02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

196 H. Badruzzaman Ismail, S.H.<br />

Aceh di dalamnya. A. Hasjmy sangat teguh dan penuh wibawa dalam<br />

kebesaran pakaian adat Aceh, dengan menyandangkan rencong atau kadangkadang<br />

siwah yang berbalut emas di pinggangnya, tampil dalam forumforum<br />

seremonial besar, upacara adat perkawinan, resepsi kenegaraan,<br />

seminar, dan simposium, baik skala daerah, nasional maupun internasional.<br />

"Bangsa yang besar, adalah bangsa yang mengenai dan menghargai<br />

sejarah bangsanya," demikian kata-kata filosofis yang sering di ucapkan oleh<br />

para pemimpin bangsa, sejak Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto, di<br />

zaman canggih global sekarang ini.<br />

Kesan pertama saya ke luar negeri, sebagai Petugas Haji Indonesia<br />

(TPHI ), di Arab Saudi tahun 1978, dalam melaksanakan tugas sekaligus<br />

dengan penunaian Ibadah Haji, setiap waktu saya memakai kopiah (peci<br />

hitam), bukan kopiah putih sebagaimana kebanyakan orang lain memakainya<br />

begitu turun di Jedah, kenyataannya di mana-mana saya ditegur oleh berbagai<br />

bangsa, dengan kata-kata: You come from Indonesia? Min Indonesia?<br />

Kopiah hitam rupanya, salah satu identitas bangsa Indonesia. Saat itu saya<br />

bangga dan lebih berwibawa, karena terasa sebagai duta bangsa. Kini, dengan<br />

kesan pengalaman berikutnya, saya dalam kedudukan sebagai Sekretaris<br />

Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Propinsi Daerah Istimewa Aceh,<br />

sejak tahun 1987, di mana Prof. A. Hasjmy sebagai Ketua Umumnya, sampai<br />

periode sekarang ini, di samping saya sebagai Asisten Direktur Bidang<br />

Umum pada Perpustakaan dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy,<br />

mendapat undangan/jemputan menghadiri Seminar Internasional Sejarah<br />

Negeri Pahang di Kuantan Malaysia, bersama Prof. A. Hasjmy.<br />

Dengan pakaian adat Aceh lengkap, bagian dari identitas budaya<br />

bangsa Prof. A. Hasjmy bersama saya memasuki forum resepsi peresmian<br />

pembukaan seminar oleh Sultan Pahang, tanggal 16 April 1992. Begitu<br />

hadirin memperhatikan, saya bangga dan bersemangat sebagai utusan<br />

bangsa. Demikian juga di kala saya saksikan dan ikut dalam rombongan<br />

pakaian adat Aceh yang lebih besar, yang dipimpin oleh Prof. A. Hasjmy,<br />

sebagai utusan dari MUI dan LAKA menghadiri Simposium Serantau Sastra<br />

Islam, yang berskala internasional, dengan pesertanya dari cendekiawan<br />

Malaysia, University Kebangsaan Malaysia.University Malaya, University<br />

Islam Antar Bangsa Kuala Lumpur, Mindanao State University Philippines,<br />

Universitas Gajah Mada, utusan dari Riau, Indonesia, dan dari University<br />

Brunei, Negara Brunei Darussalam, sendiri, sebagai tuan rumah<br />

penyelenggara simposium dari tanggal 16-18 November 1992. Kehadiran<br />

rombongan MUI-LAKA pada simposium di University Brunei dengan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!