02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

222 H. Araran Zamzami, S.E.<br />

tidak membuatnya jera, justeru sebaliknya, semangat perlawanan dan semangat<br />

merdeka kian mekar, menyemai subur di dada pemuda ini. Kiprahnya<br />

pada organisasi dan kegiatan politik anti-Belanda kian mencuat setelah<br />

kembali ke Aceh dan tak pemah meninggalkan daerah tersebut meski terlau<br />

banyak kesempatan yang ditawarkan dan Ali Hasjmy tak bergeming. Beliau<br />

dan Aceh seolah-olah kesatuan yang tak terpisahkan.<br />

Ya, meskipun berawal sebagai pendidik (guru), organisator pemuda (di<br />

antaranya HPII-Himpunan Pemuda Islam Indonesia, yang berinduk pada<br />

Permi-Persatuan Muslimin Indonesia; Sepia-Serikat Pemuda Islam Aceh,<br />

yang kemudian berubah menjadi Peramiindo-Pergerakan Angkatan Muda<br />

Islam Indonesia; IPI-Ikatan Pemuda Indonesia, yang jadi BPI-Barisan<br />

Pemuda Indonesia kemudian PRI-Pemuda Republik Indonesia dan terakhir<br />

memakai cover baru sebagai Pesindo-Pemuda Sosialis Indonesia, akhirnya<br />

menggerakkan kekuatan bersenjata karena Pesindo melengkapi dirinya dengan<br />

membangun barisan bersenjata yang diberi nama Divisi Rencong<br />

dengan susunan: Nyak Neh sebagai Panglimanya, dan M. Saleh Rahmany<br />

selaku Kepala Staf Divisi. Sedang A. Hasjmy ditetapkan sebagai Pemimpin<br />

Umum Kesatria Pesindo Divisi Rencong karena beliau adalah Ketua Umum<br />

Pesindo Aceh.<br />

Peranan Divisi Rencong dalam perang mempertahankan kemerdekaan<br />

Republik Indonesia di Aceh, sangat besar. Bersama divisi-divisi lainnya<br />

seperti Divisi ChikDi Tiro, Divisi Payabakong, bahu-membahu bersama TRI<br />

(Tentara Republik Indonesia) menghadapi Belanda dan para kaki tangannya<br />

di seluruh medan tempur, baik di Aceh maupun Sumatra Timur.<br />

Tentang hal itu, saya dapat mengingatnya sampai hal sekecil apa pun,<br />

karena masa itu saya bergabung dalam Baterey Artileri Kesatuan Komando<br />

Resimen Istimewa Medan Area (RIMA). Kesatuan kami justeru mendapat<br />

bantuan persenjataan (termasuk senjata-senjata berat, meriam-meriam hasil<br />

rampasan dari Jepang di Lhoknga) dari Divisi Rencong pimpinan Ali<br />

Hasjmy.<br />

Seperti diketahui angkatan bersenjata di Aceh lahir dari gabungan<br />

kesatuan-kesatuan laskar rakyat dan TRI (TKR-BKR) di samping embrionalnya<br />

adalah kesatuan bersenjata yang dibentuk oleh Jepang seperti Key Gun,<br />

Gyu Gun (di Jawa lebih dikenal dengan nama PETA-Pembela Tanah Air),<br />

Tokubetsu Kaisatsutay, Heiho, dan sebagainya.<br />

* Amran Zamzami, Jihad Akbar di Medan Area (Jakarta: Bulan Bintang, 1990)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!