ACEH_03291
ACEH_03291 ACEH_03291
52 K.H. Hasan Basri masi. Dalam hubungan ini, para ulama dan pimpinan umat harus mempunyai kemampuan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa dunia sehingga dapat mengetahui berbagai informasi yang tepat dan cepat. [2] Mampu mengamalkan ilmunya (ajaran Islam) dan memiliki semangat keagamaan Islam yang tinggi. Kalau tidak, sama saja dengan para orientalis yang mengkaji keislaman. Para orientalis adalah Islamolog, karena mereka mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Tetapi mereka bukan Islamis, karena tidak mempunyai semangat keislaman dan tidak melaksanakan ajaran Islam. Jadi ulama dan pimpinan-pimpinan umat adalah Islamolog sekaligus juga Islamis. Manifestasinya adalah amal saleh, budi luhur, dan akhlak mulia. [3] Mempunyai pendirian yang tetap (istiqamah) terhadap ilmu dan keyakinannya. Namun dengan semangat yang tinggi dalam membela kebenaran. Ia juga memiliki toleransi, lapang dada, dan penuh kasih sayang. Ia dapat menerima pemikiran dan gagasan orang lain jika memang baik, benar dan berdasarkan fakta yang sah dan data yang akurat milik orang lain baik dari pemikiran dan gagasannya. Dalam pelaksanaan dakwah Islamiyah. Ia lakukan secara persuasif dan penuh kasih sayang. Ia mampu menampilkan wajah Islam yang lembut, ramah, damai dan penuh senyum, bukan penampilan wajah Islam yang garang dan kasar. Sebab pemaksaan dan kekerasan bukan ciri dan watak Islami. Allah sendiri telah memberikan tuntunan kepada kita bahwa kita harus berdakwah secara ramah, penuh kasih sayang, bijaksana dan argumentatif. Karena memang dakwah yang demikian inilah yang akan menarik kalbu dan nurani insani. [4] Mampu mengajak dan mempengaruhi masyarakat agar dengan penuh kesadaran dan kemauan untuk memberikan sumbangan kepada negara dan bangsanya. Dengan kata lain ia mampu mengerahkan dan mengarahkan segenap potensi umat dalam menyukseskan pembangunan. Untuk itu ia harus memiliki tiga kemampuan, yaitu berkomunikasi, memotivasi dan mengambil keputusan. Oleh karena itu, ulama masa mendatang sebagai pemimpin masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan kharisma tetapi juga harus melengkapi diri dengan kemampuan manajerial. [5] Ulama dan umarah sebagai pimpinan umat adalah tokoh dan panutan masyarakat. Ia adalah tempat bertanya dan tumpuan harapan masyarakatnya dalam setiap menghadapi permasalahan kehidupan. Ia diakui
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 53 dan dihormati oleh masyarakat karena integritas ilmu dan kepribadian serta kepemimpinannya. Ia mampu memberikan jalan keluar dan kemudahan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahannya. [6] Para ulama dan pimpinan umat juga harus memiliki sifat-sifat kepemimpinan seperti kuat dalam aqidah: adil dan jujur; berpandangan luas dan tidak fanatik golongan; mencintai dan mengutamakan kepentingan umat dari pada kepentingan pribadi dan golongan mampu menumbuhkan kerjasama ide, saran, dan kritik; ikhlas dan bertanggung jawab, serta sifat-sifat kepemimpinan lainnya. Untuk menghadirkan keberadaan ulama dan pimpinan umat yang diharapkan berbobot dan berkualitas seperti tersebut di atas, maka perguruan tinggi Islam memegang peranan yang amat penting di samping pesantren yang sudah jelas menunjukkan fungsi dan peranannya dari dulu hingga sekarang. Penutup Demikianlah sumbang pikir saya dalam menyambut hari ulang tahun Bapak Prof. H.A. Hasjmy, dengan harapan semoga ada manfaatnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
- Page 26 and 27: 2 Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy
- Page 28 and 29: 4 Pcnyusun "Bintang Mahaputra" dari
- Page 30 and 31: Gubernur Kepala Daerah Istimewa Ace
- Page 32 and 33: A. Hasjmy 28 Bulan Tiga Hari Jadi A
- Page 34 and 35: 10 A. Hasjmy Hani, cucuku sayang! W
- Page 36 and 37: 12 Ny. Zuriah Hasjmy Waktu terjadi
- Page 38: 14 Ny. Zuriah Hasjmy Menurut Pak Ha
- Page 42 and 43: 18 DR. H. Roeslan Abdulgani kemusli
- Page 44 and 45: 20 DR. H. Roeslan Abdulgani Itulah
- Page 46 and 47: 22 DR. H. Roeslan Abdulgani Hadir p
- Page 49 and 50: * H. Bustanil Arifin, S.H. Pemiliha
- Page 51 and 52: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 27 ya
- Page 55 and 56: Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA Memasu
- Page 57 and 58: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 33 Su
- Page 59 and 60: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 35 di
