ACEH_03291

ACEH_03291 ACEH_03291

02.06.2013 Views

62 Hardi, S.H. Menteri Penerangan: A. G. Mutyara Ketua DPR Sementara: Teungku Amir Husin Al Mujahid Peran Gubernur Hasjmy dalam Upaya Menciptakan Perdamaian dan Ketenteraman di Tanah Rencong Setelah ditentukan garis strategis bersama oleh Misi Pemerintah dengan para pejabat militer dan sipil di Aceh, pada tanggal 24 Mei, maka esok harinya pada tanggal 25 Mei 1959 dimulailah musyawarah. • Gambaran Mengenai Jalannya Musyawarah Agar supaya generasi penerus memperoleh gambaran mengenai jalannya musyawarah yang bersejarah antara Misi Hardi, diperkuat oleh Gubernur A. Hasjmy dengan Dewan Revolusi, di bawah ini dikisahkan cara Misi Pemerintah meredam emosi Dewan Revolusi sewaktu melontarkan kecaman terhadap Pemerintah Pusat. Ceritanya adalah sebagai berikut. Untuk menunjukkan perbedaan yang kontras antara keadaan masyarakat Aceh pada jaman dulu dengan situasi dan kondisi masyarakat Aceh pada tahun 1950-an, Ayah Gani, selaku Ketua Dewan Revolusi, memberikan uraian panjang lebar mengenai perkembangan masyarakat Aceh sejak zaman kebesaran kerajaan Aceh, yang disusul dengan penilaian negatif terhadap policy Pemerintah RI mengenai Aceh dalam kurun waktu antara tahun 1950-1969. Dengan nada dan suara yang agresif dan dengan sikap emosional, Ketua Dewan Revolusi itu mengungkapkan kelemahan dalam policy Pemerintah Pusat yang terjadi sejak tahun 1950-an yang diwarnai oleh gejala yang menandakan kurang ditegakkannya norma-norma keadilan dan kemanusiaan, hal mana disebabkan karena kalangan Pemerintah Pusat di Jakarta dilanda oleh krisis moril dan krisis gezag. Akhirnya, Ayah Gani atas nama Dewan Revolusi DI/TII mengajukan tuntutan-tuntutan, antara lain sebagai berikut: a. Status Propinsi Aceh perlu dirubah hingga menjadi "Daerah Istimewa Aceh Darussalam" sebagai pengganti dari "Negara Bagian Aceh" sebagai bagian dari "Negara Islam Indonesia".

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 63 b. Dalam sistem pemerintahan itulah rakyat Aceh perlu diberikan hak untuk mengatur dirinya sendiri, lebih-lebih dalam lapangan Agama Islam. Jelasnya, Pemerintah dituntut agar mewajibkan umat Islam di Aceh menjalankan syariat Agamanya, sesuai dengan Piagam Jakarta. c. Pemerintah Pusat setelah masalah pemberontakan DI/TII terselesaikan diharapkan memberikan amnesti, abolisi, dan rehabilitasi terhadap semua petugas militer dan sipil dari "Negara Bagian Aceh" yang dibubarkan. • Sikap Ketua Misi: Tegas Tapi Bijaksana Setelah mendengarkan kecaman-kecaman terhadap Pemerintah RI Jakarta yang dituangkan dalam pidato Ketua Dewan Revolusi dengan nada yang agresif dan emosional, Ketua Misi sebenarnya nyaris tersinggung perasaannya. Betapa tidak! Misi Pemerintah yang diutus oleh Pemerintah Republik Indonesia memerlukan datang di Tanah Rencong, dengan pesan agar dengan segala kemampuan dan kearifan menyelesaikan pemberontakan DI/TII Aceh secara damai. Artinya, tugas mulai dari Misi Hardi ialah untuk mencegah jangan sampai terulang kembali bentrokan bersenjata antara pasukan-pasukan ABRI melawan unit-unit dari Tentara Islam Indonesia atas instruksi pimpinan Darul Islam dalam rangka mengobarkan pemberontakan bersenjata. Misi Pemerintah Pusat ingin menyelesaikan pemberontakan DI/TII Aceh secara damai. Bahkan, tanpa memikirkan soal prestise atau gengsi dari Pemerintah Pusat, Misi Hardi menyiapkan diri untuk bermusyawarah dengan Dewan Revolusi DI/TII. Sebaliknya, dengan pidatonya yang mengecam Pemerintah Pusat dengan nada dan suara yang agresif emosional, yang disusul dengan tuntutantuntutan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, Ayah Gani dan anggota Dewan Revolusi lainnya pada hakekatnya telah melecehkan utusan Pemerintah Pusat. Pada saat menyusun karangan ini, penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Ketua Misi pada saat-saat yang kritis masih diberikan kekuatan batin untuk tidak terpancing oleh tantangan Ayah Gani selaku Ketua Dewan Revolusi.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 63<br />

b. Dalam sistem pemerintahan itulah rakyat Aceh perlu diberikan hak<br />

untuk mengatur dirinya sendiri, lebih-lebih dalam lapangan Agama<br />

Islam. Jelasnya, Pemerintah dituntut agar mewajibkan umat Islam di<br />

Aceh menjalankan syariat Agamanya, sesuai dengan Piagam Jakarta.<br />

c. Pemerintah Pusat setelah masalah pemberontakan DI/TII terselesaikan<br />

diharapkan memberikan amnesti, abolisi, dan rehabilitasi terhadap<br />

semua petugas militer dan sipil dari "Negara Bagian Aceh" yang<br />

dibubarkan.<br />

• Sikap Ketua Misi: Tegas Tapi Bijaksana<br />

Setelah mendengarkan kecaman-kecaman terhadap Pemerintah RI<br />

Jakarta yang dituangkan dalam pidato Ketua Dewan Revolusi dengan nada<br />

yang agresif dan emosional, Ketua Misi sebenarnya nyaris tersinggung<br />

perasaannya.<br />

Betapa tidak!<br />

Misi Pemerintah yang diutus oleh Pemerintah Republik Indonesia<br />

memerlukan datang di Tanah Rencong, dengan pesan agar dengan segala<br />

kemampuan dan kearifan menyelesaikan pemberontakan DI/TII Aceh secara<br />

damai. Artinya, tugas mulai dari Misi Hardi ialah untuk mencegah jangan<br />

sampai terulang kembali bentrokan bersenjata antara pasukan-pasukan ABRI<br />

melawan unit-unit dari Tentara Islam Indonesia atas instruksi pimpinan Darul<br />

Islam dalam rangka mengobarkan pemberontakan bersenjata.<br />

Misi Pemerintah Pusat ingin menyelesaikan pemberontakan DI/TII<br />

Aceh secara damai. Bahkan, tanpa memikirkan soal prestise atau gengsi dari<br />

Pemerintah Pusat, Misi Hardi menyiapkan diri untuk bermusyawarah dengan<br />

Dewan Revolusi DI/TII.<br />

Sebaliknya, dengan pidatonya yang mengecam Pemerintah Pusat dengan<br />

nada dan suara yang agresif emosional, yang disusul dengan tuntutantuntutan<br />

yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, Ayah Gani dan<br />

anggota Dewan Revolusi lainnya pada hakekatnya telah melecehkan utusan<br />

Pemerintah Pusat.<br />

Pada saat menyusun karangan ini, penulis memanjatkan puji syukur ke<br />

hadapan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Ketua Misi pada saat-saat yang kritis<br />

masih diberikan kekuatan batin untuk tidak terpancing oleh tantangan Ayah<br />

Gani selaku Ketua Dewan Revolusi.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!