02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 239<br />

peristiwa bersejarah pula yakni Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (1961)<br />

dan yang sangat penting adalah Misi Hardi (1958) sehingga Aceh diakui<br />

sebagai Propinsi Daerah Istimewa Aceh, satu-satunya di Sumatra.<br />

Ketika Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh berlangsung di Blang<br />

Padang, saya mendapat kepercayaan sebagai satu-stunya peserta yang diberikan<br />

waktu untuk berpidato atas nama peserta dan mewakili semua golongan.<br />

Karena sukses pada tahap pertama ini, pihak anggota DPRD Aceh,<br />

termasuk saya dari Masyumi, sepakat memilih beliau kembali untuk memangku<br />

jabatan Gubernur Daerah Istimewa Aceh pertama, periode 1960-<br />

1964). Ketika itu Fraksi Masyumi mengutus saya untuk bertemu Pak Hasjmy<br />

meminta kesediaannya. Alhamdulillah, beliau bersedia.<br />

Dalam periode kedua inilah A. Hasjmy dan kawan-kawannya berhasil<br />

mengembalikan harkat dan martabat rakyat Aceh dengan membuat berbagai<br />

macam terobosan yang berarti. Rakyat Aceh pantas mengenangnya sebagai<br />

tokoh pendidikan. Beliau adalah putra bangsa terbaik di antara putra-putra<br />

yang lain.<br />

Beliaulah yang mencetuskan ide pembangunan Kota Pelajar Darussalam<br />

termasuk perkampungan-perkampungan pelajar seluruh Aceh, sebab<br />

menurutnya, Aceh baru maju dengan pendidikan. Beliau pula yang meminta<br />

Presiden Soekarno supaya menambah Kubah Masjid Raya Baitur Rahman<br />

dari tiga kubah menjadi lima kubah seperti sekarang. Soekarno langsung<br />

membantu memberikan biaya. Kata A. Hasjmy, Pancasila lima, Rukun Islam<br />

lima, maka Masjid Raya Baitur Rahman pun sebaiknya lima kubahnya.<br />

Soekarno mengiyakannya.<br />

Khusus menyangkut pembangunan Kopelma Darussalam, saya<br />

sebagai wanita juga banyak terlibat di dalamnya, karena saya dipercayakan<br />

sebagai salah seorang panitia. Masih segar dalam ingatan saya, ketika<br />

Presiden Soekarno meresmikan Kampus Darussalam, tanggal 2 September<br />

1959.<br />

Ketika Soekarno berpidato di depan wanita-wanita Aceh, saya<br />

dipercayakan oleh Gubernur A. Hasjmy menjadi protokol. Soekarno senang<br />

terhadap penampilan saya waktu itu.<br />

Saya tidak ingin mengungkapkan sejarah ini lebih panjang, sebab<br />

sudah banyak ditulis orang, tetapi saya ingin memberi nilai lebih kepada<br />

kemampuan A. Hasjmy mempersatukan rakyat bergotong royong bersama

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!