- Page 61 and 62: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 37 ke
- Page 63 and 64: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 39 ke
- Page 65 and 66: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 41 La
- Page 67 and 68: telapan Puluh Tahun A. Hasjmy 43 IA
- Page 69 and 70: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 45 5,
- Page 71 and 72: Tabel 9 Delapan Puluh Tahun A. Hasj
- Page 73 and 74: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 49 ba
- Page 75: Delapan Puluh Tahun A, Hasjmy 51 "K
- Page 80 and 81: 56 Hardi, S.H. Setelah mempelajari
- Page 82 and 83: 58 Hardi, S.H. Adapun dialog antara
- Page 84 and 85: 60 Hardi, S.H. Singkatnya, pada har
- Page 86 and 87: 62 Hardi, S.H. Menteri Penerangan:
- Page 88 and 89: 64 Hardi, S.H. Sebaliknya, berkat b
- Page 90 and 91: 66 Hardi, S.H. Jika Dewan Revolusi
- Page 92 and 93: 68 Hardi, S.H. Demikian itulah kisa
- Page 94 and 95: Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S.H. Men
- Page 96 and 97: Bismar Siregar, S.H. Profil Umat da
- Page 98 and 99: 74 Bismar Siregar, S.H. puasa walau
- Page 100 and 101: 76 Bismar Siregar, S.H Demikianlah
- Page 102 and 103: 78 Drs. Marzuki Nyakman selesaikan
- Page 104 and 105: 80 Drs. Marzuki Nyakman Saya dapat
- Page 106 and 107: 82 Drs. Marzuki Nyakman Dies Natali
- Page 108 and 109: 84 Drs. Marzuki Nyakman Dalam upaya
- Page 110 and 111: 86 Drs. Marzuki Nyakmar Merubah Nam
- Page 112 and 113: Dr. Abu Hassan Sham Pengamat Sastra
- Page 114 and 115: 90 Dr. Abu Hassan Sham murid dan pe
- Page 116 and 117: 92 Dr. Abu Hassan Sham dan di beber
- Page 118 and 119: 94 Dr. Abu Hassan Sham taris Negara
- Page 121 and 122: Nurdin Abdul Rachman A. Hasjmy, Sal
- Page 123 and 124: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 99 ya
- Page 125 and 126: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 101 P
52 K.H. Hasan Basri<br />
masi. Dalam hubungan ini, para ulama dan pimpinan umat harus mempunyai<br />
kemampuan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa dunia sehingga dapat<br />
mengetahui berbagai informasi yang tepat dan cepat.<br />
[2] Mampu mengamalkan ilmunya (ajaran Islam) dan memiliki semangat<br />
keagamaan Islam yang tinggi. Kalau tidak, sama saja dengan para<br />
orientalis yang mengkaji keislaman. Para orientalis adalah Islamolog, karena<br />
mereka mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Islam. Tetapi<br />
mereka bukan Islamis, karena tidak mempunyai semangat keislaman dan<br />
tidak melaksanakan ajaran Islam. Jadi ulama dan pimpinan-pimpinan umat<br />
adalah Islamolog sekaligus juga Islamis. Manifestasinya adalah amal saleh,<br />
budi luhur, dan akhlak mulia.<br />
[3] Mempunyai pendirian yang tetap (istiqamah) terhadap ilmu dan<br />
keyakinannya. Namun dengan semangat yang tinggi dalam membela<br />
kebenaran. Ia juga memiliki toleransi, lapang dada, dan penuh kasih sayang.<br />
Ia dapat menerima pemikiran dan gagasan orang lain jika memang baik,<br />
benar dan berdasarkan fakta yang sah dan data yang akurat milik orang lain<br />
baik dari pemikiran dan gagasannya. Dalam pelaksanaan dakwah Islamiyah.<br />
Ia lakukan secara persuasif dan penuh kasih sayang. Ia mampu menampilkan<br />
wajah Islam yang lembut, ramah, damai dan penuh senyum, bukan penampilan<br />
wajah Islam yang garang dan kasar. Sebab pemaksaan dan kekerasan<br />
bukan ciri dan watak Islami. Allah sendiri telah memberikan tuntunan kepada<br />
kita bahwa kita harus berdakwah secara ramah, penuh kasih sayang, bijaksana<br />
dan argumentatif. Karena memang dakwah yang demikian inilah yang<br />
akan menarik kalbu dan nurani insani.<br />
[4] Mampu mengajak dan mempengaruhi masyarakat agar dengan<br />
penuh kesadaran dan kemauan untuk memberikan sumbangan kepada negara<br />
dan bangsanya. Dengan kata lain ia mampu mengerahkan dan mengarahkan<br />
segenap potensi umat dalam menyukseskan pembangunan. Untuk itu ia harus<br />
memiliki tiga kemampuan, yaitu berkomunikasi, memotivasi dan mengambil<br />
keputusan. Oleh karena itu, ulama masa mendatang sebagai pemimpin<br />
masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan kharisma tetapi juga harus<br />
melengkapi diri dengan kemampuan manajerial.<br />
[5] Ulama dan umarah sebagai pimpinan umat adalah tokoh dan<br />
panutan masyarakat. Ia adalah tempat bertanya dan tumpuan harapan<br />
masyarakatnya dalam setiap menghadapi permasalahan kehidupan. Ia diakui