02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

298 Harinder Singh Brar<br />

ini, penulis rasakan bahwa hubungan tersebut telah mencapai fase-fase<br />

keseimbangan, kesenian, dan keseluruhan dalam konteks antara hubungan<br />

vertikal dan horizontal.<br />

Interaksi Horizontal<br />

Ali Hasjmy dengan Bung Karno dan Pak Harto<br />

Ali Hasjmy adalah individu yang bernasib sangat mujur, karena dapat<br />

berhubungan secara erat dengan Bung Karno dan Pak Harto, dua presiden<br />

negara kita hingga sekarang. Tidak banyak di antara kita mendapat kesempatan<br />

langka seperti ini.<br />

Pada waktu pengangkatan pertama beliau sebagai Gubernur Aceh oleh<br />

Bung Karno di tahun 1957, karena daerah Aceh sedang bergolak dan ada<br />

pertumpahan darah dan kobaran api, maka dalam suatu perjamuan oleh<br />

Mendagri Mr. Sunarjo (dalam kabinet Mr. Ali Sastroamidjojo, sebelum<br />

dijabat oleh Mr. Sanusi Ardjadinata pada Kabinet Kerja) di rumah Jalan<br />

Diponegoro, Jakarta, bertanya: "Apa yang diperlukan sebagai persiapan<br />

tugas?"<br />

Ali Hasjmy: "Saya hanya memerlukan air, bukan bensin."<br />

Ketika berita ini sampai kepada Presiden dalam suatu acara refreshing<br />

di Istana Cipanas, Jawa Barat, maka Bung Karno bertanya kepada Ali<br />

Hasjmy: "Apa yang kamu perlukan?"<br />

Ali Hasjmy: "Air! Pak"<br />

Bung Karno: "Lho! Apa di Aceh tidak cukup air?"<br />

Ali Hasjmy: "Untuk memadamkan api, diperlukan air yang banyak<br />

Pak."<br />

Bung Karno: "Kalau begitu, ambillah sesuka kamu."<br />

Nah, karena batu kelahiran beliau adalah Aquamarine dan<br />

Bloodstoned, yang berarti birunya air samudera dan batu warna merah darah,<br />

maka "falsafah air" dapat dengan gemilang beliau terapkan sewaktu menjabat<br />

Gubernur Aceh.<br />

Pada tanggal 15 Januari 1991, Ali Hasjmy menimbulkan suatu kejutan<br />

yang kontroversial, yaitu secara rela dan ikhlas, mewaqafkan seluruh harga<br />

benda yang tak ternilai kepada umat manusia. Jatuh miskin nestapakah<br />

sekarang beliau?<br />

* Baca bait ke-6 dalam sajak, di akhir tulisan ini.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!