darul-islam-di-aceh
darul-islam-di-aceh
darul-islam-di-aceh
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
30 Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />
pendjadjahan dan perboedakan jang <strong>di</strong>lakoekan oleh Belanda, beralih sifat<br />
dan woedjoednja mendja<strong>di</strong>lah Revoloesi Islam atau Perang Soetji.<br />
Insja Allah, perang soetji atau revoloesi Islam itoe akan berdjalan teroes<br />
hingga:<br />
N.I.I. ber<strong>di</strong>ri dengan sentaoesa dan tegak tegoehnja, keloear dan ke dalam<br />
100% de-facto dan de jure <strong>di</strong> seloeroeh Indonesia.<br />
Lenjapnja segala matjam pendjadjahan dan perboedakan.<br />
Teroesirnja segala moesoeh Allah, moesoeh Agama dan moesoeh N.I.I.<br />
d. Hoekoem2 Islam berlakoe dengan sempoerna <strong>di</strong> seloeroeh N.I.I.<br />
Selama itoe,,N.I.I.” meroepakan: Negara Islam <strong>di</strong> masa Perang, atau Daroel<br />
Islam Fi Waqtil-Harbi.<br />
Maka segala Hoekoem jang berlakoe dalam masa itoe, <strong>di</strong> dalam<br />
lingkoengan N.I.I. ialah Hoekoem Islam <strong>di</strong> masa Perang.<br />
Proklamasi ini <strong>di</strong>siarkan ke seloeroeh doenia, karena Oemmat Islam Bangsa<br />
Indonesia berpendapat dan berkejakinan bahwa kini adalah tiba saatnja<br />
melakoekan wadjib soetji, jang seroepa itoe bagi mendjaga keselamatan<br />
N.I.I. dan segenap Ra’iatnja, serta bagi memelihara kesoetjian Agama,<br />
teroetama sekali bagi,,Mendhohirkan Kea<strong>di</strong>lan Allah <strong>di</strong> Doenia”.<br />
Pada dewasa ini Perdjoeangan Kemerdekaan Nasional jang <strong>di</strong>oesahakan<br />
selama hampir boelat 4 (empat) tahoen itoe kandaslah soedah.<br />
Semoga Allah membenarkan Proklamasi Ber<strong>di</strong>rinja Negara Islam Indonesia<br />
itoe, djoea adanja.<br />
Insja Allah Amin.<br />
Bismillahi …. Allahoe Akbar. 39<br />
Kumandang proklamasi ini tersiar ke berbagai negara melalui<br />
siaran ra<strong>di</strong>o dan selebaran naskah proklamasi. Banyak kalangan<br />
menyatakan bahwa dengan kumandang proklamasi NII ini, maka<br />
arasy 40 Allah <strong>di</strong> langit pun “bergetar”. Bagi mereka, lahirnya Negara<br />
39 Naskah ini, yang aslinya terdapat <strong>di</strong> Museum Waspada Purwawisesa, Jl. Gatot<br />
Subroto, Jakarta, juga dapat <strong>di</strong>lihat <strong>di</strong> dalam buku Pinar<strong>di</strong>, Sekarmadji…, op.cit., hlm. 74-76.<br />
40 Arasy (bhs. Arab), artinya kursi atau tahta (throne). Arasy Allah kira-kira sepadan<br />
dengan terjemahan Igrris dari “The God’s Throne”.<br />
Amnesti dan Abolisi Umum: Cara Halus Sesudah Gagalnya Cara Kasar<br />
339<br />
dari: H. Ibnu Saadan, residen dp. Gubernur Aceh; Mayor M. Daud Hasan,<br />
WAKASDAM-I/Iskandarmuda; Dr. T. Iskandar, Universitas Syiah Kuala;<br />
Gani Usman, Wakil Ketua DPH Aceh; T. Ali Keurukon, anggota BPH<br />
Aceh; T. Usman Yakub, Wali Kota Kutaraja; Zaini Bakri, Bupati Aceh<br />
Besar; Ibrahim Abduh, Bupati Pi<strong>di</strong>e; Usman Azis, Bupati Aceh Utara;<br />
Wahab, Bupati Aceh Tengah; Tgk. M. Daud, Patih dp. Bupati Aceh<br />
Timur; T. Cut Mamat, Bupati Aceh Selatan; Komisaris Muda M. Yusuf,<br />
Kepala Kepolisian Aceh Barat ; Tgk. H. Abdullah Ujung Rimba, Ulama; H.<br />
Abubakar Ibrahim, Ulama; Pawang Leman 21; Nyak Abbas, Patih dp.<br />
Bupati Pi<strong>di</strong>e; Tgk. Mahyid<strong>di</strong>n Yusuf, Ulama; Muzakir Walad,<br />
Veteran/angkat 45; Nyak-Na Hamzah, Saudagar; Ismail Usman,<br />
Saudagar; A.R. Ahma<strong>di</strong>, Pemuda; M. Thahir Mahmud, Pemuda;<br />
Hasanud<strong>di</strong>n, Pemuda; Gazali Idris, Pemuda; Usman, Palang Merah<br />
Indonesia; Insya, Buruh; A.R. Chemeng, Wartawan Foto. 22 Namun sikap<br />
tegas Teungku Daud Beureu`eh masih tetap, tak bergeming untuk<br />
menyerah.<br />
Pada tanggal 9 Oktober 1961, apa yang menamakan <strong>di</strong>rinya<br />
Perdana Menteri republik Islam Aceh, Hasan Aly, kembali kepangkuan<br />
Ibu Pertiwi <strong>di</strong> Lhok Nibong Aceh Timur, <strong>di</strong>terima oleh Kepala staf<br />
KODAM-I/Iskandarmuda Komando Operasi Mobil Aceh Timur Letkol<br />
Nyak Adam Kamil. Laporan ini <strong>di</strong>saksikan oleh Asisten-1 Kakosdam-I<br />
Kapten A. Manan S, Asisten -3 Kakosdam-I Kapten Maito Mukmin, Dan<br />
Dim 0104 Letkol Mohd. Nur<strong>di</strong>n dan Kas<strong>di</strong>m 0103 Kapten M. Rasyid.<br />
Antara tanggal 17 Februari 1961 sampai dengan 10 Desember 1961<br />
jumlah personil DI yang kembali kepangkuan Ibu Pertiwi adalah 12.362<br />
orang dengan 1075 pucuk senjata ter<strong>di</strong>ri dari 28 bren, 24 LMG, 9<br />
bazoka dan 8 mortir. Tanggal 17 Oktober 1961 Pangdam-I selaku<br />
penguasa perang daerah mengeluarkan keputusan No.<br />
KPTS/Peperda/122/10/1961 ten-tang tuntutan hukuman mati bagi<br />
oknum-oknum yang mengganggu keamanan <strong>di</strong> dalam rangka<br />
pemantapan situasi. Banyaknya prajurit dan perwira menengah dan<br />
21 (Tokoh DI Leupung)<br />
22 Ibid.