darul-islam-di-aceh
darul-islam-di-aceh
darul-islam-di-aceh
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
x<br />
Darul Islam <strong>di</strong> Aceh: Analisis Sosial-Politik Pemberontakan Regional <strong>di</strong> Indonesia<br />
tidak berhasil <strong>di</strong>duduki kembali oleh Belanda pasca kemerdekaan,<br />
kecuali Sabang, peranan daerah dan rakyat Aceh sangat penting bagi<br />
Indonesia untuk menjaga Revolusi tetap berjalan, dan rakyat Aceh<br />
selalu berada <strong>di</strong> belakang Republik Indonesia yang masih muda.<br />
Dengan dukungan tersebut daerah Aceh <strong>di</strong>anggap sebagai modal bagi<br />
Revolusi Kemerdekaan Indonesia.<br />
Setelah Revolusi berakhir, dengan memperoleh pengakuan kedaulatan<br />
dari Belanda dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) <strong>di</strong> Den Haag<br />
tahun 1950, rakyat Aceh merasa <strong>di</strong>tinggalkan oleh Pemerintah Pusat<br />
Indonesia. Otonomi yang pernah <strong>di</strong>rasakan rakyat Aceh hanya beberapa<br />
tahun pun akhirnya <strong>di</strong>cabut oleh Pemerintah Pusat. Pencabutan<br />
otonomi ini berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan<br />
rakyat Aceh. Pencabutan otonomi ini dan beberapa kebijakan<br />
lain dari Pemerintah Pusat terhadap Aceh telah membuat rakyat Aceh<br />
merasa kecewa dan puncaknya <strong>di</strong>wujudkan melalui Pemberontakan<br />
yang meletus pada tanggal 21 September 1953 yang <strong>di</strong>pimpin oleh<br />
Tgk. M. Daud Beureu`eh.<br />
Pemberontakan ini cukup menarik untuk <strong>di</strong>analisis karena<br />
meskipun peristiwa ini terja<strong>di</strong> <strong>di</strong> daerah Aceh dan <strong>di</strong>picu oleh kekecewaan<br />
rakyat Aceh terhadap Pemerintah Pusat, namun peristiwa DI/TII<br />
Aceh tersebut tidak berusaha men<strong>di</strong>rikan negara sen<strong>di</strong>ri, tetapi masih<br />
dalam koridor Indonesia <strong>di</strong> bawah Gerakan DI/TII Kartosoewirjo <strong>di</strong> Jawa<br />
Barat. Oleh karenanya peristiwa yang <strong>di</strong>pimpin oleh Tgk. Muhammad<br />
Daud Beureu`eh ini tidak dapat <strong>di</strong>golongkan ke dalam gerakan separatis,<br />
karena masih dalam lingkup ‘Indonesia’ namun dengan landasan<br />
ideologis yang berbeda. Peristiwa yang meletus tahun 1953 ini lebih<br />
merupakan sebagai protes rakyat Aceh terhadap Pemerintah Pusat<br />
yang <strong>di</strong>anggap tidak bisa <strong>di</strong>percaya dan sudah tidak sesuai dengan<br />
yang <strong>di</strong>harapkan.<br />
Buku ini berusaha untuk mengkonstruksikan kembali peristiwa<br />
yang telah menelan banyak korban jiwa dan harta rakyat Aceh, baik<br />
latar belakang penyebab, jalannya peristiwa dari waktu ke waktu<br />
dengan mengambil momen-momen penting, dan proses penyele-<br />
Daftar Pustaka<br />
375<br />
Dalimunthe, A. Hakim, Gerak-Gerik Partai Politik, (Langsa: Gelora, 1951).<br />
Dengel, Holk H., Darul Islam dan Kartosoewirjo: Angan-Angan yang<br />
gagal, (Jakarta: Penerbit Sinar Harapan), 1996.<br />
Dengel, Holk Harald, Darul Islam: Kartosoewirjo’s Kampf um Einen<br />
Islamichen Staat in Indonesia, Heidelberg: Heidelberg Universiaet,<br />
1990.<br />
Dijk, C. van, Darul Islam: Sebuah Pemberontakan, (terj.), (Jakarta: Grafiti<br />
Pers, 1993).<br />
Dijk, C. van, Revolution Under the Banner of Islam: The Darul Islam in<br />
Indonesia; B.J. Boland, The Struggle of Islam in Indonesia: 1945-1970<br />
el-Ibrahimy, M. Noer, Teungku Muhammad Daud Beureu`eh dan<br />
Peranannya dalam Pergolakan <strong>di</strong> Aceh, (Jakarta: Bulan-Bintang,<br />
1981).<br />
Feith, Herbert dan Daniel Lev, “The End of Indonesian rebellion”, dalam<br />
Pacific Affairs, 36, No. 1, 1963.<br />
Feith, Herbert, The Decline and Fall the Constitutional Democracy in<br />
Indonesia, (Ithaca, New York: Cornell University Press, 1973).<br />
Feith, Herbert, The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia,<br />
(Massachusett: University of California Press, 1983).<br />
Feith, Herbert, The Indonesia Election of 1955, (Ithaca, New York: Modern<br />
Indonesian Project, Southeast Asia Program, Cornell University,<br />
Interim Report Series, 1971).<br />
Geertz, Clifford, “The Integrative Revolution: Primor<strong>di</strong>al Sentiments and<br />
Civil Politics in the New States”, dalam buku Claire Holt (ed.), The<br />
Interpretation of Culture, (New York: Basic Books, Inc., 1973).<br />
Geertz, Clifford, Involusi Pertanian, (terj.), (Jakarta: Bhratara, 1974).<br />
Gelanggang, A.H., Rahasia Pemberontakan Aceh dan Kegagalan Politik<br />
Mr. SM Amin, (Banda Aceh: Pustaka Murni Hati, 1956).<br />
Haidar, M. Ali, Nahdatul Ulama dan Islam <strong>di</strong> Indonesia: Pendekatan Fikih<br />
dalam Politik, (Jakarta: Grame<strong>di</strong>a, 1994).