07.06.2013 Views

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

28 Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />

sen<strong>di</strong>rinja) perdjoeangan kemerdekaan Indonesia beralih arah, bentoek,<br />

sifat, tjorak dan toedjoeannja, mendja<strong>di</strong>lah: perdjoeangan Islam<br />

Indonesia. 37<br />

Setelah bermusyawarah dengan petinggi-petinggi Dewan<br />

Imamah dan semua unsur-unsur yang terkait dalam wadah T.I.I.,<br />

maka dengan kebulatan tekad bersama untuk segera<br />

memproklamasikan ber<strong>di</strong>rinya negara Islam <strong>di</strong> Indonesia, maka<br />

pada tanggal 12 Sjawal 1368/7 Agustus 1949 <strong>di</strong> desa Cidugaleun,<br />

kecamatan Cilugalar, kawedanan Cisayong, Garut<br />

<strong>di</strong>proklamasikannya Negara Islam Indonesia yang <strong>di</strong>tandatangani<br />

oleh S.M. Kartosoewirjo sen<strong>di</strong>ri atas nama Umat Islam<br />

Bangsa Indonesia. Selengkapnya teks proklamasi NII adalah<br />

sebagai berikut:<br />

PROKLAMASI<br />

Ber<strong>di</strong>rinja<br />

NEGARA Islam INDONESIA<br />

Bismillahirrahmanirrahim<br />

Asjhadoe anla ilaha illallah wa asjhadoe anna Moehammadar Rasoeloellah<br />

Kami, Oemmat Islam Bangsa Indonesia<br />

MENJATAKAN:<br />

Ber<strong>di</strong>rinja<br />

,,NEGARA Islam INDONESIA”<br />

Maka hoekoem jang berlakoe atas Negara Islam Indonesia itoe, ialah:<br />

HOEKOEM Islam<br />

Allahoe Akbar! Allahoe Akbar! Allahoe Akbar!<br />

Atas nama Oemmat Islam Bangsa Indonesia<br />

Imam<br />

NEGARA Islam INDONESIA<br />

37 Pinar<strong>di</strong>, Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo, (Jakarta: Aryaguna, 1964), hlm. 72-73.<br />

Amnesti dan Abolisi Umum: Cara Halus Sesudah Gagalnya Cara Kasar<br />

341<br />

pun akan habis dalam waktu sebentar. Teungku Daud Beureu`eh<br />

adalah tokoh Aceh yang kharismatik, sangat konsisten dan tegas,<br />

bahkan ketika senjata banyak pun tidak turun gunung, pun ketika<br />

senjata sudah tidak ada dan amunisi sebutir pun tiada, ia masih<br />

bersiteguh “jalan terus”.<br />

Sementara itu pasukan-pasukan DI, baik perorangan maupun<br />

berkelompok terus juga kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Akhirnya<br />

pada tanggal 8 Mei 1962 Tgk. Muhammad Daud Beureu`eh tertangkap<br />

karena kehabisan logistik dan amunisi. Namun, beberapa kalangan<br />

petinggi militer daerah ketika itu mengubah situasi ini untuk<br />

menunjukkan penghormatan kepada tokoh kharismatik Aceh yang<br />

sangat <strong>di</strong>segani ini. Nyak Adam Kamil kemu<strong>di</strong>an “menjemputnya”<br />

untuk menunjukkan situasi damai yang bermartabat bagi rakyat Aceh.<br />

Namun sesungguhnya Teungku Daud Beureu`eh sen<strong>di</strong>ri tak pernah<br />

“turun gunung” atau menyerah. 25 Sehabis shalat jum’at <strong>di</strong> mesjid Raya<br />

Baiturrahman Kutaraja, antara lain beliau mengatakan:<br />

“Saya kembali kemasyarakat atas kehendak rakyat, maka saya penuhi<br />

dengan baik. Kami tinggalkan perbuatan yang tidak layak lagi setelah 8<br />

tahun 10 bulan dan 27 hari. Bahwa saya Muhammad Daud Beureu`eh,<br />

dengan keinginan dan hasrat serta memenuhi kebijaksanaan Panglima<br />

KODAM-I Kolonel Mohd. Yasin dan Wakil Menteri pertama bidang<br />

Pertahana/Keamanan/Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Abdul Haris<br />

Nasution khususnya dan Pemerintah Republik Indonesia pada umumnya<br />

serta hasrat masyarakat, kini benar-benar saya telah berada <strong>di</strong>tengahtengah<br />

masyarakat. Dengan ini berarti pula perkelahian antara sesama kita,<br />

sesama bangsa selama 8 tahun 10 bulan 27 hari tidak ada lagi”. 26<br />

Dengan demikian penyelesaian keamanan <strong>di</strong>seluruh Aceh selesai<br />

sama sekali sehingga Panglima Kolonel M. Yasin mencanangkan<br />

bahwa Aceh telah berobah dari Darul Harb Ke Darussalam, yang<br />

<strong>di</strong>ucapkan pada upacara 17 Agustus 1961 <strong>di</strong> Langsa, Aceh Timur. ***<br />

25 Wawancara-wawancara dengan Masnur, Banda Aceh, dari tanggal 14 Juni hingga 7<br />

Agustus 2006.<br />

26 Ibid.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!