02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

380 Dari Anak, Menantu, dan Kemenakan<br />

Spontan saja rasa humornya timbul: "Cincin ini hadiah seorang pemuka<br />

masyarakat pada saat saya berkunjung ke daerah Pegunungan Geumpang,<br />

Aceh Pidie. Konon menurut pemberinya, ia punya khasiat khusus,<br />

yaitu sebagai penangkal racun. Apabila seseorang menaburkan racun ke<br />

dalam gelas kita, dan di saat mata cincin menempel ke gelas, maka gelas<br />

tersebut akan meiedak seketika."<br />

Ajudan Bung Karno terkesima dan ia lebih terkesima lagi tatkala<br />

didengarnya A. Hasjmy berkata: "Apakah anda senang kalau saya usahakan<br />

untuk anda batu macam ini?"<br />

Dengan sigap Sang Ajudan yang juga seorang Pamen ABRI itu bersikap:<br />

"Siap Pak Gubernur!"<br />

Dan setelah Gebernur A. Hasjmy keluar dari ruang tempat Presiden<br />

menerimanya lebih satu jam, cincin itupun berpindah ke tangan Sang Ajudan.<br />

Sang Ajudan menerima dengan sangat senang dan berucap: "Terima<br />

kasih Pak Gubernur, kalau Pak Gubernur hadiahkan sepuluh juta rupiah,<br />

lebih senang saya terima cincin itu."<br />

Konon setelah kejadian itu, setiap saat A. Hasjmy diberi prioritas untuk<br />

menghadap Bung Karno. Tak pernah diketahui apakah cincin bermata<br />

"Suleiman Daud" penangkal racun itu pernah berfungsi menyelamatkan<br />

pemilik barunya. Yang pasti tentunya, tidak ada orang yang menabur racun<br />

ke dalam gelas Ajudan Bung Karno.<br />

Kisah humor lainnya, masih juga dengan Bung Karno. Saat Bung<br />

Karno datang ke Kutaraja (nama Banda Aceh dulu), beliau berkesempatan<br />

untuk bersembahyang bersama di Mesjid Raya Bairur Rahman yang megah.<br />

Kala itu kubah mesjid tersebut masih tiga buah. Selesai sembahyang, A.<br />

Hasjmy berfdsafat: "Negara kita berasaskan Pancasila (Lima Dasar) yang<br />

mulia, tetapi kurang seronok rasanya, kok kubah Mesjid Raya cuma ada<br />

tiga."<br />

Kontan saja Bung Karno menyatakan persetujuannya untuk mémbangun<br />

dua kubah lagi, sehingga akhirnya kubah Mesjid Raya Bairur Rahman<br />

menjadi lima.<br />

Beberapa waktu yang lalu A. Hasjmy membuat gebrakan baru. Rumah<br />

mewahnya di kawasan tergolong elit di Aceh, ia serahkan untuk kepentingan<br />

Bangsa dan Negara. Rumah yang merupakan satu-satunya tempat tinggalnya<br />

itu ia renovasi menjadi gedung perpustakaan, permuseuman dan pendidikan.<br />

Di gedung ini terdapat koleksi puluhan ribu judul buku karangan pengarang-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!