02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

348 Drs. Sayed Mudhahar Ahmad<br />

1945-yang dimuat dalam Semangat Merdeka. Di situ Hasjmy bilang, ia<br />

adalah serdadunya. Kharisma Bung Karno yang besar sangat mempengaruhi<br />

Hasjmy. Selaku pimpinan pasukan Divisi Rencong, Hasjmy selalu ikut<br />

penjagaan rutin di lapangan terbang Lhoknga Blang Bintang. Pasukan Divisi<br />

Rencong inilah yang menunggu pendaratan-pendaratan rahasia pesawatpesawat<br />

yang membawa obat-obatan dan persenjataan ringan dari rekan<br />

dagang orang Aceh di Singapura, India, dan Burma. Lada dan rempah-rempah<br />

Aceh sangat laku di India dan Burma serta di pusat dagang Singapura.<br />

Kegiatan ini dituduh oleh Belanda, penyelundupan. Hasil dari<br />

"penyelundupan" inilah yang disumbangkan Aceh untuk membiayai<br />

perjuangan bangsa Indonesia di luar negeri. Aceh sebagai daerah modal juga<br />

berfungsi sebagai pembeli senjata dari luar negeri, lalu memasukkannya di<br />

daerah-daerah seluruh Indonesia yang sedang berjuang.<br />

Hasil dari "penyelundupan" ini juga untuk memiliki sebuah stasiun<br />

pemancar dan penerima berita dari luar negeri yang terletak sangat tersembunyi<br />

di sebuah hutan rimba antara Takengon dan Bireun. Namanya<br />

"Radio Rimba Raya ". Didirikan oleh Markas Angkatan Laut di Aceh. Dari<br />

Aceh berita disampaikan hingga ke New Delhi, India, dan tahulah dunia<br />

tentang bagaimana Indonesia masih bergolak ketika itu. Misalnya, ketika Pak<br />

Soeharto menyerang Yogyakarta, Radio Rimba Raya inilah yang meng-go<br />

internasional-kan, memancarkan ke seluruh dunia lewat Delhi. Kalau tidak<br />

ada Radio Rimba Raya ini, Pak Harto boleh saja menyerang Yogyakarta, tapi<br />

dunia mungkin tidak tahu. Aceh sebagai payung republik sangat terbukti<br />

bahwa ketika Belanda kembali ingin merebut kekuasaan di Indonesia dengan<br />

Agresi Belanda I dan II (1947 dan 1948), Aceh adalah satu-satunya wilayah<br />

Republik yang tidak bisa direbut. Belanda hanya mampu menguasai Sabang<br />

di mana konsentrasi pasukan memang tidak dipusatkan di Aceh kepulauan,<br />

tapi justru di Aceh daratan.<br />

Dalam peristiwa besar yang disebut Medan Area, sebenarnya pasukan<br />

Aceh sanggup merebutnya. Pasukan Aceh sangat kuat dan bersemangat.<br />

Semangat Perang Sabil tidak akan pernah pupus. Divisi Rencong mengirimkan<br />

dua batalyon pasukan elite ke Kabupaten Karo dan Langkat di wilayah<br />

Sumatra Timur (sekarang Sumatra Utara). Paling kurang Hasjmy dua bulan<br />

sekali ke front yang terkenal dengan Front Medan Area.<br />

Ketika keberhasilan-keberhasilan yang dicapai Aceh sudah sempurna,<br />

maka Republik, melalui perintah pusat Jakarta, mulai mengadakan<br />

pembenahan administrasi. Mula-mula pada Februari 1947, Pemerintah<br />

Republik Indonesia mengeluarkan keputusan untuk mendirikan Tentara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!