02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

220 H. Amran Zamzami, S.E.<br />

umat, memperbaiki masyarakat, dan gerak langkah beliau merupakan bagian<br />

yang tak terpisahkan dari sejarah perjuangan serta pembangunan bangsa<br />

Indonesia, khususnya di Aceh.<br />

Dengan demikian fatwa kepujanggaan Ali Hasjmy tidak hanya ditulis<br />

berupa karya sastra, namun beliau wujudkan dalam perikehidupan. Sehingga<br />

keindahan sastra bagi Pak Hasjmy bukanlah sekedar pemuasan kebutuhan<br />

batin secara individu, melainkan sebagai bagian integral dari ukhuwah dan<br />

dakwah. Boleh jadi, itulah yang turut mendengarkan nuansa keindahan bagi<br />

kehidupan masyarakat Aceh di tengah pelangi kehidupan bangsa Indonesia.<br />

Pendidik dan Pejuang<br />

Prof. Ali Hasjmy adalah pujangga-pejuang. Pejuang yang telah membuktikan<br />

diri kepeloporannya lewat pena. Baginya, kalam adalah jalan Ilahi.<br />

Mujahid sejati. Dan lebih dari itu, perjuangan A. Hasjmy untuk bangsanya<br />

terutama bagi rakyat Aceh adalah bagian dari upaya membebaskan umat<br />

manusia dari keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan.<br />

Sungguh! Meskipun space perjuangannya di Aceh, namun scope-nya<br />

nasional, bahkan internasional, karena memiliki kadar universal. Pujangga<br />

kita ini adalah pejuang di jalan Allah yang menggunakan bumi sebagai<br />

pijakan dan langit junjungan sebagai huniannya.<br />

Tak diragukan, kepeloporan Ali Hasjmy dalam layar kehidupan sosial<br />

masyarakat Aceh, merupakan kesatuan yang tak terpisahkan bagai zat dan<br />

sifat, rupa dan kandungan, gerak dan arah.<br />

Agaknya, Ali Hasjmy sudah tersurat dilahirkan sebagai pejuang. Hal<br />

itu tidak lepas dari sejarah panjang Perang Kolonial melawan Belanda yang<br />

terjadi di bumi Iskandar Muda. Rakyat Aceh yang tak pernah menyerah pada<br />

Belanda merupakan latar sosial bagi kehadiran seorang anak laki-laki yang<br />

terlahir dari pasangan Teungku Hasjim dan Nyak Buleun. Ayahanda dan<br />

Ibunda A. Hasjmy itu mewarisi darah pejuang. Teungku Hasjim adalah putra<br />

Pang Abbas (Panglima Perang dari Kesatuan Komando Teuku Panglima<br />

Polem Muda Perkasa), sedangkan Nyak Buleun adalah putri dari Pang Husin<br />

(yang gugur secara gagah berani pada suatu pertempuran yang dipimpinnya<br />

dalam Perang Kolonial Belanda di Aceh).<br />

Istri Pang Husin yaitu Nyak Puteh (nenek A. Hasjmy), tak pernah<br />

menikah lagi setelah sang suami syahid, konon sebagai tanda kesetiaan cinta.<br />

Wanita itu menghabiskan sisa hidupnya untuk mendampingi sang cucu, A.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!