02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

198 H. Badruzzaman Ismail, S.H.<br />

beberapa duta besar Barat, datang khusus ke MUI-Aceh untuk berdiskusi dan<br />

mendapat informasi langsung pada Prof. A. Hasjmy, tentang perkembangan<br />

umat Islam Indonesia dan negara-negara Islam di Timur Tengah, serta hal-hal<br />

khusus yang berhubungan dengan sosial politik dan keamanan di Aceh,<br />

lebih-lebih pada saat memuncaknya Perang Teluk antara Irak dengan<br />

Amerika dan sekutu-sekutunya. Duta-duta besar Barat yang datang itu,<br />

antara lain Duta Besar Amerika Serikat, Belanda, dan Inggris, dan beberapa<br />

duta besar lainnya.<br />

Dalam salah satu diskusi tajam yang nyaris menaikkan emosi Duta<br />

Besar Inggris di MUI Aceh, di mana saya turut menyaksikannya, di kala A.<br />

Hasjmy berkata, bahwa: Salah satu sebab terjadinya Perang Teluk dan<br />

peperangan lainnya di Timur Tengah, adalah karena Amerika dan antek-antek<br />

sekutunya sangat memihak dan memanjakan Israël, untuk menguasai hakhak<br />

orang Arab. Pada hal maksud kedatangan Duta Besar Inggris ingin<br />

menjelaskan kepada ulama Aceh, bahwa keterlibatan Inggris dengan sekutunya<br />

Amerika menyerang Irak, karena persoalan politik antara Irak dan<br />

Kuwait, jadi katanya, Pemerintah Inggris tidak memusuhi dan berperang<br />

dengan umat Islam. Perang Teluk, semata-mata masalah politik, kata Duta<br />

Besar Inggris. A. Hasjmy, tentu tidak menerimanya, pernyataan duta besar<br />

itu, namun beliau sebagai negarawan, mantan Gubernur Aceh (1957-1964),<br />

mantan pejuang/pimpinan Divisi Rencong, mantan Ketua Majelis Departemen<br />

Sosial Lajnah Tanfiziah DPP-PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia<br />

Pusat) dan mantan Rektor IAIN Ar-Raniry (1977-1982) dan sebagai seorang<br />

jurnalis/kolumnis sepanjang zaman, sangat memahami masalah-masalah<br />

politik nasional, malahan dunia internasional.<br />

Tak mengherankan, sepanjang hidupnya beliau, tak pernah lekang<br />

sepadi pun dengan berbagai informasi dunia. Beliau suka membaca majalah,<br />

surat kabar, berita televisi, dan radio. Saya menyaksikan setiap waktu, beliau<br />

tak pernah lekang dengan radio kecilnya, apalagi kala bepergian ke luar<br />

daerah atau luar negeri, dan sejak dini pagi hari, sudah menyetel radionya,<br />

di seantero dunia, sehingga beliau begitu cepat menangkap informasi dan<br />

menganalisanya. Itulah sebabnya yang saya perhatikan, bahwa A. Hasjmy<br />

benar-benar nara sumber, ibarat sumur yang tak pernah kering airnya.<br />

Kombinasi ketekunannya membaca buku, berdialog, menulis dan kedisiplinannya<br />

selalu berada dalam arus informasi baru, maka beliau selalu<br />

dapat menghasilkan pemikiran dan konsepsi-konsepsi yang aktual dan<br />

mengikuti segala arus tanda-tanda perubahan zaman. Hal ini terbukti dalam<br />

umur delapan puluh tahun yang senja ini, beliau masih menjadi Rektor

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!