02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

telapan Puluh Tahun A. Hasjmy 59<br />

Sebaliknya, isi pidato yang hanya berbentuk kutipan karangan Bung Karno<br />

itu oleh lawan-lawan politik PNI, dianggap sebagai sikap dan perilaku<br />

Penceramah seolah-olah bersifat "melecehkan agama Islam".<br />

Karena isu tentang pidato penulis yang dihebohkan oleh lawan-lawan<br />

politik PNI semula mempengaruhi PM Djuanda, di bawah ini diungkapkan<br />

kembali dialog antara PM Djuanda dengan Gubernur A. Hasjmy.<br />

Waktu PM Djuanda menanyakan apa alasannya Gubernur Hasjmy<br />

mengusulkan Mr. Hardi sebagai Ketua Misi Pemerintah, tokoh ulama itu<br />

menjawab: "NU, partainya Pak Idham Chalid, sudah sejak semula mendukung<br />

kebijaksanaan pemulihan keamanan di Aceh; sementara PNI semenjak<br />

Mr. Ali Sastroamidjojo memimpin kabinet terus menentang penyelesaian<br />

dengan cara bijaksana. Kalau Wakil PM Idham Chalid yang memimpin misi,<br />

besar sekali kemungkinan PNI tidak akan menyetujui hasil-hasil yang dicapai<br />

misi. Lain halnya, kalau orangnya sendiri yang memimpin misi, yaitu<br />

Wakil Perdana Menteri Mr. Hardi."<br />

PM Djuanda mungkin masih ingat secara samar-samar tentang isu atau<br />

tuduhan terhadap penulis seperti dijelaskan di atas. Oleh karenanya, PM<br />

Djuanda masih bertanya: "Apakah rakyat Aceh tidak marah kepada Saudara<br />

Hardi, karena peristiwa pidato di rapat umum di Amuntai (?) yang<br />

menghebohkan itu?"<br />

"Tidak, insya Allah," jawab Gubernur Hasjmy tegas.<br />

Dengan jawaban Gubernur Hasjmy yang tegas itu, kemudian Perdana<br />

Menteri berdasarkan keputusan Kabinet Karya dan dengan persetujuan<br />

Presiden Soekarno membentuk sebuah misi di bawah pimpinan Wakil PM<br />

Hardi, yang kemudian terkenal dengan Misi Hardi.<br />

Peran Gubernur Hasjmy<br />

Sebagai Faktor Penting Bagi Keberhasilan Tugas Misi Hardi<br />

Tepat pada hari ulang tahun penulis ke-41, yaitu pada tanggal 23 Mei 1959,<br />

pesawat udara khusus yang ditumpangi oleh Misi Hardi mendarat di Lapangan<br />

Udara Blang Bintang, Aceh.<br />

Karena terpengaruh oleh sambutan yang mengesankan dengan upacara<br />

adat yaitu penyampaian "sekapur sirih" oleh putra-putri Tanah Rencong,<br />

penulis tidak lagi membayangkan suasana di rumah keluarganya di Jakarta,<br />

yang pada saat itu sedang mendoakan agar penulis dilindungi oleh Allah<br />

SWT seraya menikmati hidangan bubur merah putih.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!