. van Dijk, Darul Islam, Sebuah<br />
Pemberontakan.