02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 341<br />

Sabi dan kisah-kisah heroik rakyat Aceh yang begitu menggugah dan membangkitkan<br />

keinginannya untuk masuk dalam romantika pergerakan. Spirit<br />

pergerakan hanya dari pemahaman sastra yang tinggi!<br />

Masa Pergerakan: Antara Belanda dan Jepang<br />

Dimulai dengan membiayai studi sendiri di Padang dengan jalan menulis<br />

sastra, terutama puisi-puisi yang mengisi hampir tiap nomor terbitan majalah<br />

Panji Islam, Pedoman Masyarakat, Pudjangga Baroe (Jakarta), dan<br />

Angkatan Baroe di Surabaya. Setiap puisi atau sajak rata-rata dibayar satu<br />

gulden. Peningkatan dalam perolehan hasil menulis sastra di berbagai<br />

majalah memang untuk kebutuhan sehari-hari dan mengongkosi studi.<br />

Namun, perkembangan lanjutan ketika menulis novel dan buku adalah untuk<br />

membiayai idealismenya dalam pergerakan di berbagai organisasi. Aktivitas<br />

ini butuh konsentrasi dan —tentunya juga— biaya.<br />

Dimulai dengan pengalaman selama menjadi sekretaris redaksi<br />

majalah pelajar siswa sekolah menengah di Padang Panjang. Kewajiban,<br />

Hasjmy kemudian menjadi pemimpin redaksi majalah bulanan kampus<br />

Matahari Islam di Padang, tempat ia sering menulis meski tidak ada honornya.<br />

Itu tak melunturkan semangatnya untuk produktif dalam berkreasi dan<br />

berkarya aktif dalam bidang pergerakan dengan mengikuti berbagai kegiatan<br />

dalam bidang pergerakan dengan mengikuti berbagai kegiatan organisasi,<br />

termasuk juga organisasi politik.<br />

Di Padang Panjang, Hasjmy menjadi Sekretaris Himpunan Pemuda<br />

Islam Indonesia (HPII) Padang Panjang. Di samping itu, ia juga menjadi<br />

Ketua Persatuan Pemuda Aceh (PPA). Dengan beranggotakan sekitar 1.000<br />

pelajar asal Aceh yang tersebar di seluruh Sumatra Barat. Kemudian masuk<br />

ke Partai Persatuan Muslim Indonesia (Permi).<br />

Dalam pergulatannya di bidang politik, sempat pula Hasjmy ditangkap<br />

oleh mantri polisi yang tidak menyukai adanya rapat. Hingga ia diajukan ke<br />

pengadilan dan divonis empat bulan. Namun justru membuatnya bangga,<br />

karena pada masa itu masuk penjara merupakan kebanggan tersendiri.<br />

Tahun 1935, Hasjmy kembali ke Aceh dan mendirikan SPIA (Serikat<br />

Pemuda Islam Aceh). Dalam suatu kongres SPIA berubah menjadi Peramiindo<br />

(Pergerakan Angkatan Muda Islam Indonesia).<br />

Tapi, ia hanya tiga tahun mengurus SPIA. Pada 1937, ia kembali ke<br />

Padang untuk kuliah. Sewaktu ia masih kuliah itulah, di Aceh berdiri Per-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!