02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

240 Teungku Hj. Ainal Mardhiah Ali<br />

semangat merdeka untuk mémbangun kota pelajar. Hari-hari penuh<br />

pengorbanan, rakyat yang dulu gelisah dilanda perang saudara, kini gembira<br />

ria mémbangun kampus mahasiswa.<br />

Setiap saya datang ke kampus, sering saya terharu menyaksikan rakyat<br />

yang datang dari berbagai pelosok dengan truk tua memikul cangkuh skup,<br />

dan parang. Mereka tak peduli, hujan, badai, dan panas. Keringat bercucuran<br />

di tubuhnya. Sesungguhnya, ini benar-benar sebuah pekerjaan yang tulus<br />

ikhlas berdasarkan kepercayaan mereka kepada pencetus ide yang ikhlas<br />

pula. Saya berani bertaruh, tanpa kharismatik seorang pemimpin tak<br />

mungkin rakyat mengorbankan segala tenaganya.<br />

V<br />

Kini A. Hasjmy sudah tua, seperti saya juga sudah tua, semakin hari semakin<br />

menua, tinggal menunggu hari-hari terakhir dari sisa usia. Kami ingin<br />

kembali ke hadirat-Nya seperti kembalinya para sahabat Nabi, tanpa<br />

meninggalkan harta di dunia ini. Kalau saya sudah mewakafkan semua<br />

bangunan gedung, masjid, dan rumah kepada Yayasan Pendidikan Cut<br />

Meutia di Jalan Teungku Chik Ditiro, Banda Aceh, kepada masyarakat, dan<br />

rumah saya di Jalan Teuku Nyak Arief kepada Yayasan Masjid Al Makmur,<br />

Yayasan Cut Meutia, dan Masjid Jami' Montasiek, tempat saya dilahirkan.<br />

Demikian pula Teungku Ali Hasjmy yang sudah mewakafkan rumah, buku-<br />

buku, tanah dan rumahnya kepada Perpustakaan dan Museum Yayasan<br />

Pendidikan Ali Hasjmy di Jalan Sudirman, Banda Aceh.<br />

A. Hasjmy tidak takut anak-anaknya menjadi miskin, sebab semua<br />

anak-anaknya sudah mampu mandiri. Tidak perlu lagi memberi harta<br />

warisan, sudah ada kepunyaan sendiri. Mereka sudah disekolahkan, ada yang<br />

menjadi insinyur, sarjana ekonomi, sarjana hukum, dan dokter. Oh, betapa<br />

indahnya hari tua, betapa manisnya mengenang perjuangan. Di masa muda<br />

menanam dan di masa tua memetik hasilnya.<br />

Sungguh berbahagia, hari-hari yang dilalui keluarga A. Hasjmy karena<br />

berhasil mendidik anaknya. Ini dalam konteks ahlul baitnya. Namun dalam<br />

konteks ummah, A. Hasjmy juga punya andil yang besar. Ia telah dianggap<br />

ayah angkat oleh sejumlah orang karena jasa-jasanya kepada pribadi ber­<br />

sangkutan, ia juga sudah dianggap menjadi ayahanda orang Aceh karena<br />

posisinya sebagai Ketua Umum LAKA dan MUI. Kalau bukan dia siapa lagi?<br />

Sebaliknya ia pun merasa berbahagia, sebab lewat Kopelma Darus­<br />

salam, terutama lewat rahim dua ibu kandung (Universitas Syiah Kuala dan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!