02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 265<br />

memiliki minat yang sangat besar kepada logo-logo dan beliau selalu men-<br />

cari orang-orang yang pandai membuat benda-benda simbol itu. Dengan<br />

kearifan itu kita merasa sangat dihargai oleh beliau dengan tanda-tanda<br />

pemberian itu. Pada setiap acara muzakarah Majelis Ulama, ratusan ribu<br />

rupiah dihabiskan untuk membuat logo dan plakat serta piagam-piagam<br />

penghargaan yang akan diberikan kepada pemakalah atau tamu-tamu ter-<br />

hormat dalam muzakarah.<br />

Menampilkan Sejarah Besar<br />

Salah satu obsesi penting dari A. Hasjmy ialah menampilkan sejarah Islam<br />

di Aceh dan Nusantara dengan sebaik-baiknya. Beliau ingin betul menampil­<br />

kan sejarah ini karena sejarah masa lalu mempunyai arti penting dalam<br />

membuat persepsi dan membentuk jati diri masyarakat. Sejarah masa lampau<br />

yang cemerlang penting dalam meningkatkan rasa percaya diri dan harkat<br />

serta martabat diri. Dan A. Hasjmy sebagai seorang tokoh politik sangat sadar<br />

akan peranan sejarah yang demikian itu. Hal ini dapat dipahami dari obsesi<br />

beliau tersebut dalam mencoba merekonstruksi sejarah Islam di Nusantara<br />

ini dan mengkomunikasikannya kepada generasi yang akan datang.<br />

Penemuan sejarah Islam Asia Tenggara oleh orang Islam sendiri sangat<br />

penting, karena penampilan sejarah Islam di Asia Tenggara oleh orang-orang<br />

Barat bisa sangat merugikan umat Islam itu sendiri.<br />

Untuk menampilkan sejarah Islam Asia Tenggara dengan sebaik-<br />

baiknya beliau terus mencari dan memahami konsep sejarah itu dengan<br />

sebaik-baiknya pula. Untuk ini, berbagai seminar tentang sejarah Islam di<br />

Asia Tenggara telah diadakan dan dikunjungi. Sebagai pimpinan lembaga<br />

Majelis Ulama Indonesia Propinsi Daerah Istimewa Aceh, beliau telah<br />

mencoba meletakkan konsep Asia Tenggara dan Nusantara menjadi suatu<br />

identitas sejarah yang jelas dalam konteks Islam. Misalnya, pada tahun 1980<br />

Majelis Ulama Indonesia Propinsi Daerah Istimewa Aceh telah mengadakan<br />

"Seminar Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia" di Rantau Kuala<br />

Simpang, Aceh Timur. Di antara pembahasan yang penting dalam seminar<br />

tersebut ialah tentang sudah masuknya Islam ke Indonesia sejak abad per­<br />

tama Hijriyah dan tempatnya yang pertama Islam menapak di bumi Nusan­<br />

tara ialah di Peureulak, Aceh Timur.<br />

Yang sangat menarik tentang berbagai seminar dan pertemuan itu ialah<br />

kehadiran pakar-pakar yang mewakili berbagai wilayah di Asia Tenggara dan<br />

menaruh minat pada sejarah Islam. Kehadiran mereka itu bukanlah semata-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!