07.06.2013 Views

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

darul-islam-di-aceh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

364<br />

Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />

ketika ia bersama para ulama menyatakan bergabung dengan Republik<br />

Indonesia yang <strong>di</strong>proklamasikan oleh Soekarno-Hatta), terpilih sebagai<br />

Gubernur Militer Aceh dan Tanah Karo. Akan tetapi juga jelas, bahwa<br />

dengan meminjam tenaga luar (dalam hal ini Darul Islam Jawa Barat),<br />

kaum ulama reformis semakin meneguhkan kekuatan dan<br />

kekuasaannya <strong>di</strong> atas golongan sosial-politik lainnya. 14 Namun, dalam<br />

kontes perebutan pengaruh dan kekuasaan apakah sehingga ia harus<br />

mengusir pengaruh Pancasila dan komunisme dengan tanpa memakai<br />

cara-cara separatis. Darul Islam bukan anti Indonesia, melainkan anti-<br />

Pancasila, anti-Marhaenisme, anti-Komunisme dan demokrasi. Untuk<br />

melihat bagaimana ideologi Darul Islam bisa compatible dengan<br />

worldview orang-orang Aceh, kita terlebih dahulu harus memahami<br />

sejarah peran kaum ulama, organisasinya (PUSA) dan perjuangan<br />

politiknya dalam mengusir Belanda, memasukkan Jepang —untuk<br />

kemu<strong>di</strong>an <strong>di</strong>usir kembali dari Aceh. Perseteruannya dengan kaum<br />

uleebalang dan strategi politiknya dalam menolak pengaruh<br />

Muhamma<strong>di</strong>yah <strong>di</strong> Aceh.<br />

Sebelum PUSA menyelenggarakan sebuah perhelatan besar kaum<br />

ulama <strong>di</strong> Medan dalam bentuk Kongres Ulama Seluruh Indonesia,<br />

Teungku Daud Beureu`eh dan beberapa anggota PUSA, khususnya<br />

Pemuda PUSA, ternyata sudah menjalin ‘hubungan <strong>di</strong>plomatik rahasia’<br />

dengan S.M. Kartosoewirjo <strong>di</strong> Jawa Barat. Hubungan rahasia ini <strong>di</strong>jalin<br />

dengan modus yang sama dengan plot memasukkan Jepang ke Aceh.<br />

Teungku Daud Beureu`eh dan kaum ulama <strong>di</strong> dalam PUSA merasa<br />

perlu “meminjam tenaga luar” untuk membasmi komunisme dan<br />

ideologi Pancasila yang <strong>di</strong>rasakannya semakin hari semakin jauh dari<br />

14 Tulisan Fachry Ali, meskipun <strong>di</strong>akuinya sen<strong>di</strong>ri sebagai sebuah responsi teoritikal,<br />

namun sudah menja<strong>di</strong> sebuah teori yang bisa menjelaskan mengapa Darul Islam muncul <strong>di</strong><br />

Aceh. Kekurangan yang menyolok dalam tulisannya sangat mungkin terletak pada<br />

ketiadaan data. Karena itu, asumsi dan interpretasinya harus <strong>di</strong>buktikan melalui buku ini.<br />

Meskipun Fachry Ali lebih cenderung menyebutnya sebagai hipotesa-hipotesa tentatif<br />

untuk namun sangat berguna untuk stu<strong>di</strong> tentang perubahan, atau juga kelanjutan<br />

<strong>di</strong>namika dan pergolakan politik masyarakat Aceh masa DI atau GAM sekarang ini. Fachry<br />

Ali, Ibid.<br />

Pendahuluan<br />

stagnasi dalam melihat persoalan. Stagnasi itu umumnya hanya melihat<br />

persoalan resistensi politik dari sudut pandang "struktur agraria"<br />

atau patron-client atau "restrukturisasi lembaga negara" atau<br />

"kekecewaan orang-orang bawah". Padahal, jauh <strong>di</strong> dalamnya, sebuah<br />

perjuangan suci sebenamya juga merupakan suatu ekspresi nilai-nilai,<br />

suatu pengungkapan idealisme, pemikiran dan keinginan mengadakan<br />

perubahan berdasarkan orientasi nilai tersebut yang <strong>di</strong>anggap<br />

berlawanan secara norma umum dari sudut pandang native’s viewpoint<br />

<strong>di</strong> Aceh, <strong>di</strong> Priangan, <strong>di</strong> Jawa, <strong>di</strong> Makasar, <strong>di</strong> Kalimantan atau <strong>di</strong><br />

Palembang, sehingga ia <strong>di</strong>sebut pemberontakan. Di dalam buku ini,<br />

akan <strong>di</strong>coba terapkan hipotesa “meminjam kekuatan luar” yang pernah<br />

<strong>di</strong>-lontarkan oleh Fachry Ali 10 menja<strong>di</strong> hipotesis dasar bagi buku ini<br />

bahwa Darul Islam dari SM Kartosoewirjo adalah “kekuatan luar” yang<br />

<strong>di</strong>pinjam oleh Daud Beureu`eh untuk mengusir ideologi Pancasila <strong>di</strong><br />

Aceh, bukan mengusir (bangsa) Indonesia dan tidak bersifat separatis.<br />

Pemberontakan DI sen<strong>di</strong>ri, melihat dari cara Holk Harald Dengel 11<br />

mengungkapkan, lebih banyak bersumber dari nilai-nilai keyakinan<br />

yang <strong>di</strong>pegang oleh para pelakunya. 12 Pemberontakan Darul Islam<br />

10 Fachry Ali, “Daud Beureu`eh dan Hipotesa Meminjam Tenaga Luar”, Panjimas, 1<br />

April 1986.<br />

11 Holk Harald Dengel, Darul Islam: Angan-angan yang gagal, (terj.), (Jakarta: Pustaka<br />

Sinar Harapan, 1991).<br />

12 Buku Dengel telah melengkapi satu lagi khazanah sejarah bangsa yang selama ini<br />

berada dalam kabut gelap. Penulisan tentang Darul Islam, bukan hanya langka tapi juga<br />

usaha ke arah itu bukan suatu kerja yang mudah. Dia memerlukan melihat ke sejarah <strong>di</strong><br />

masa lampau Indonesia dengan banyak perban<strong>di</strong>ngan dan penelusuran data sekunder,<br />

baru kemu<strong>di</strong>an menyusun daftar pertanyaan tak berstruktur dan wawancara serta<br />

memahami istilah-istilah lokal serta terma-terma Islam yang rumit. Banyak kesan bagus<br />

pada organisasi dan struktur Darul Islam. Namun juga ini yang sulit orang lain<br />

melakukannya, adalah cara Dengel menukik ke persoalan-persoalan esensial yang<br />

memperlihatkan kehebatan perjuangan Darul Islam ini berdasarkan referensi primer!<br />

Sungguh menarik membaca buku karya Holk Harald Dengel yang judul aslinya adalah Darul<br />

Islam: Kartosuwirjos Kamf um einen Islamichen Staat Indonesien ini. Buku ini memiliki dua<br />

keunggulan sekaligus, pertama, bahwa buku ini adalah sebuah tulisan mendalam tentang<br />

biografi seseorang (Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo} dan kedua membahas harakah Darul<br />

5

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!