ACEH_03291
ACEH_03291 ACEH_03291
Bismar Siregar, S.H. Profil Umat dan Bangsa Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala Saat bertemu antar sesama, kenal atau belum hati selalu berperan. Berbagai alasanmemungkinkan: [1] akrab (simpati); [2] hambar—mungkin; [3] antipati. Menyinggung sosok tubuh dan jiwa seorang tua, kini tepat tanggal 28 Maret 1994 memperoleh kurnia rahmat Khalik Maha Bijaksana, berusia delapan puluh tahun A. Hasjmy sungguh merupakan kebahagiaan. Langka, sungguh langka manusia-manusia demikian. Dapat dihitung dengan jari. Tak pelak ada pesan Rasulullah, bila seorang mencapai usia tujuh puluh tahun, alam bertasbih kepada Allah SWT, serta tahmid. Alam ikut bertasyakur, tentu bila si hamba tersebut tergolong yang beriman. Bila sudah delapan puluh tahun, Allah SWT seakan berkata, benar Rasul-mu berpesan, dalam usia demikian, kembali seperti anak-anak. Diulangi, sebagai anak-anak. Saat mendengar pesan demikian di pengajian serta merta berdoa, Ilahi, bila boleh saya berpinta tentang usia, janganlah panjang-panjangkan usiaku sedemikian rupa, kembali kekanak-kanakan. Ngeri, ya Tuhan! Bagaimana tidak berpikir demikian. Teringat anat saat dibesarkan. Tak tahu, seringkali mengabaikan orang lain. Yang ia pentingkan dirinya sendiri. Anak yang selalu menggantungkan * BISMAR SIREGAR, S.H., lahir di Baringin (Sipirok), 15 November 1930, memperoleh gelar Sarjana Hukum (1956) dari Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Pernah juga mengikuti pendidikandi Amerika Serikat: University of Nevada (1973), University of Alabama (1973), University of Texas (1979), dan di Ryks Universiteit, Leiden, Negeri Belanda (1990). Jabatanjabatan yang pernah dipercayakan kepada beliau, antara lain: Jaksa Kejaksaan Negeri di Palembang (1957-1959), di Makasar (1959-1960), dan Ambon (1960-1961); Hakim Pengadilan Negeri di Pangkal Pinang (1961-1962), Pontianak (1962-1968), dan Jakarta Utara/Timur (1971-1980); Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia (1969-1971); Hakim Tinggi di Bandung (1981-1982) dan Medan (1982-1984); dan Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia (1984-sekarang). Di samping menjalankan tugas-tugas negara tersebut di atas, beliau juga menyediakan waktunya sebagai tenaga dosen pada Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah, Jakarta (sejak 1976); Fakultas Syariat, IAIN Syarif Hidayatullah (sejak 1985); dan Fakultas Hukum, Universitas Pancasila, Jakarta (sejak 1988). 72
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 73 nasib kepada orang tua. Alangkah sengsaranya nasib dan kedudukan si anak demikian konon bila usia tua. Namun, ajaran agama tidak boleh hanya dibaca secara akaliyah. Iman harus menyertai dirinya. Saat itu pula, terkenang pesan Rasulullah, bahwa setiap anak dilahirkan dalam fitrah, kedua orang tuanya yang membuat ia kelak jadi apa —Yahudi, Nasrani, atau Majusi? Juga Muslim. Tentang sosok diri si anak, delapan puluh tahun yang lalu, menguak menangis dari rahim ibunda, serta merta orang tua memilih nama Ali Hasjmy. Pemberian nama dalam iman Islam mengandung makna yang dalam. Pertama, saat dipanggil nama itu teringat ia kepada si pemberi nama —orang tua. Tergetar hatinya untuk selalu berbuat baik dan kebajikan terhadap orang yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah berputus asa, mendidik si anak menjadi anak yang beriman dan bertakwa. Teringat si anak meningkatkan amal bakti. Karena ia dibesarkan dalam iman Islam, takut ia kepada pesan Rasulullah, bahwa "Murka Allah