02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

4<br />

K.H. Hasan Basri<br />

Pimpinan Umat di Masa Mendatang<br />

Pendahuluan<br />

Pada tanggal 28 Maret 1994, Al-Fadhilah Prof. H.A. Hasjmy genap berusia<br />

80 tahun. Dalam usia yang lanjut itu, tekad dan semangat perjuangan untuk<br />

agama, nusa dan bangsa tidak memudar tetapi tetap tegar seperti dulu. Saya<br />

mengenai beliau bukan hanya sebagai utama yang mutafahu fid din dalam<br />

kedudukannya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa<br />

Aceh, tetapi juga sebagai zu'ama, cendekiawan, umara, dan pejuang,<br />

bahkan sastrawan.<br />

Sebagai tanda ikut bergembira dalam usia beliau yang 80 tahun itu, dan<br />

sebagai partisipasi dalam penerbitan buku Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy,<br />

saya susun artikel ini berjudul "Pimpinan Umat di Masa Mendatang".<br />

Sejarah memberi petunjuk bahwa pergerakan dan perjuangan bangsa<br />

Indonesia tidak pernah lepas dari peranan para ulama dan pimpinan umat.<br />

Dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan, mereka membimbing dan<br />

memimpin umat agar insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta<br />

memperoleh kesejahteraan hidup lahir dan batin di dunia dan akhirat.<br />

Sejarah juga memberi petunjuk bahwa peran ulama dan pimpinan umat<br />

bukan hanya dalam segi kehidupan beragama, tetapi juga dalam perjuangan<br />

* K.H. HASAN BASRI, lahir di Muara Teweh, Kalimantan Tengah, 20 Agustus 1920.<br />

Pendidikan: SD di Muara Teweh (1932); SLP di Banjarmasin (1936); Sekolah Guru<br />

Muhammadiyah di Yogyakata (1941). Jabatan-jabatannya antara lain: Guru Sekolah Dasar<br />

Muhammadiyah di Marabahan (1941-1944); menjadi Kadi di Muara Teweh (1945-1946);<br />

kembali menjadi Guru Sekolah Islam di Banjarmasin di samping menjadi Anggota Dewan<br />

Perwakilan Rakyat Banjar Fraksi Serikat Muslimin Indonesia (1947-1949); Anggota Parlemen<br />

Republik Indonesia Serikat di Jakarta, dan dilanjutkan menjadi Anggota DPR-RI (1950-1955);<br />

kembali terpilih menjadi Anggota DPR-RI (1955-1959); duduk di dalam Kepengurusan<br />

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia; Ketua Ikatan Masjid Indonesia; Ketua II Dewan<br />

Kemakmuran Masjid; Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!