ACEH_03291
ACEH_03291 ACEH_03291
302 Harinder Singh Brar "Hati Dengki" melukiskan tentang pembabatan dan penggundulanhutan. "Dalang Penipu" melukiskan tentang pengusiran da penggusuran penduduk. Ali Hasjmy dan Sejarah Sejarawan terkenal Bapak T. A. Talsya, Lembaga Sejarawan Aceh, yang beliau pimpinan telah menerbitkan tiga jilid buku sejarah kontemporer, pra dan paska proklamasi, di Aceh khususnya berjudul: [1] Batu Karang di Tengah Lautan; [2] Modal Perjuangan Kemerdekaan; [3] Sekali Republikein Tetap Republikein, yang berdasarkan data, fakta, dan dokumen sejarah sangat autentik dan akurat, karena selain sebagai pelaku sejarah, mereka juga memiliki memori dan notari yang boleh diandalkan. Ayahanda Ali Hasjmy dengan Ayahanda Jagir Sing Brar (1915-1974) (Bagian ini merupakan yang penulis enggan turunkan, kelak bukan karena saran yang benada dari pihak yang kompeten. Untuk itu, penulis kutip sedikit dialog antara mereka, pada saat Ali Hasjmy baru saja diangkat sebagai Gubernur Aceh (1957-1964) sebagai berikut). Ali Hasjmy: "Saudara Jagir Singh, apa yang Saudara perlu sekarang, apa yang dapat saya bantu?" Jagir Singh: "Saya sampaikan terima kasih dan tabek atas Saudara Hasjmy punya hati tulus pada saya. Tetapi, kita sama-sama maklum, apa-apa yang sudah kita kerjakan, bukan untuk dibayar atau diberi hadiah." Ali Hasjmy Obsesi yang Menembus Dimensi Ruang dan Waktu Pada waktu Trikora (19-12-1961 -1-5-1963), saat Ali Hasjmy masih Gubernur Aceh, Jagir Singh turut mendaftarkan diri menjadi sukarelawan Pembebasan Irian Barat; tetapi karena status warganegara India dan President Indian Association, pendaftaran diterima secara simbolis, namun punya efek yang cukup berarti. Di samping demi tujuan perjuangan, mereka juga membentuk kelompok sandiwara, yang diberi nama:
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 303 "Sandiwara Malino", di mana: Ali Hasjmy berperan sebagai Presiden RI; Jagir Singh berperan sebagai Wakil India; Lu Fu Sun berperan sebagai Wakil Tiongkok; M. Daud Maskoto Putra Irian Barat Umur 80 Tahun Apa Artinya? Berdasarkan kesepakatan universal, untuk menentukan simbol-simbol perayaan atau anniversary symbols: maka seseorang yang berumur 25 tahun disimbolkan dengan silver, 50 tahun dengan golden, 25-75 tahun dengan diamond; sudah, sampai di sini batasnya, karena umumnya, sekarang mencapai puncak karirnya pada usia sekitar 75 tahun. Untuk meniadakan ketidakadilan ini, maka penulis mengambil inisiatif memberikan simbol: fantastic diamond, berlian yang menakjubkan dan mengagumkan kepada beliau yang berulang tahun ke-80 pada hari ini. Hadiah Sajak untuk Ulang Tahun Ke-80 Prof. Ali Hasjmy Astha Dasawarsa Prof. AH Hasjmy* (Hadiah untuk Ayah dan Ali Hasjmy) Harta diwaqaf untuk umat Guna manfaat sambil merawat Kepada semua kaum kerabat Raihlah ilmu dunia akhirat Rumah diubah jadi museum Berkah Sang Putra dari Seulimeum Taman pendidikan dalam halaman Pustaka Yayasan buat amalan Harta benda milik pribadi Kekayaan umat jadi abadi Wahai makhluk hidup di bumi Sadarlah engkau pada Ilahi Tak usah mengejar gunung Sudah pasti gunung nunggu Meskipun kijang berlari kencang Kita berpacu dengan waktu * Sajak ini penulis gubahkan delapan bait, agar klop dengan judulnya "Hasta..."
