02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 223<br />

Divisi Rencong sangat aktif diberbagai medan pertempuran dalam<br />

mempertahankan kedaulatan wilayah Republik Indonesia (1945-1949)<br />

seperti menyerbu dan merampas persenjataan Jepang di Lhoknga dan pertempuran<br />

di Front Medan Area yang menjadikan Aceh terkenal sebagai<br />

Daerah Modal Republik Indonesia (1948).<br />

Dalam pertempuran-pertempuran di Front Medan Area itulah saya<br />

merasakan betapa sangat berartinya peran Pak Hasjmy selaku Pemimpin<br />

Umum Kesatrya Pesindo Divisi Rencong yang telah menyumbangkan<br />

persenjataannya termasuk meriam-meriam hasil perebutan senjata di<br />

Lhoknga. Meriam-meriam itulah yang menjadikan Komando RIMAmenjadi<br />

tersohor namanya karena dx-back up oleh Pasukan Meriam (pimpinan<br />

Nukum Sanany).<br />

Kapten Nukum Sanany dikenal sebagai macan perang di Medan Area.<br />

Juga ketika Clash DL Nukum dengan Resimen Artileri Divisi X/TNI Komandemen<br />

Sumatera (Komandan Resimen Mayor Nyak Neh) telah membuktikan<br />

kebolehannya dalam pertempuran di Kutaraja Lhoknga, Uleelheue, dan<br />

berbagai front di Aceh. Perlu dicatat bahwa resimen ini memiliki personalia<br />

yang lengkap dan berbobot antara lain dengan ikutnya mantan Perwira<br />

Jepang, Koroiwa (yang berganti nama Keuchik Ali) dan kawan-kawan duduk<br />

sebagai Penasehat Pertahanan. Sedangkan Mayor Ali Hasjmy bertindak<br />

selaku Penasehat Khusus. Resimen ini mempunyai ikatan yang erat dengan<br />

Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) Resimen II Aceh-Divisi Sumatera<br />

(TP Aceh). Ketika itu saya menjadi anggota Detasemen Tentara Pelajar<br />

Resimen II Aceh dan bertindak selaku instruktur Detasemen Pasukan<br />

Meriam TP Aceh di Mata Ie, sementara itu di Baterey-II Artileri pimpinan<br />

Nukum Sanany, saya ditugaskan sebagai Perwira Intelijen. Sedikitnya, saya<br />

pernah bahu-membahu bersama Nukum dan Koirawa di Medan Area pada<br />

Agresi I (1947), dan pada Agresi II (1948-1949), saya kembali bersama<br />

Nukum di Geuceu sekaligus membaur dengan Tentara Pelajar di Aceh.<br />

Umara, Negarawan<br />

Pada tahun 1957 beliau diangkat sebagai Gubernur Kepala Daerah Propinsi<br />

Aceh. Pada masa Gubernur A. Hasjmy itulah Aceh menerima predikat<br />

Daerah Istimewa, antara lain karena perjuangan Pak Hasjmy jualah. Selaku<br />

Gubernur Kepala Daerah, Pak Hasjmy bukan semata-mata tampil dengan<br />

* B. Wiwoho, Pasukan Meriam Nukum Sanany: Sebuah Pasak dari Rumah Gadang Indonesia<br />

Merdeka (Jakarta: Bulan Bintang, 1985)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!