You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kado Cinta untuk Bunda - Dewi Liez<br />
rumah, dan waktunya berkunjung untuk salam-salaman demi<br />
mendapatkan angpao. Tidak lebih dari itu. Berbeda dengan arti lebaran<br />
bagi kakak. Lebaran baginya adalah moment paling sedih sepanjang<br />
hidupnya, karena harus berusaha menyenangkan adik-adiknya sementara<br />
hatinya hancur karena tidak ada orangtua di sisi.<br />
Tiba saat malam takbiran, Retno, Dewi, Susi (kakak nomor empat)<br />
sibuk memasak berbagai panganan yang bisa mereka buat, sambil sesekali<br />
lisan mereka mengikuti takbir yang terdengar dari masjid terdekat. Saya<br />
pun ikut sibuk bolak-balik ke dapur, mencicipi makanan yang sudah<br />
matang.<br />
Saya sempat mendengar obrolan antara Retno dan Dewi, dan<br />
cukup lama duduk di bawah meja makan.<br />
“Kok Ayah tega bener sih ninggalin kalian berempat di rumah. Dua<br />
hari lagi lebaran Yu, kok ngga kasian sama anak-anak. Kalau Bunda sudah<br />
jelas, sedang tugas di Singapura, dan ngga mungkin bisa pulang sebelum<br />
masa kontraknya habis. Nah…ayah kandung yang diamanahkan untuk jaga<br />
anak-anak malah seperti ini sikapnya.” Keluh Retno pada Dewi<br />
“Sabar mba, Dewi juga sempat protes kemarin. Tapi nda digubris<br />
mba. Trus Dewi harus bagaimana? Ya…nda bisa apa-apa. Cuma nangis aja<br />
dan kecewa berat sama ayah. Makanya Dewi minta mba pulang.” Jawab<br />
Dewi sambil mengangkat kue dari oven.<br />
“Kalau Bunda tau, pastinya tidak akan tinggal diam. Bunda kan<br />
sangat sayang sama kita semua Yu. Sampai kerja jauh pun demi kita bisa<br />
sekolah tinggi. Andai saja bisa, pastinya Bunda akan bawa kita kemanapun<br />
dia pergi.” Ujar Retno<br />
“Iya mba. Kita doakan saja Bunda supaya tenang kerja di negeri<br />
orang. Pastinya Bunda juga sangat sedih ya…, berpisah dengan anakanaknya.”<br />
Susi kali ini angkat bicara.<br />
2012 33