07.06.2013 Views

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

324<br />

Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />

adalah <strong>di</strong> bidang militer pun <strong>di</strong>angkat seorang bekas pemimpin gerilya<br />

menja<strong>di</strong> pimpinan tertinggi <strong>di</strong> Aceh. Dia adalah Sjammaun Gaharu,<br />

panglima Tentara Republik <strong>di</strong> Aceh untuk masa singkat selama revolusi<br />

dan salah seorang penandatangan ultimatum terhadap uleebalang <strong>di</strong><br />

Lammeulo (sebelum jabatannya <strong>di</strong>serahterimakan kepada Amir Husin<br />

al Mudjahid).<br />

Pada waktu yang bersamaan <strong>di</strong>lakukan pembicaraan oleh<br />

pemimpinpemimpin PRRI dan Darul Islam <strong>di</strong> Aceh. Ini menghasilkan<br />

proklamasi Republik Persatuan Indonesia (RPI) federal, Februari 1960,<br />

yang mewakili koalisi mereka yang kalah, orang-orang yang merasa<br />

<strong>di</strong>rinya bertempur dalam perang yang kalah <strong>di</strong> rimba. 28 Di samping itu,<br />

RPI mempersatukan mereka yang <strong>di</strong> masa lalu berada dalam dua kubu<br />

yang berbeda dan paling-paling secara baik mereka memiliki simpati<br />

satu sama lain, dan secara jelek, mereka sama sekali bermusuhan. Tambahan<br />

lagi, Republik Persatuan Indonesia merupakan urusan Sumatera<br />

dan Sulawesi semata-mata. Ini membatalkan pengakuan yang masih<br />

<strong>di</strong>nyatakan oleh Negara Islam Indonesia dan PRRI/Permesta, bahwa<br />

wilayahnya meliputi seluruh Indonesia.<br />

RPI ter<strong>di</strong>ri dari sepuluh negara, semuanya kecuali dua negara yang<br />

berada <strong>di</strong> Sumatera dan Sulawesi. Aceh, sebagai Republik Islam Aceh<br />

(RIA), adalah salah satu dari enam negara Sumatera, dan Sulawesi Selatan<br />

satu dari dua negara <strong>di</strong> pulau itu. 29 Selain dari delapan negara ini,<br />

barangkali sebagai tindakan mengambil hati terhadap RMS, terdapat<br />

Negara Maluku dan Negara Maluku Selatan. Secara menyolok tidak terdapat<br />

negara-negara <strong>di</strong> Jawa, seperti Negara Jawa Barat, bumi kela-<br />

28 Republik Persatuan Indonesia kadang-kadang juga <strong>di</strong>sebut Negara Demokrasi<br />

Indonesia (NDI). Karena itu tentaranya, Tentara Persatuan Indonesia, kadang-kadang juga<br />

<strong>di</strong>sebut Tentara Demokrasi Indonesia (TDI). Untuk Konstitusi RPI, lihat Mudzakkar, Konsep<br />

negara Demokrasi Indonesia, (t.t.), hlmn. 24-64.<br />

29 Negara-negara Sumatera lainnya ialah: gabungan Negara Tapanuli dan Sumatera<br />

Timur dan Negara-negara Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan.<br />

Negara yang lain <strong>di</strong> Sulawesi adalah Negara Sulawesi Utara. Lihat J. Mossman, Rebel in<br />

Para<strong>di</strong>se: Indonesia’s Civil war, (London: Jonathan Cape, 1961), hlm. 228.<br />

Pendahuluan<br />

komitnya yang keras terhadap Islam, membuat SM Kartosoewirjo<br />

cocok untuk karakter tegas Teungku Daud Beureu`eh dan rakyat Aceh<br />

pada umumnya.<br />

Maka bisa <strong>di</strong>bayangkan bagaimana marahnya Soekarno yang <strong>di</strong>sebut<br />

“gila” oleh Kartosoewirjo sehingga ia tidak segan-segan meminta<br />

parlemen menyetujui pengiriman pasukan TRI71 untuk menggempur<br />

TII <strong>di</strong> Jawa Barat. Demikianlah cara Soekarno yang telah menjatuhkan<br />

vonis salah kepada temannya sen<strong>di</strong>ri yang telah lama <strong>di</strong>kenalnya.<br />

Ketika Mohammad Natsir mulai menjabat sebagai Perdana Menteri, <strong>di</strong>a<br />

memasukkan pesoalan DI/TII dalam program kabinetnya. Awal mula<br />

yang <strong>di</strong>jalankannya <strong>di</strong>a berusaha untuk memecahkan masalah<br />

perjuangan D.I lewat cara damai dengan mengutus beberapa tokoh<br />

yang dekat dengan Kartosoewirjo. Pada tanggal 14 Mei 1950, Natsir<br />

mengutus Wali Al-Fatah untuk berangkat ke Priangan menemui<br />

Kartosoewirjo. Namun pertemuan itu gagal karena pasukan APRIS<br />

(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) <strong>di</strong> bawah perintah<br />

Kolonel Nasuhi yang sebelumnya telah membuat perencanaan<br />

pertemuan tersebut mengepung sebuah kesatuan TII ter<strong>di</strong>ri dari kirakira<br />

100 tentara yang <strong>di</strong>tugaskan untuk menjamin keamanan<br />

pertemuan itu. Dalam pertempuran yang selanjutnya terja<strong>di</strong>, gugurlah<br />

Toha Arsjad Menteri Penerangan NII. 72 Namun, seorang syahid, lainnya<br />

mendapatkan kemenangan yang luar biasa <strong>di</strong> berbagai daerah<br />

sehingga DI me-nyebar dengan gerak merayab ke Jawa Tengah,<br />

daerah demi daerah, wilayah demi wilayah, desa demi desa; bagai ulat<br />

memakan daun hijau yang masih muda.<br />

Kemu<strong>di</strong>an PM Natsir mengadakan usaha berikutnya, ketika <strong>di</strong>a<br />

pada tanggal 14 November 1950 menawarkan amnesti bagi semua kelompok<br />

bersenjata yang belum menggabungkan <strong>di</strong>ri dengan Republik<br />

71 TRI (Tentara Republik Indonesia) adalah singkatan yang <strong>di</strong>gunakan oleh militer<br />

Indonesia ketika itu, sebelum akhirnya berubah menja<strong>di</strong> TNI (Tentara Nasional Indonesia).<br />

72 Lihat Merdeka, 26.5.1950.<br />

45

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!