02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 247<br />

Bulan Ramadhan tahun 1985 saya berkesempatan mengunjungi<br />

Teungku Muhammad Daud Beureueh yang terbaring sakit di rumah<br />

kediamannya. Orang tua sesepuh Aceh itu tidak lagi bisa melihat. Dalam<br />

pertemuan-pertemuan selama satu jam tersebut sayalebih banyak mendengar<br />

nasehat dari Abu ketimbang bertanya. Namun di awal pertemuan, saya sudah<br />

memperkenalkan diri sebagai seorang mahasiswa IAIN Ar-Raniry, Banda<br />

Aceh.<br />

"Di mana Banda Aceh itu?" tanya Abu Beureueh.<br />

Saya terdiam. Mengapa Abu tak tahu Banda Aceh? Pikir saya.<br />

"Kutaraja! Jangan sebut Banda Aceh. Itu nama pemberian Ali<br />

Hasjmy," tambah Abu.<br />

"Jangan sebut Banda Aceh, Abu lebih senang menyebut Kutaraja!"<br />

kata Teungku H. Usman Nien yang mempertemukan saya dengan Abu<br />

Beureueh. Dalam pertemuan yang hanya satu jam itu, Abu lebih banyak<br />

mengeritik A. Hasjmy.<br />

Hasil kunjungan tersebut saya sampaikan kepada A. Hasjmy, kritikankritikan<br />

Abu Beureueh juga saya ceritakan seadanya. (Bukan bermaksud<br />

mengadu domba, tetapi semata-mata untuk mengetahui sejarah). Saya pikir<br />

A. Hasjmy tersinggung, ternyata tidak. Beliau malah tersenyum. "Abu<br />

Beureueh tidak salah. Beliau itu seorang ulama sedangkan saya seorang<br />

sejarawan. Jadi pandangan dia dengan sayaberbeda, terutama dalam masalah<br />

politik," jelas A. Hasjmy. "Saya tukar nama Kutaraja menjadi Banda Aceh,<br />

sebab Kutaraja itu nama pemberian kolonial Belanda," jelasnya.<br />

Memang antara Abu Beureueh dan A. Hasjmy ada sedikit benang kusut<br />

dalam sejarah perjuangan di Aceh, namun tidak menyebabkan kedua tokoh<br />

besar Aceh itu terputus silaturrahmi. Begitu juga hubungan A. Hasjmy<br />

dengan tokoh-tokoh perjuangan yang lain, seperti Syamaun Gaharu, Hasan<br />

Saleh, Hasan Ali, dan M. Nur El Ibrahimy. Sebagai umat Islam, keduanya<br />

tetap baik dan bersilaturrahmi. Ketika Abu Daud Beureueh sakit A. Hasjmy<br />

sering menjenguknya.<br />

Kehidupan A. Hasjmy yang tak punya musuh, tak ada dengki dan<br />

dendam inilah menyebabkan beliau lebih banyak sehat ketimbang sakit, lebih<br />

banyak senyum ketimbang amarah. Selain itu beliau juga seorang lelaki yang<br />

romantis, senang kepada bunga dan banyak humornya. Humor-humor beliau<br />

lahir tanpa disengaja. Biasanya humor keluar dalam ceramah-ceramah<br />

beliau.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!