02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 409<br />

cahaya harapan, tetapi adakah mereka mengetahui bahwa "harapan" itu tidak pernah<br />

memberi cahayanya kepada diri sendiri? Mereka ingin supaya harapan itu tetap bercahaya,<br />

tetapi pernahkah mereka berharap agar cahaya itu jangan membakar harapan sendiri?<br />

Di antara gadis-gadis dewasa yang pernah mengajak Hamdan buat mendirikan rumah<br />

tangga yang baru, yaitu Salimah yang separtai dengan Hamdan. Ajakan ini bagi Hamdan<br />

masih merupakan satu tanda tanya yang besar; kalau-kalau Salimah juga serupa dengan<br />

Habibah yang berharapkan cahaya, bukan yang akan menghidupkan cahaya. Kepada<br />

Salimah dikirimkan sepucuk surat, yang di antara lain berbunyi:<br />

"... bukan karena saya tidak percaya lagi kepada perempuan; tetapi kepercayaan<br />

yang telah kuberikan itu, membuat daku sadar akan akibat hidup.<br />

Pada mulanya berat hatiku, Lim, hendak membuka tabir rahasia kehidupanku<br />

sebagai pemimpin rumah tangga. Tetapi, karena nampaknya engkau dengan<br />

sungguh-sungguh hendak mengembalikan kepercayaanku kepada golonganmu,<br />

baiklah selembar dari tabir itu kusingkap untukmu.<br />

Sejak hari pertama kami mendirikan rumah tangga, telah ada tanda-tanda bahwa<br />

antara aku dengan Habibah tidak mungkin terus sejalan. Sekalipun Habibah sebagai<br />

seorang wanita pergerakan, tetapi sebagai manusia ia ingin pula mempunyai sebuah<br />

rumah tangga yang mewah dan segala ada.<br />

Aku sebagai seorang yang telah ditakdirkan Tuhan menjadi "lilin", sudah tentu<br />

tidak dapat memenuhi keinginan Habibah. Dalam hal ini saya tidak pernah<br />

menyalahkan Habibah, di samping tidak pernah ragu tentang kebenaran pendirian<br />

diri sendiri.<br />

Aku sebagai lilin, yang lantaran memberi cahaya kepada orang lain, badanku<br />

sendiri terbakar dan bertambah lama bercahaya semakin hagis zatku. Keadaan ini<br />

sangat menguatirkan Habibah, sehingga pada suatu saat sampailah waktu yang<br />

sangat kutakuti, yaitu saat Habibah minta meiepaskan diri dari lingkunganku.<br />

Dengan tidak ragu-ragu Habibah kulepaskan ke dalam masyarakat kembali, dan<br />

mungkin nanti bersama-sama dengan anggota-anggota masyarakat yang lain ia akan<br />

melihat harapan dari cahaya lilinku.<br />

Aku yang telah ditakdirkan Tuhan menjadi lilin, biarlah tetap menjadi lilin. Dan<br />

engkau, Lin, kuharap biarlah menjadi salah seorang di antara anggota masyarakat<br />

yang mendapat cahaya dari lilinku. Dengan harapanku ini, berarti aku menolak<br />

engkau buat mengulangi riwayat yang telah dijalani Habibah.<br />

Percayakah engkau, Lim, bahwa lilin tidak pernah mengharap sesuatu dari daerah<br />

lingkungan yang pernah mengambil sinar dari cahayanya?<br />

Nasib lilin terbakar dan memberi cahaya ...<br />

Kalau ada gadis-gadis dewasa yang lain atau janda-janda muda yang mengajak<br />

Hamdan mendirikan rumah tangga yang baru, disalinlah lagi surat yang pernah dikirim<br />

kepada Salimah dan disampaikan kepada yang bersangkutan, sehingga akhirnya tidak ada<br />

lagi orang yang coba-coba mendekatinya.<br />

Pada suatu malam, Hamdan menambah catatan dalam buku perjalanan hidupnya,<br />

yang mungkin sebagai catatan yang terakhir:

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!