- Page 276 and 277: Muhammad Hakim Nyak Pha Beberapa Ca
- Page 278 and 279: 254 Muhammad Hakim Nyak Pha mulus p
- Page 280 and 281: 256 Teungku A.K. Jakobi Dalam "Kora
- Page 282 and 283: 258 Teungku A.K. Jakobi dan Muhamma
- Page 284 and 285: 260 Haji Emhck Ali Akhirnya, sayabe
- Page 286 and 287: 262 Dr. H. Safwan Idris, M.A. konse
- Page 288 and 289: 264 Dr. H. Safwan Idris, M.A. tanda
- Page 290 and 291: 266 Dr. H. Safwan Idris, M.A. mata
- Page 292 and 293: 268 Dr. H. Safwan luns, M.A. Univer
- Page 294 and 295: 270 ' Dr. H. Safwan Idris, M.A. pen
- Page 297 and 298: * Mar iman Djarimin Birokrat yang C
- Page 299 and 300: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 275 k
- Page 301 and 302: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 277 l
- Page 303 and 304: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 279 K
- Page 305: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 281 m
- Page 308 and 309: 284 Drs. Sahlan Saidi persetujuan P
- Page 310 and 311: 286 Drs. Sahlan Saidi utama adalah
- Page 312 and 313: Harinder Singh Brar Dasa Windu Sang
- Page 314 and 315: 290 Harinder Singh Brar Go (Cina).
- Page 316 and 317: 292 Harinder Singh Brar Arifin, SH.
- Page 318 and 319: 294 Harinder Singh Brar Episode: In
- Page 320 and 321: 296 Harinder Singh Brar Kolektor :
- Page 322 and 323: 298 Harinder Singh Brar ini, penuli
- Page 324 and 325: 300 Harinder Singh Brar Ali Hasjmy
- Page 328: 304 Harinder Singh Brar Jalur Tauhi
- Page 332 and 333: 308 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman a
- Page 334 and 335: 310 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman s
- Page 336 and 337: 312 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman s
- Page 338 and 339: 314 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman K
- Page 341 and 342: H.A. Muin Umar Prof. Ali Hasjmy yan
- Page 343 and 344: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 319 p
- Page 345 and 346: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 321 M
- Page 347 and 348: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 323 N
- Page 349: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 325 p
- Page 352 and 353: 328 Drs. H. Abel. Fattah lewat berb
- Page 354 and 355: 330 Drs. H. Abd. Fattah berdampinga
- Page 356 and 357: 332 Drs. H. Abd. Fattah umumnya. Pe
- Page 359 and 360: Sayed Mudhahar Ahmad Ali Hasjmy: An
- Page 361 and 362: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 337 o
- Page 363 and 364: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 339 p
- Page 365 and 366: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 341 S
- Page 367 and 368: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 343 m
- Page 369 and 370: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 345 J
- Page 371 and 372: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 347 m
- Page 373 and 374: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 349 N
- Page 375 and 376: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 351 Q
302 Harinder Singh Brar<br />
"Hati Dengki" melukiskan tentang pembabatan dan penggundulanhutan.<br />
"Dalang Penipu" melukiskan tentang pengusiran da penggusuran<br />
penduduk.<br />
Ali Hasjmy dan Sejarah<br />
Sejarawan terkenal Bapak T. A. Talsya, Lembaga Sejarawan Aceh,<br />
yang beliau pimpinan telah menerbitkan tiga jilid buku sejarah kontemporer,<br />
pra dan paska proklamasi, di Aceh khususnya berjudul: [1] Batu Karang di<br />
Tengah Lautan; [2] Modal Perjuangan Kemerdekaan; [3] Sekali Republikein<br />
Tetap Republikein, yang berdasarkan data, fakta, dan dokumen sejarah<br />
sangat autentik dan akurat, karena selain sebagai pelaku sejarah, mereka juga<br />
memiliki memori dan notari yang boleh diandalkan.<br />
Ayahanda Ali Hasjmy<br />
dengan Ayahanda Jagir Sing Brar (1915-1974)<br />
(Bagian ini merupakan yang penulis enggan turunkan, kelak bukan<br />
karena saran yang benada dari pihak yang kompeten. Untuk itu, penulis kutip<br />
sedikit dialog antara mereka, pada saat Ali Hasjmy baru saja diangkat sebagai<br />
Gubernur Aceh (1957-1964) sebagai berikut).<br />
Ali Hasjmy: "Saudara Jagir Singh, apa yang Saudara perlu sekarang, apa<br />
yang dapat saya bantu?"<br />
Jagir Singh: "Saya sampaikan terima kasih dan tabek atas Saudara Hasjmy<br />
punya hati tulus pada saya. Tetapi, kita sama-sama maklum, apa-apa yang<br />
sudah kita kerjakan, bukan untuk dibayar atau diberi hadiah."<br />
Ali Hasjmy<br />
Obsesi yang Menembus Dimensi Ruang dan Waktu<br />
Pada waktu Trikora (19-12-1961 -1-5-1963), saat Ali Hasjmy masih Gubernur<br />
Aceh, Jagir Singh turut mendaftarkan diri menjadi sukarelawan Pembebasan<br />
Irian Barat; tetapi karena status warganegara India dan President<br />
Indian Association, pendaftaran diterima secara simbolis, namun punya efek<br />
yang cukup berarti. Di samping demi tujuan perjuangan, mereka juga membentuk<br />
kelompok sandiwara, yang diberi nama: