ACEH_03291
ACEH_03291 ACEH_03291
300 Harinder Singh Brar Ali Hasjmy dengan Petisi 50 Hubungan silaturrahmi antara Prof. Ali Hasjmy dengan Jend. (Purn) A. H. Nasution, Letjen (Purn) Ali Sadikin, sudah lama akrab. Pada sekitar tahun 1950-an, bertetangga dengan Pak Nas dan sering beranjangsana ke Jalan Teuku Umar, Jakarta. Pak Nas sering menyapa Pak Hasjmy dengan: "Hai, Gubernur (dari daerah -pen.) Pemberontak!" Maka sesudah dicetuskan Petisi 50, dalam suatu kesempatan berbincang dari hati ke hati, Pak Hasjmy menyarankan suatu cara yang pleasant dan Pak Nas memberi respons positif, hal ini, oleh Pak Hasjmy lalu disampaikan pada Pak Bus, Bapak Letjen (Purn) Bustanil Arifin, SH. Selang beberapa hari, Pak Bus minta pada Pah Hasjmy, agar me-reconform permasalahan dengan Pak Nas, karena Pak Harto menaruh perhatian khusus dalam hal ini dan secara pribadi bersedia untuk menemui pihak Pak Nas. Jalan terlihat sudah terbentang lebar. Namun, karena Pak Hasjmy tidak secara permanen berada di ibu kota, hingga tidak selalu dapat memanfaatkan momentum yang tepat untuk mengadakan approach dan lobbing, maka beliau kuatir, hal ini akan menimbulkan stagnasi yang berupa kendala bagi mereka yang berniat meneruskan misi simpatik ini. Ternyata kemudian, Prof. B. J. Habibi dapat dengan memuaskan menyelesaikan misi tersebut. Prof. Ali Hasjmy dengan Presiden Hosni Mubharak Pada tanggal 27 Ramadhan 1413 H (22 Maret 1933 M) Prof. K.H. Muhammad Ali Hasjmy mendapat anugerah: Nauthoun Intiyazum Al JumhuryahAlArabyahAlMishryah Thabaqatil Ula atau Bintang Istimewa Kelas Utama Republik Arab Mesir yang disematkan langsung oleh Presiden Hosni Mubharak, karena dinilai berjasa di bidang dakwah dan pendidikan agama Islam. Beliau adalah warga negara Indonesia ke-4 yang memperoleh penghargaan tersebut. Masih diliputi trauma tragedi Presiden Anwar Sadat (alm), juga oleh sebab situasi akhir-akhir ini di Kairo, maka pengawalan keamanan kepresidenan boleh dikatakan ekstra ketat. Dalam pada itu, Prof. A. Hasjmy berniat menghadiahkan sebuah siwaih pusaka kepada Presiden Hosni Mubharak, namun oleh pihak protokoler kepresidenan, siwaih tersebut disarankan (harus diserahkan kepada ajudan Presiden; tetapi oleh kepiawaian diplomatis Prof. A. Hasjmy menjelaskan: siwaih pusaka ini justru bermakna sakti, apabila diselipkan langsung oleh tangan si empunyake pinggang Tuan
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 301 Presiden. Dengan demikian, siwaih ini merupakan senjata tajam asing pertama yang nyelonong ke istana dan langsung nancap di pinggang Sang Presiden. AH Hasjmy Obsesi yang Menembus Dimensi, Ruang, dan Waktu Teori Mekanika Kuantum menguraikan bahwa secara rasio hayati, seseorang dapat berada pada waktu masa lampau dan waktu masa depan. Namun empat dasawarsa yang lalu, secara hati nurani waktu masa depan. Namun empat dasawarsa yang lalu, secara hati nurani, Prof. Ali Hasjmy telah merekam dalam sajak-sajaknya, fenomena yang bahkan belum terpikirkan oleh pihak lain. Misalnya: Hati Dengki Dengan sunguh-sugguh Pintamu dahulu padaku Supaya kayu itu Kutanam di tengah padang Sembilan puluh lima derajat kini Pikiranmu berputar dari dulu Dengan tanganmu sendiri Kau tebang kayuku itu. Kutaraja, 7 Maret 1949 Dalang Penipu Waktu hendak engkau kembangkan payung itu dahulu, katamu: Tempat berlindung orang melarat Dikala panas dan hujan Dan setelah payung terkembang Di atas timbunan tulang belulang Korban perjuangan, engkau usir Si melarat itu ke pinggir Jogjakarta, 17 Desember 1949
- Page 274 and 275: 250 Drs. Ameer Hamzah Pandangan yan
- Page 276 and 277: Muhammad Hakim Nyak Pha Beberapa Ca
- Page 278 and 279: 254 Muhammad Hakim Nyak Pha mulus p
- Page 280 and 281: 256 Teungku A.K. Jakobi Dalam "Kora
- Page 282 and 283: 258 Teungku A.K. Jakobi dan Muhamma
- Page 284 and 285: 260 Haji Emhck Ali Akhirnya, sayabe
- Page 286 and 287: 262 Dr. H. Safwan Idris, M.A. konse
- Page 288 and 289: 264 Dr. H. Safwan Idris, M.A. tanda
- Page 290 and 291: 266 Dr. H. Safwan Idris, M.A. mata
- Page 292 and 293: 268 Dr. H. Safwan luns, M.A. Univer
- Page 294 and 295: 270 ' Dr. H. Safwan Idris, M.A. pen
- Page 297 and 298: * Mar iman Djarimin Birokrat yang C
- Page 299 and 300: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 275 k
- Page 301 and 302: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 277 l
- Page 303 and 304: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 279 K
- Page 305: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 281 m
- Page 308 and 309: 284 Drs. Sahlan Saidi persetujuan P
- Page 310 and 311: 286 Drs. Sahlan Saidi utama adalah
- Page 312 and 313: Harinder Singh Brar Dasa Windu Sang
- Page 314 and 315: 290 Harinder Singh Brar Go (Cina).
- Page 316 and 317: 292 Harinder Singh Brar Arifin, SH.
- Page 318 and 319: 294 Harinder Singh Brar Episode: In
- Page 320 and 321: 296 Harinder Singh Brar Kolektor :
- Page 322 and 323: 298 Harinder Singh Brar ini, penuli
- Page 326 and 327: 302 Harinder Singh Brar "Hati Dengk
- Page 328: 304 Harinder Singh Brar Jalur Tauhi
- Page 332 and 333: 308 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman a
- Page 334 and 335: 310 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman s
- Page 336 and 337: 312 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman s
- Page 338 and 339: 314 Prof. Dr. Darwis A. Soelaiman K
- Page 341 and 342: H.A. Muin Umar Prof. Ali Hasjmy yan
- Page 343 and 344: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 319 p
- Page 345 and 346: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 321 M
- Page 347 and 348: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 323 N
- Page 349: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 325 p
- Page 352 and 353: 328 Drs. H. Abel. Fattah lewat berb
- Page 354 and 355: 330 Drs. H. Abd. Fattah berdampinga
- Page 356 and 357: 332 Drs. H. Abd. Fattah umumnya. Pe
- Page 359 and 360: Sayed Mudhahar Ahmad Ali Hasjmy: An
- Page 361 and 362: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 337 o
- Page 363 and 364: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 339 p
- Page 365 and 366: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 341 S
- Page 367 and 368: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 343 m
- Page 369 and 370: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 345 J
- Page 371 and 372: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 347 m
- Page 373 and 374: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 349 N
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 301<br />
Presiden. Dengan demikian, siwaih ini merupakan senjata tajam asing pertama<br />
yang nyelonong ke istana dan langsung nancap di pinggang Sang<br />
Presiden.<br />
AH Hasjmy<br />
Obsesi yang Menembus Dimensi, Ruang, dan Waktu<br />
Teori Mekanika Kuantum menguraikan bahwa secara rasio hayati, seseorang<br />
dapat berada pada waktu masa lampau dan waktu masa depan. Namun empat<br />
dasawarsa yang lalu, secara hati nurani waktu masa depan. Namun empat<br />
dasawarsa yang lalu, secara hati nurani, Prof. Ali Hasjmy telah merekam<br />
dalam sajak-sajaknya, fenomena yang bahkan belum terpikirkan oleh pihak<br />
lain. Misalnya:<br />
Hati Dengki<br />
Dengan sunguh-sugguh<br />
Pintamu dahulu padaku<br />
Supaya kayu itu<br />
Kutanam di tengah padang<br />
Sembilan puluh lima derajat kini<br />
Pikiranmu berputar dari dulu<br />
Dengan tanganmu sendiri<br />
Kau tebang kayuku itu.<br />
Kutaraja, 7 Maret 1949<br />
Dalang Penipu<br />
Waktu hendak engkau kembangkan<br />
payung itu dahulu, katamu:<br />
Tempat berlindung orang melarat<br />
Dikala panas dan hujan<br />
Dan setelah payung terkembang<br />
Di atas timbunan tulang belulang<br />
Korban perjuangan, engkau usir<br />
Si melarat itu ke pinggir<br />
Jogjakarta, 17 Desember 1949