sangat bergantung kepada murka orang tua, dan bahwa ridha Allah sangat bergantung kepada ridha orang tua". Juga, teringat si anak, bila dipanggil sesama, alasan ayah bunda memilih nama, sebutan Ali Hasjmy? Tiada keraguan agar selalu terngiang di telinga, nama Ali menantu Rasulullah, Khalifah ar-Rasyidin keempat, dihormati dan dicintai oleh umat, namun ia menghadapi kematian sebagai seorang syahid oleh sesama yang telah dirasuki hawa nafsu dunia. Patut dibaca oleh umat, menghadapi hidup, tidak ada yang ditakutkan, baik tentang kemiskinan, penghinaan, semua diterima sebagai kejadian yang tidak akan terjadi kecuali dengan izin-Nya, ikhlas menerima sebagai ayat kauniah bagi umat kemudian. Orang berilmu tidak berdoa umur panjang dalam bilangan, tetapi panjang dalam ingatan. Tetapi, bila kenangan karena kebaikan disertai bilangan, Alhamdulillah, Allahu Akbar! Maha Bijaksana Ia di atas segala kebijakan. Konon pula sehat wal afiat, lahir dan batin, seperti ikhwan rahimahullah A. Hasjmy. Usia delapan puluh tahun, kembali seperti anak-anak! Demikian Ilahi berpesan. Jangan diterima secara harfiah. Baca dan baca, apa hakekat dan maknanya. Apa itu? Seorang anak sampai dewasa (mukallaf) ia suci, tidak dibebani dosa! Artinya, ia berbuat salah, larangan belum ada tuntutan pertanggungjawaban, baik bagi diri juga orang tua. Sekiranya ia beramal baik, sebutlah shalat dan
- Page 46 and 47: 22 DR. H. Roeslan Abdulgani Hadir p
- Page 49 and 50: * H. Bustanil Arifin, S.H. Pemiliha
- Page 51 and 52: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 27 ya
- Page 55 and 56: Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA Memasu
- Page 57 and 58: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 33 Su
- Page 59 and 60: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 35 di
- Page 61 and 62: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 37 ke
- Page 63 and 64: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 39 ke
- Page 65 and 66: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 41 La
- Page 67 and 68: telapan Puluh Tahun A. Hasjmy 43 IA
- Page 69 and 70: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 45 5,
- Page 71 and 72: Tabel 9 Delapan Puluh Tahun A. Hasj
- Page 73 and 74: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 49 ba
- Page 75 and 76: Delapan Puluh Tahun A, Hasjmy 51 "K
- Page 77: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 53 da
- Page 80 and 81: 56 Hardi, S.H. Setelah mempelajari
- Page 82 and 83: 58 Hardi, S.H. Adapun dialog antara
- Page 84 and 85: 60 Hardi, S.H. Singkatnya, pada har
- Page 86 and 87: 62 Hardi, S.H. Menteri Penerangan:
- Page 88 and 89: 64 Hardi, S.H. Sebaliknya, berkat b
- Page 90 and 91: 66 Hardi, S.H. Jika Dewan Revolusi
- Page 92 and 93: 68 Hardi, S.H. Demikian itulah kisa
- Page 94 and 95: Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S.H. Men
- Page 98 and 99: 74 Bismar Siregar, S.H. puasa walau
- Page 100 and 101: 76 Bismar Siregar, S.H Demikianlah
- Page 102 and 103: 78 Drs. Marzuki Nyakman selesaikan
- Page 104 and 105: 80 Drs. Marzuki Nyakman Saya dapat
- Page 106 and 107: 82 Drs. Marzuki Nyakman Dies Natali
- Page 108 and 109: 84 Drs. Marzuki Nyakman Dalam upaya
- Page 110 and 111: 86 Drs. Marzuki Nyakmar Merubah Nam
- Page 112 and 113: Dr. Abu Hassan Sham Pengamat Sastra
- Page 114 and 115: 90 Dr. Abu Hassan Sham murid dan pe
- Page 116 and 117: 92 Dr. Abu Hassan Sham dan di beber
- Page 118 and 119: 94 Dr. Abu Hassan Sham taris Negara
- Page 121 and 122: Nurdin Abdul Rachman A. Hasjmy, Sal
