02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

194 H. Badruzzaman Ismail, S.H.<br />

Bahasa dan Kebudayaan Melayu di Rantau Asia Tenggara bahkan di wilayah<br />

Bumantara lainnya, akan dimanfaatkan oleh ± 256 juta lebih rakyat kawasan<br />

nusantara.<br />

Mereka akan menggunakan bahasa yang satu (Bahasa Melayu Indonesia,<br />

Bahasa Melayu Malaysia, Bahasa Melayu Singapura, Bahasa Melayu Brunei<br />

Darussalam, Bahasa Melayu Pattani/Thailand, Bahasa Melayu Campa/Kamboja<br />

dan Bahasa Melayu Srilangka dalam satu Kebudayaan.<br />

Sebelumnya, pada "Seminar Bahasa Melayu" yang berlangsung dua<br />

hari di Balai Sidang (Auditorium) Pusat Islam Singapura (15-16 Februari<br />

1992) Prof. A. Hasjmy, mengikuti dengan penuh minat pidato dan tanggapan<br />

dari pakar-pakar bahasa Melayu dan budayawan Melayu, sehingga<br />

berkesimpulan, bahwa cita-cita Mr. Mohammad Yamin (seorang tokoh Sumpah<br />

Pemuda), yang merindukan kelahiran Bahasa dan Kebudayaan Melayu<br />

Raya, insya Allah, telah menjadi kenyataan paling lambat 26 tahun yang akan<br />

datang.<br />

Apa yang dicapai oleh A. Hasjmy dalam menata dan meniti karier<br />

sepanjang kehidupannya, tidaklah terjadi dengan sendirinya, Beliau<br />

menyemaikan cita-cita dengan aneka macam perjuangan, belajar, membaca<br />

dan menulis. Dialog, berdiskusi, seminar dan simposium, di mana saja<br />

(dalam/luar negeri), dengan pemuda, remaja, wanita, di lingkungan<br />

akademisi/perguruan tinggi, para pakar/intelektual dan biroktrat, mulai pada<br />

eselon rendah di desa, sampai ke tingkat di atas kongres nasional pusat<br />

Jakarta, asal diundang pasti datang dan tepat waktu segera dan tidak beradu<br />

acara. Tepatlah cita-citanya, kalau beberapa belasan tahun lalu, A. Hasjmy,<br />

bersajak:<br />

MENDAKI GOENOENG<br />

Kelana bermimpi mendaki goenoeng,<br />

Goenoeng tinggi menjampoe awan,<br />

Berkali-kali djatoeh tertaroeng,<br />

Tidak pernah berhati bosan.<br />

Setiap tertaroeng bangoen kembali,<br />

Mengajoen kaki dengan tenang,<br />

Minat hati kepoentjak tinggi,<br />

Ketempat mata bebas memandang.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!