02.06.2013 Views

ACEH_03378

ACEH_03378

ACEH_03378

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ersisian. Karenanya P3KI memprakarsai sebuah pertemuan ilmiah untuk<br />

membicarakan kembali masalah ejaan Bahasa Aceh tersebut.<br />

Pertemuan dengan bentuk lokakarya yang melibatkan para ahli, peminat<br />

dan pemerhati Bahasa Aceh ini, diselenggarakan tanggal 4 Nopember 1992 di<br />

Darussalam Banda Aceh dan berhasil merumuskan penyederhanaan dari sistem<br />

ejaan yang telah ada, yang diidentifikasi dengan Ejaan P3KI1992. Untuk lebih<br />

jelas, beberapa bagian dari kesimpulan lokakarya tersebut kami kutip di sini:<br />

/. Lokakarya berkesimpulan bahwa transkripsi Bahasa Aceh ke huruf Latin<br />

bersumber dari sistem yang digunakan oleh Snouck Hurgronje (1893). Pada masa<br />

sesudahnya telah terjadi beberapa revisi<br />

2. Lokakarya menyimpulkan agar dalam penulisan ilmiah dan pengajaran<br />

bahasa, digunakan ejaan Snouck Hurgronje yang telah direvisi oleh Hadji Aboe<br />

Bakar dan de Vries seraya menyesuaikannya dengan perubahan ejaan Bahasa<br />

Indonesia— dalam hal ini Ejaan Yang Disempurnakan—untuk huruf-huruf: ch<br />

menjadi kh; dj menjadi j;j menjadiy; nj menjadi ny; oe menjadi u; sj menjadi sy<br />

dan tj menjadi c.<br />

3. Untuk tulisan yang bukan ilmiah dan bukan pengajaran bahasa, lokakarya<br />

menganjurkan agar tetap menggunakan ejaan Snouck tetapi tanpa tanda baca di<br />

atas vokal. Ejaan ini diidentifikasi dengan nama Ejaan P3KI1992.<br />

Tampaknya yang dimaksud dengan "penulisan ilmiah" dalam keputusan di<br />

atas termasuk penulisan buku kamus, penulisan nama, atau istilah-istilah khusus<br />

dalam tulisan atau karangan yang lain. Jadi bukan penulisan buku biasa yang<br />

berbahasa Aceh. Seperti telah disinggung di atas ciri paling menonjol dari sistem<br />

terakhir di atas adalah penyederhanaan. Karena itu tanda baca di atas huruf atau di<br />

bawahnya ditiadakan.<br />

Akibat dari kecenderungan di atas, akan ada kesulitan yang muncul, yaitu<br />

dua kata yang berbeda akan mempunyai tulisan yang sama. Jadi sekurangkurangnya<br />

pada tahap awal akan ada orang yang membaca teks secara tidak tepat.<br />

Diharapkan hal ini akan teratasi melalui penyesuaian kata dengan konteks dan<br />

karena pengetahuan (kemampuan) si pembaca sendiri. Bagaimanapun juga tulisan<br />

(buku) yang menggunakan Bahasa Aceh tentu dibuat untuk orang yang sudah<br />

menguasai Bahasa Aceh, bukan untuk orang asing ataupun orang yang baru belajar<br />

Bahasa Aceh.<br />

Sebelum menuliskan ejaan yang digunakan, ingin diberikan dua catatan lagi.<br />

Pertama, penulisan tanda baca, huruf besar dan pemisahan kata mengikuti Ejaan<br />

Yang Disempurnakan (EYD). Kedua, sekiranya ada perbedaan dialek, maka Team<br />

Penyunting cenderung memilih dialek Aceh Utara, khususnya daerah sekitar<br />

Peusangan dan Jeumpa. Hal ini dilakukan karena kecenderungan pengarangnya—<br />

yang kebetulan berasal dari daerah tersebut.<br />

Abjad atau huruf yang dirasa memerlukan penjelasan dalam tulisan ini beserta<br />

contoh kata-katanya adalah sebagai berikut.<br />

Huruf kha ( £ ) ditulis dengan kh. Contohnya dalam terjemahan surat<br />

Yunus ayat 49,<br />

xxi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!