02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 349<br />

Nasional Indonesia (TNI). Semua laskar rakyat yang bersenjata dilebur jadi<br />

TNI. Aceh dan wilayah Sumatra Timur digabung menjadi satu daerah militer<br />

dan Teungku M. Daud Beureueh ditunjuk sebagai Gubernur Militernya,<br />

Hasjmy sebagai salah seorang stafnya. Mula-mula banyak laskar rakyat yang<br />

menolak pembentukan ini secara administratif dan kurang memperdulikan<br />

nilai jasa perjuangan masing-masing laskar rakyat ini. Divisi Rencong adalah<br />

laskar yang pertama kali bergabung dan menjadi kekuatan inti artileri.<br />

Banyak di antara pasukan inti ini yang diangkat menjadi komandan.<br />

Proses peleburan memang memakan banyak pengertian dan<br />

pengorbanan. Hasjmy sebenarnya pernah menjadi Pemimpin Pesindo,<br />

namun karena melihat kecenderungannya ke arah mendukung PKI maka<br />

DPP Pesindo direbut dan dipindah ke Aceh serta dijadikan Divisi Rencong<br />

dengan Hasjmy sebagai pemimpin tertingginya. Soalnya, Hasjmy sendiri<br />

adalah anggota Partai Syarikat Islam Indonesia. Pilihan berdasar pertimbangan<br />

ideologis kerap harus diambil Hasjmy sebagai orang yang memiliki<br />

kekentalan nilai-nilai Islam dalam dirinya. Integritas dan idealisme tetap<br />

menjadi inti pokok semua pertimbangan Hasjmy. Hasjmy memang politikus<br />

yang konsiderans, Islamnya cukup tinggi, tapi juga sangat concern dengan<br />

masalah-masalah kerakyatan. Ini terbukti setelah melewati masa-masa<br />

perang yang dahsyat, Hasjmy hanya mengambil posisi civilian, menjadi<br />

Kepala Jawatan Sosial Daerah Aceh.<br />

Masa Pergolakan Di Aceh<br />

Ada satu refleksi penting yang menjadi catatan yang perlu kita simak dari<br />

pergolakan Aceh setelah Repulik berbahagia dengan kemerdekaannya:<br />

bahwa pergolakan yang terjadi di Aceh layak untuk menjadi pelajaran<br />

tentang bagaimana seharusnya politisi kita mampu untuk memahami logika<br />

daerah, dalam hal ini Aceh. Aceh adalah sebuah entitas strategis dengan<br />

tradisi yang khas. Untuk mendekatinya, kita perlu memahaminya lebih awal<br />

karena jauh sebelum pemahaman kita ini sudah terdapat pengertian dan<br />

pengorbanan rakyat Aceh yang begitu besar. Andaikata pengertian dan<br />

pemahaman ini sempat retak, maka tidak akan mungkin lagi menyembuhkannya<br />

hingga kembali ke keadaan utuh. Dibutuhkan bukan hanya sekedar<br />

toleransi yang tinggi, tapi juga bagaimana mendalami logika yang sudah<br />

sejak awal telah ditanamkan oleh pejuang besarnya: Teungku Chik Di Tiro.<br />

Logika ini selamanya tidak akan pernah bisa terhapus, dan akan terus berlaku<br />

hingga ke mata rantai peristiwa selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!