02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

64 Hardi, S.H.<br />

Sebaliknya, berkat bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT, Ketua<br />

Misi Pemerintah Pusat dapat menanggapi kecaman-kecaman Ketua Dewan<br />

Revolusi dengan pikiran yang tenang; memperlakukan para pemberontak<br />

secara manusiawi serta dapat menemukan pemikiran-pemikiran yang<br />

rasional, persuasif dan edukatip, seperti dijelaskan di bawah.<br />

PERTAMA. Ketua Misi mengajak para pemimpin DI/TII khususnya<br />

pimpinan Dewan Revolusi agar memberanikan diri menjalankan otokritik<br />

dan menebus kekeliruan yang diperbuatnya di masa silam. Terjadinya<br />

kekacauan di masyarakat Aceh yang membawakan kehancuran sarana dan<br />

prasarana pembangunan serta memusnahkan harta kekayaan rakyat, hingga<br />

menyebabkan malapetaka serta penderitaan bagi rakyat Tanah Rencong,<br />

bukannya merupakan kesalahan Pemerintah Pusat, tapi justru karena akibat<br />

dari pemberontakan DI/TII yang fatal, baik bagi pemimpin dan prajurit<br />

Tentara Islam Indonesia maupun bagi satu setengah juta rakyat Aceh sendiri.<br />

KEDUA. Para pemimpin DI/TII Aceh seharusnya menyadari bahwa<br />

langkah yang salah dengan membentuk Negara Bagian Aceh sebagai bagian<br />

dari Negara Islam Indonesia, adalah bertentangan dengan Pancasila dan<br />

UUD 1945 sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Padahal, sejarah telah<br />

mencatat bahwa, Presiden Soekarno pernah menyampaikan terima kasih<br />

serta penghargaan beliau kepada Teungku Muhammad Daud Beureueh,<br />

karena jasa-jasa rakyat Tanah Rencong dalam perjuangan menegakkan<br />

Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus<br />

1945.<br />

Lagi pula, para pemimpin DI/TII Aceh seharusnya menyadari bahwa<br />

mengingat keputusan para pendiri Republik Indonesia pada tanggal 18<br />

Agustus 1945 beberapa kata dalam Piagam Jakarta telah ditiadakan dari<br />

Pembukaan UUD 1945, demi untuk menegakkan persatuan dan kesatuan<br />

bangsa Indonesia.<br />

KETIGA. Setelah sikap, pendirian dan tuntutan Dewan Revolusi jelas,<br />

maka tiba waktunya bagi Misi Pemerintah untuk menentukan sikapnya yang<br />

tegas tapi bijaksana. Sikap dan pendirian yang demikian itu dituangkan<br />

dalam suatu memorandum yang mengandung isi seperti dijelaskan di bawah.<br />

l. a. Mengenai status daerah, Misi Pemerintah hanya dapat memberikan<br />

otonomi yang luas kepada Daerah Swatantra Aceh berdasarkan<br />

Undang-Undang No. 1 tahun 1957 tentang "Otonomi dan<br />

Desentralisasi".

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!