- Page 123 and 124: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 99 ya
- Page 125 and 126: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 101 P
- Page 127 and 128: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 103 t
- Page 129 and 130: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 105 s
- Page 131 and 132: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 107 D
- Page 133 and 134: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 109 H
- Page 135 and 136: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 111 m
- Page 137 and 138: Asnawi Hasjmy, S.H. Dia Abangku-Aya
- Page 139 and 140: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 115 "
- Page 141 and 142: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 117 C
- Page 143 and 144: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 119 d
- Page 145 and 146: Dr. H. Alibasyah Amin, M.A. Ah' Has
Bismar Siregar, S.H.<br />
Profil Umat dan Bangsa<br />
Rahmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala<br />
Saat bertemu antar sesama, kenal atau belum hati selalu berperan.<br />
Berbagai alasanmemungkinkan: [1] akrab (simpati); [2] hambar—mungkin;<br />
[3] antipati.<br />
Menyinggung sosok tubuh dan jiwa seorang tua, kini tepat tanggal 28<br />
Maret 1994 memperoleh kurnia rahmat Khalik Maha Bijaksana, berusia<br />
delapan puluh tahun A. Hasjmy sungguh merupakan kebahagiaan. Langka,<br />
sungguh langka manusia-manusia demikian. Dapat dihitung dengan jari. Tak<br />
pelak ada pesan Rasulullah, bila seorang mencapai usia tujuh puluh tahun,<br />
alam bertasbih kepada Allah SWT, serta tahmid. Alam ikut bertasyakur, tentu<br />
bila si hamba tersebut tergolong yang beriman. Bila sudah delapan puluh<br />
tahun, Allah SWT seakan berkata, benar Rasul-mu berpesan, dalam usia<br />
demikian, kembali seperti anak-anak. Diulangi, sebagai anak-anak.<br />
Saat mendengar pesan demikian di pengajian serta merta berdoa, Ilahi,<br />
bila boleh saya berpinta tentang usia, janganlah panjang-panjangkan usiaku<br />
sedemikian rupa, kembali kekanak-kanakan. Ngeri, ya Tuhan!<br />
Bagaimana tidak berpikir demikian.<br />
Teringat anat saat dibesarkan. Tak tahu, seringkali mengabaikan orang<br />
lain. Yang ia pentingkan dirinya sendiri. Anak yang selalu menggantungkan<br />
* BISMAR SIREGAR, S.H., lahir di Baringin (Sipirok), 15 November 1930, memperoleh gelar<br />
Sarjana Hukum (1956) dari Fakultas Hukum, Universitas Indonesia. Pernah juga mengikuti<br />
pendidikandi Amerika Serikat: University of Nevada (1973), University of Alabama (1973),<br />
University of Texas (1979), dan di Ryks Universiteit, Leiden, Negeri Belanda (1990). Jabatanjabatan<br />
yang pernah dipercayakan kepada beliau, antara lain: Jaksa Kejaksaan Negeri di<br />
Palembang (1957-1959), di Makasar (1959-1960), dan Ambon (1960-1961); Hakim<br />
Pengadilan Negeri di Pangkal Pinang (1961-1962), Pontianak (1962-1968), dan Jakarta<br />
Utara/Timur (1971-1980); Panitera Mahkamah Agung Republik Indonesia (1969-1971);<br />
Hakim Tinggi di Bandung (1981-1982) dan Medan (1982-1984); dan Hakim Agung pada<br />
Mahkamah Agung Republik Indonesia (1984-sekarang). Di samping menjalankan tugas-tugas<br />
negara tersebut di atas, beliau juga menyediakan waktunya sebagai tenaga dosen pada Fakultas<br />
Hukum, Universitas Muhammadiyah, Jakarta (sejak 1976); Fakultas Syariat, IAIN Syarif<br />
Hidayatullah (sejak 1985); dan Fakultas Hukum, Universitas Pancasila, Jakarta (sejak 1988).<br />
72