02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

284 Drs. Sahlan Saidi<br />

persetujuan Pak Hasjmy. Kegiatan ini kami namakan "Lomba Penulisan<br />

Puisi Bintang Hasjmy". Tercatatlah sebagai Bintang Hasjmy I, A. Rivai<br />

Nasution, guru SMEA Negeri Sigli; urutan kedua, Syahruddin Selian dari<br />

Aceh Tenggara, waktu itu SMA Negeri I Banda Aceh; dan urutan ketiga<br />

Sersan Anwar Zeats (almarhum) dari Penerangan Angkatan Darat/ Iskandarmuda.<br />

Sejak tahun 1959 PKI melalui Lekra secara intensip merongrong<br />

kehidupan kebudayaan Indonesia dengan bebagai cara. Mereka mengibarkan<br />

panji-panji, bahwa untuk mencapai tujuan menghalalkan semua cara. Politik<br />

adalah Panglima yang menentukan semua sektor kehidupan. Jawaban terhadap<br />

rongrongan dan intervensi PKI ini, pada tanggal 17 Agustus 1963,<br />

seniman, budayawan, dan cendikiawan nonkomunis, melahirkan Manifes<br />

Kebudayaan yang ditandatangani antara lain oleh H.B. Yasin, Trisno<br />

Sumardjo [alm], Wiratmo Soekito, Gunawan Muhamad, dan Taufik Ismail.<br />

Manifes Kebudayaan mendapat sambutan dan dukungan yang luas . Tindak<br />

lanjut dukungan manifes tersebut ialah menyelengarakan Konperensi<br />

Karyawan Pengarang seluruh Indonesia. Panitia Pusat KKPI mengangkat<br />

tiga orang koordinator untuk Propinsi Daerah Istimewa Aceh, yaitu A.<br />

Hasjmy, Sahlan Saidi, dan Basri Iba Asghary. Ketika saya menghadap Pak<br />

Hasjmy, Pak Hasjmy memberi petunjuk: "Aceh harus mengirimkan utusan,<br />

paling tidak dua orang. Saudara Sahlan tolong buat rencana biaya untuk dua<br />

orang dengan fasilitas angkutan laut". Dengan dibekali surat pribadi Pak<br />

Hasjmy, saya temui beberapa tokoh dan pengusaha untuk mencari dana, di<br />

antaranya Tasbih Arif (alm), dan Bupati Aceh Timur.<br />

Ketika saya temui kembali Pak Hasjmy di Pendopo Gubernuran, beliau<br />

berpesan, "Berangkatlah dan jaga nama baik Aceh, saya tak sempat hadir,<br />

sampaikan salam kepada teman-teman". Pak Hasjmy menambah bekal dari<br />

kantongnya sendiri sebanyak Rp7.500,-, sebuah kata sambutan dan sehelai<br />

surat jalan yang diberikan oleh saudara TA. Talsya. Konperensi Karyawan<br />

Pengarang seluruh Indonesia berlangsung pada tanggal 1-8 Maret 1964 di<br />

Jakarta, dihadiri oleh 540 orang pengarang dari seluruh Indonesia.<br />

Pada suatu malam pada tahun 1985 Pak Hasjmy mengundang sejumlah<br />

seniman dari berbagai cabang seni untuk berdialog di aula Majelis Ulama<br />

Indonesia (di belakang Masjid Raya Baitur Rahman Banda Aceh),<br />

membicarakan situasi dan perkembangan kesenian Aceh. Diputuskanlah<br />

untuk membentuk Dewan Kesenian Aceh. Untuk menggarap lebih lanjut<br />

dibentuk sebuah tim. Dipercayakan kepada saya untuk mengetuai tim ter-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!