02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 321<br />

Makan), dan di dalam menjalankan tugas ini saya mendapat imbalan bulanan<br />

bebas dari kewajiban membayar uang makan. Tugas ini mencakup berbelanja<br />

ke pasar, yang biasanya saya lakukan di Pasar Mayestik (Kebayoran), Pasar<br />

Blora (Menteng), dan Tanah Abang. Jumlah uang terbatas, karena itu harus<br />

memutar otak untuk bisa mencukupi satu bulan. Di sini suka dukanya<br />

muncul, sebab kalau saban hari makan sayur, teman-teman protes, demikian<br />

pula kalau saban hari daging, mereka meminta bervariasi. Umumnya temanteman<br />

banyak yang rewel dalam soal makan ini, hingga dalam melayaninya<br />

pun serba salah. Namun ada juga sebahagian menerima apa adanya, di antara<br />

yang bersikap demikian adalah seorang teman seasrama, Syamsuddin Mahmud<br />

(sekarang Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud, Gubernur Kepala Propinsi<br />

Daerah Istimewa Aceh), sebab beliau biasanya pulang dari kantor sekitar jam<br />

14.30, dan bila telah selesai makan siang dan shalat langsung berkemas<br />

mengayuh sepeda menuju salah satu SMA di Jakarta untuk belajar, bekerja<br />

sambil belajar, sehingga tidak ada waktu untuk rewel dalam masalah tetek<br />

bengek.<br />

Kalau saya mengenang kerewelan teman-teman di Asrama FOBA pada<br />

tahun 1954-1957 bukanlah karena risau, tapi justru merupakan kenangan<br />

indah, karena teman-teman seasrama pada waktu itu, umumnya berhasil<br />

dalam studinya, walaupun dengan susah payah karena harus mencari nafkah<br />

dan biaya sendiri, dan banyak di antara mereka dapat membaktikan<br />

kemampuannya baik bagi instansi pemerintah maupun bagi instansi-instansi<br />

swasta lainnya, bahkan ada di antara mereka menjadi tokoh yang dapat<br />

dibanggakan.<br />

Bila Bapak Ali Hasjmy berkunjung ke Asrama FOBA bersilaturrahmi<br />

dengan Abu Teungku H. Abdul Wahab Seulimeum sekeluarga yang tinggal<br />

di Asrama FOBA, maka kami biasanya berbicara santai dengan putra-putra<br />

beliau yang masih kecil-kecil, di antaranya Surya dan Dharma (sekarang<br />

keduanya sudah insinyur). Memang Asrama FOBAini, walaupun sederhana,<br />

namun dapat menjadi tempat silaturrahmi yang sangat baik dan akrab. Di<br />

asrama ini juga pernah tinggal sementara Abu Teungku Hamzah (ayahanda<br />

dari Bapak Sofyan Hamzah) dan Bapak H. Zaini Bakri sekeluarga, sehingga<br />

suasana di asrama sangat baik, karena ada orang tua yang selalu akrab dengan<br />

anak-anak muda, yang memberikan nasehat-nasehat yang sangat ber-<br />

manfaat.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!