02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

26 H. Bustanil Arifin, S.H.<br />

dari Ketua MUI, Prof. Ali Hasjmy. Jika saya bersedia, pertemuan dengan<br />

Ketua MUI Aceh dapat diatur oleh Pak Hasan Saleh. Pada saat itu juga saya<br />

putuskan untuk menemui Ketua MUI pada hari Minggu berikutnya di Banda<br />

Aceh.<br />

Pertemuan dengan Prof. Ali Hasjmy diadakan pada hari Minggu dengan<br />

kira-kira tiga puluh ulama di Pendopo Gubernur setelah makan siang<br />

dan setelah Zuhur, jumlah ulama yang turut serta dalam pertemuan tersebut<br />

bertambah setelah Ashar, dan bertambah lagi setelah maghrib dan makan<br />

malam, dan rapat ditutup pada jam 24.00, jumlah ulama yang hadir sekitar<br />

tiga ratus orang.<br />

Dalam pertemuan tersebut saya didampingi Prof. Ibrahim Hasan,<br />

Gubernur Daerah Istimewa Aceh, dan beberapa pejabat. Alhamdulillah, pada<br />

akhir pertemuan, MUI Aceh berjanji untuk membantu saya dalam pemilihan<br />

umum yang akan datang, dan sebagai penutup acara rapat tersebut, Prof. Ali<br />

Hasjmy dan Prof. Ibrahim Hasan berpelukan di depan tiga ratus ulama untuk<br />

menunjukkan perlunya kerja sama umara dan ulama dalam melaksanakan<br />

pembangunan di Daerah Aceh.<br />

Peristiwa tersebut tidak dapat saya lupakan karena beratnya rapat sejak<br />

siang hari. Sejak rapat dibuka, Golkar habis dicaci maki dan dikutuk oleh<br />

alim ulama Aceh. Ketika rapat berakhir para ulama menjanjikan dukungan<br />

untuk mission yang saya emban sebagai anggota Dewan Pembina Golkar<br />

Pusat untuk Daerah Aceh, yaitu "Lampu Golkar boleh menyala di Aceh,<br />

dengan kemenangan tipis", dan PPP hendaknya tetap berperan.<br />

Pada Pemilihan Umum tahun 1982 saya juga telah turut berkampanye<br />

untuk Golkar di Aceh, dan Golkar kalah mutlak di daerah tersebut. Kembali<br />

saya ditugaskan untuk Pemilihan Umum 1987 dengan tugas yang sama untuk<br />

menyalakan lampu Golkar di Aceh, daerah satu-satunya yang lampu Golkar<br />

belum menyala.<br />

Sejak pertemuan saya dengan para alim ulama di Banda Aceh pada<br />

penghujung tahun 1986 itulah, hubungan saya dengan Prof. Ali Hasjmy<br />

mulai erat. Saya sangat menghargai beliau dan menghormati prinsip-prinsipnya<br />

yang pada waktu itu tidak bersedia mengatakan bahwa beliau orang<br />

Golkar, dan tidak pula mendukung PPP sepenuhny a, yang penting bagi beliau<br />

golongan mana yang mau bersungguh-sungguh membangun Daerah Aceh.<br />

Dalam perjalanan saya berkampanye tahun 1987 di Aceh selalu saya<br />

bawa serta Ketua MUI Aceh Prof. Ali Hasjmy, Hasan Ali (mantan Perdana<br />

Menteri Aceh Merdeka), Hasan Saleh (mantan Panglima Aceh Merdeka),

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!