02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

246 Drs. Ameer Hamzah<br />

yang sama sekali tidak ada hubungan dengan tema yang sedang diberikan.<br />

Namun beliau tidak pemah memotong pertanyaan kita, meski setelah itu<br />

pertanyaan yang melenceng itu diarahkan.<br />

Seperti dosen yang lain, ia juga memberi PR (pekerjaan rumah) kepada<br />

para mahasiswa, misalnya membuat makalah, untuk kami diskusikan. Dalam<br />

diskusi tersebut saya kadang-kadang sangat ekstrim dan emosional,<br />

menyinggung sana sini, termasuk pribadi beliau. Namun beliau menjawab<br />

dengan tenang dan matang sehingga saya puas.<br />

Karena pribadi beliau yang begitu terbuka dan luwes, maka secara<br />

diam-diam saya sudah menjadikan beliau sebagai tokoh idola dan sangat saya<br />

kagumi. Buah pikiran beliau lewat buku-bukunya selalu menjadi rujukan<br />

saya, baik dalam adu argumentasi dengan sesama mahasiswa, maupun dalam<br />

ceramah-ceramah saya dalam masyarakat. Kalau saya membuat karangan,<br />

baik esai maupun puisi, juga sering kepada buku-buku beliau.<br />

"Huznuz Zan"<br />

Ketika saya memberitahukan kepadanya, ada di antara orang-orang tertentu<br />

yang tak suka pada pribadi A. Hasjmy, beliau langsung mengiyakannya.<br />

"Benar tidak semua orang simpati sama saya. Ada yang menuduh saya<br />

penjilat, egoisme dan perlu dikenang orang dan sebagainya. Terserah mereka<br />

yang menilainya. Saya tak pernah ingin tahu siapa orangnya. Bagi saya,<br />

kritikan sangat penting asal yang mémbangun. Bukan fitnah," kata Hasjmy.<br />

"Kalau ingin jadi kayu besar bersiaplah diterpa badai! Sebaliknya kalau ingin<br />

aman jadilah ilalang tetapi diinjak orang," tambahnya berfilsafat.<br />

Sebagai manusia biasa, A. Hasjmy memang tidak sempurna. Kelebihan<br />

dan kekurangannya adalah hal yang wajar. Kalau ia berhasil dalam berkarir<br />

sampai dapat menduduki berbagai macam kursi empuk dan terhormat, bukan<br />

berarti semua itu kebetulan. Tetapi karena usahanya yang gigih dalam<br />

berjuang menegakkan kemerdekaan. Beliau timbul tenggelam dalam<br />

panggung politik. Pernah masuk penjara di zaman Belanda dan awal<br />

kemerdekaan. Pernah menjadi korban fitnah PKI (Partai Komunis Indonesia).<br />

Namun semua itu dianggap romantika kehidupan, bunga-bunga<br />

perjuangan yang indah untuk dikenang. Pandangannya yang tajam menembusi<br />

era zaman. Politiknya yang halus tanpa harus menyimpan dendam.<br />

Selalu berprasangka baik (husnuz zan) terhadap kawan dan lawan.<br />

begini:<br />

Beningnya hati cucu Nek Puteh ini telah saya buktikan. Ceritanya

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!