02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

320 H.A. Muin Umar<br />

Setelah berhasil menyelesaikan studi (1954) di Mu'allimin 'Ulya,<br />

Padang Panjang, maka saya bercita-cita untuk melanjutkan studi ke Perguruan<br />

Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) Yogyakarta. Rupanya kedatangan<br />

saya ke Yogyakarta terlambat sehingga ditolak untuk memasuki perguruan<br />

tinggi tersebut. Kekecewaan dan frustasi sangat hebat bagi diri saya, karena<br />

gagal memasuki PTAIN tersebut, apalagi PTAIN milik pemerintah<br />

merupakan satu-satunya yang ada pada waktu itu. Untuk mengurangi<br />

kekecewaan itu saya kembali ke Jakarta dan memasuki Fakultas Hukum,<br />

Perguruan Tinggi Islam (PTI) Jakarta (swasta) dan tinggal di Asrama FOBA<br />

Jakarta. Di asrama Aceh inilah saya sering melihat Bapak Ali Hasjmy yang<br />

pada waktu itu menjadi pegawai tinggi di Departemen Sosial, Jakarta, sebab<br />

beliau sering ke Asrama FOBA untuk bersilaturrahmi dengan Abu Teungku<br />

H. Abdul Wahab Seulimeum dan keluarga yang waktu itu tinggal di asrama<br />

yang sekaligus sebagai Ketua Yayasan FOBA yang secara bertahap berhasil<br />

menyelesaikan bangunan asrama tersebut. Sering asrama ini sebagai tempat<br />

pertemuan bapak-bapak dari Aceh yang berdomisili di Jakarta, baik mengikuti<br />

sidang-sidang yayasan maupun sidang-sidang lainnya. Ketika ada<br />

gagasan untuk menjadikan Aceh sebagai propinsi maka sering di asrama ini<br />

pula diadakan pertemuan-pertemuan dalam menghadapi terbentuknya<br />

Propinsi Aceh, yang antara lain dihadiri oleh Osman Raliby, Syekh Marhaban,<br />

Cekmat Rahmani, Teuku Maimun Habsyah, dan lain-lain termasuk<br />

Bapak Ali Hasjmy dan Abu Teungku H. Abdul Wahab Seulimeum. Karena<br />

rapat tersebut khusus dihadiri bapak-bapak, tokoh-tokoh masyarakat Aceh<br />

di Jakarta, tentu saja saya dan kawan-kawan tidak bisa menghadirinya, dan<br />

juga tidak mengetahui apa dan bagaimana diskusi yang dilakukannya.<br />

Walaupun demikian, sekedarnya, ya tahu juga bahwa yang didiskusikan<br />

adalah mengenai pembentukan Propinsi Aceh, dan siapa kira-kira yang layak<br />

untuk menjadi gubernurnya yang pertama. Bayangan-bayangannya dapat<br />

juga diketahui bahwa yang diinginkan untuk menjadi Gubernur Aceh yang<br />

pertama kali ini adalah Bapak Ali Hasjmy. Ini nampaknya merupakan<br />

kesepakatan tokoh-tokoh Aceh terkemuka di Jakarta pada waktu itu, dan<br />

sebagaimana kita ketahui memang Bapak Ali Hasjmy yang ditetapkan oleh<br />

pemerintah sebagai Gubernur Propinsi Aceh yang kemudian dilantik oleh<br />

Menteri Dalam Negeri Mr. R.H.A. Soenarjo.<br />

Tiga tahun saya tinggal di Asrama FOBA (1954-1957). Berbeda dengan<br />

kebanyakan teman-teman seasrama yang umumnya belajar sambil<br />

bekerja, maka saya hanya belajar saja di sore hari di PTI Jakarta, sedangkan<br />

pagi hari dan siang saya menganggur. Untuk itu teman-teman memilih saya<br />

menjadi PM. Asrama (bukan singkatan Perdana Menteri, tetapi Pengurus

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!